10.2 ; The Wedding Debt

6.9K 1K 18
                                    

Maga selalu menjadi saksi dari setiap peristiwa yang tidak ingin Hippo bagi dengan laki-laki itu. Waktu seolah sengaja mengaitkannya dengan Maga berulang kali meski mereka saling benci karena perbedaan misi tetapi visi mereka sama, yaitu mendapatkan Tulip dan menjaganya. Ketertarikan dan hati mereka tertuju pada satu perempuan yang sama. Dan itu menyebalkan.

"Kalo gue kemaren nggak berniat dateng buat cari tahu dimana Tulip berada ke lo, mungkin lo udah mati duluan. Bukan cuma kening berdarah doang."

Maga menunggunya di parkiran. Tak peduli berapa lama waktu yang harus dihabiskan Maga untuk menunggu Hippo dan membahas satu hal dan lainnya yang saling berkaitan.

"Mau apa?" balas Hippo.

Maga menghela napas panjang saat mengamati wajah Hippo yang masih dibalut perban di kening pria itu. Harusnya seorang bos besar bisa beristirahat di rumah karena tragedi yang menimpanya, tapi Hippo tidak menggunakan kesempatan istirahat sama sekali.

"Kemauan gue jelas. Jangan libatkan Tulip di dalam hidup lo yang kacau itu. Dari dulu, lo adalah sumber keburukan buat Tulip. Kecelakaan itu harusnya menimpa lo, bukan Tulip. Tapi dia berkorban buat laki-laki pembawa masalah dalam hidupnya. Trauma akibat kecelakaan itu bikin dia lupa siapa om Yuga yang udah membohonginya dengan mengubah identitas, lupa bahwa dulu Tulip selalu dimanipulasi sukses atas kerja kerasnya sendiri, padahal lo yang bekerja di belakang memudahkan jalan Tulip. Dia lupa, kalo om Yuga yang dia suka punya perempuan lain dan bikin insiden itu terjadi. Gara-gara lo, Tulip bahkan sulit inget sama gue."

Hippo menatap Maga dengan kesal. "Kamu pikir saya sengaja melakukan semua itu?"

"Walaupun lo nggak sengaja, tapi kehadiran lo di hidup Tulip cuma nambahin masalah." Maga menunjuk luka di kening Hippo. "Itu bukti kalo Tulip nggak akan aman dengan hidup bersama seorang Hippomenes Yugasyah. Banyak bahaya mengintai kalo Tulip masih ada di sekitaran—"

"Kamu bukan Tuhan, Magada. Lagi pula, saya tidak akan membiarkan bahaya dialami Tulip kembali. Terlebih saat ini dia sedang mengandung anak kami, saya menjaganya lebih dari saya menjaga diri sendiri."

Maga tertegun. Serangan Hippo adalah menggunakan bayi yang Tulip kandung, bayi mereka.

"Apa lo bilang?"

"Tulip mengandung bayi kami. Itu yang saya bilang. Jadi, berhenti mengejarnya. Kami akan segera menjadi keluarga dan cinta Tulip bukan untuk kamu."

Hippo jelas menang sedari dulu karena hati Tulip sudah tertambat pada pria itu. Sedangkan Maga, dia hanya lelaki yang beberapa tahun lebih tua dari Tulip dan hanua dianggap sebagai teman bekerja saja. Hanya Maga yang menyimpan perasaan cinta berlebih untuk Tulip, sedangkan Tulip mengarahkan tatapannya pada Hippo seorang.

"Ingat Maga, ini bukan kisah drama dimana pemeran pembantu bisa menjadi peran utama. Saya dan Tulip sudah mencintai sejak lama, hanya saja situasi membuat kami sempat saling terlepas. Sekarang, saya tidak akan melepaskan Tulip, juga anak kami."

Maga berniat memukul wajah Hippo, tapi Hippo lebih dulu menghindar—tak seperti kemarin ketika orang bertubuh tegap melayangkan pukulan.

"Saya akan gunakan kekuasaan saya jika kamu berani menyentuh saya, Maga!"

"Harusnya lo gunakan kekuasaan itu buat cari tahu siapa yang mengincar lo dan Tulip!"

Hippo tidak perlu nasihat dari Maga mengenai hal itu. Kemarin, Hippo sudah langsung menghubungi Lentera dan meminta pria itu meringkus orang suruhan Teresia. Ya, pria itu memang suruhan Teresia si anak manja yang masih saja mengganggu hidup Hippo.

Nanti, Hippo akan mengatakan pada ayahnya untuk memberikan peringatan pada perusahaan papa Teresia jika anak manja itu kembali berniat menyakiti Hippo. Apa pun risikonya, Hippo tak mau luka yang dialaminya akan dialami Tulip.

"Kamu sangat menyedihkan, Magada." Hippo tidak mengindahkan Maga yang masih tak terima dengan ucapan Hippo. Kali ini Maga harus benar-benar tahu diri dan tidak mencari keberadaan Tulip lagi. Hippo akan mencari tempat lain untuk mereka tinggal karena kemungkinan besar Maga menyadari rumah kemarin adalah tempat yang Tulip tempati.

[Kita ungkit dikit-dikit masa lalu dengan fokus ke Hippo, ya. Aku lagi nulis special chapter 8 buat upload di KK. Untuk yang nanti mau detail, bisa cek ya. Happy reading 💕😊]

The Wedding Debt / TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang