Chapter 18 - Reality

6.3K 423 73
                                    

Cutie Pie Translation
Novel by Bambam

Mood song untuk chapter ini Terlalu Sayang by Shanna Shannon.
Baru kali ini Kuea keliatan rapuh banget. Ngga kuat banget sama chapter ini. Saat lagi seancur-ancurnya perasaan si Kuea, Lian saying all the promises and sweet words. Aku suka novel ini fokus sama nyelesein masalah diantara sepasang kekasih dengan komunikasi dan ngga melebar kemana-mana. Thanks god ngga ada drama-drama ngga jelas macam orang ketiga, amuk-amukan, yah gitu deh, anyway...😂😂
Kemana kucari yang macam Hia Lian?! 😮‍💨

>>>>>

Gilayn Wang tersenyum melihat tingkah paranoid Nu-Kuea, meski dia pura-pura cuek dan duduk disebelahnya di sofa. Series TV menayangkan adegan action pengejaran tokoh jahat. Gilayn tak terlalu suka nonton series, jadi lah dia mengantuk dengan mudahnya. Dia pun akhir-akhir ini banyak memeras otak sampai-sampai energinya perlu diisi.

"Ah, hia..."

"Biar aku mengisi energiku."
Lian berbaring dengan kepala menumpu pada pangkuan tunangannya yang menatapnya curiga. Nu-Kuea terlihat tegang namun membiarkan Lian tidur dipangkuannya. Karena Nu-Kuea tak tahu harus bersikap bagaimana, Lian menarik tangannya lalu menaruhnya dikepalanya.
"Tolong, tepuk-tepuk kepalaku."

"Tapi aku lebih muda dari hia...itu tidak sopan."

Bagaimana Lian bisa lupa kalau Nu-Kuea adalah tuan muda yang sempurna?
"Tak ada siapa pun di sini kecuali aku dan Nu-Kuea... Yang kita lakukan sekarang disebut hak istimewa sepasang kekasih."
Mata tajamnya yang berbinar mengunci pemuda yang telinga, pipi, dan lehernya memerah. Kuea si tunangan nakal yang sama sekali tak punya pengalaman romantis. Nu-Kuea hanya punya Hia Lian sepanjang hidupnya, jadi dia tak pernah memikirkan hal-hal seperti ini <Notes: Romantic gesture maksudnya>. Lian lah yang harus mengajari Kuea sedikit demi sedikit.
"Waktu aku mengusap kepalamu dan memelukmu, apa rasanya menyenangkan, hm?"

"Apa-apaan dengan pertanyaan hia...? Aku tak tahu."

Gilayn Wang terduduk dan memposisikan tangannya disisi Kuea, mencegahnya lari darinya. Satu tangannya yang bebas menyentuh pipi halus Kuea sebelum dia memberikan ciuman lembut cukup lama dibibir itu. Perlahan, Lian menyudahi ciumannya lalu membelai pipi Nu-Kuea yang memerah seraya berbisik sampai hidungnya menyentuh telinga Nu-Kuea.
"Ketika kita berciuman, apa kamu menyukainya?"

"Hia menggodaku."
Nu-Kuea merajuk...bibirnya terkatup rapat. Dia tampak gusar, seperti seekor kucing mengembangkan bulunya. Apa dia tahu kalau itu sama sekali tak mengintimidasi melainkan menggemaskan?

"Aku tak pernah menggoda Nu-Kuea."

"Hia sedang melakukannya sekarang."

"Aku menunjukkan padamu hal yang biasa dilakukan pasangan. Kalau bukan kamu, aku tak ingin berciuman atau pun dekat dengan siapa pun. Bisa kah kamu menenangkanku dengan mengatakan kalau kamu pun merasakan yang sama?"

"Hia..."

"Orang yang spesial buatku adalah Nu-Kuea. Bisa kah aku jadi yang spesial untukmu?"
Meski Lian adalah orang yang blak-blakan dan tak bisa membuat suasana romantis dan mengawang-awang, dia berusaha jadi pria yang lembut.

"Hia pasti sudah tahu jawabannya."

"Jadi, dugaanku benar kalau kamu juga suka menciumku?"

"Bu...Bukan itu maksudku!"

"Jadi...apa kamu suka dicium olehku?"

"Ugh, hentikan. Hia jahat."
Merasa digoda, Nu-Kuea menunduk, menghindari kontak mata. Gilayn Wang kembali berbaring dengan kepala bertumpu dipangkuan Kuea. Cahaya lampu terpantul dibola mata tajamnya yang menatap wajah malu sedang berpaling. Meski begitu, Nu-Kuea mengusap lembut kepala Hia Lian.

Novel Terjemahan - ZeeNuNewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang