Jeffrey tersentak dan segera berhenti melangkah ketika Edna tiba-tiba menoleh dan menodongkan pedang kayu ke arah lehernya. Jus jeruk di tangan lelaki itu tumpah sedikit akibat gerakan mendadak tadi
'6 bulan... Kalau aku bisa membunuh orang itu 6 bulan lagi, aku tidak perlu melihat mayat Ibu dan Ayahku' batin Edna dalam hati, napasnya terengah dengan mata yang menatap Jeffrey tajam
"Sedang apa kau disini?" tanya gadis bersurai ungu itu seraya akhirnya menurunkan pedangnya dari leher sang tunangan
"Aku... Membawakan minum"
"Tidak perlu, aku belum haus. Bawa saja itu pergi bersamamu, aku mau latihan lagi"
Jeffrey bersuara ketika Edna hendak berbalik badan, "Edna, jangan terlalu memaksakan dirimu. Nanti kau terluka" pesannya khawatir
"Pergilah." balas Edna tak acuh dengan singkat sebelum kembali mengambil ancang-ancang mengayunkan pedang lagi. Dia menggertakkan gigi sambil menggumam pelan di sela-sela latihan
"Kau tidak akan pernah mengerti penderitaanku"
Di novel aslinya, hari kematian orang tua karakter antagonis hanya ditulis sekali dalam kilas balik ketika 'Gretta' merasa hidupnya tidak adil. Edna membaca bagian itu sepintas di kehidupan pertamanya dan tidak merasakan apapun spesial karena berpikir itu adalah latar belakang yang memang diperlukan karakter antagonis
Tapi dia mulai mengerti perasaan itu setelah bereinkarnasi sebagai Edna Schnee di kehidupan keduanya. Seluruh hidupnya hancur dalam sehari di hari Marquis dan Marchioness Schnee ditemukan tewas bersimbah darah. Para pelayan berusaha menutupi mata Edna supaya anak kecil tersebut tidak mengalami trauma melihat mayat kedua orang tuanya sendiri, namun sayangnya dia sudah melihat semuanya. Meski tidak menghitungnya dengan pasti, dia tahu ada sekitar sepuluh luka tusukan di tubuh ayahnya, dan berpuluh-puluh di tubuh Ibunya sebab Edna adalah orang pertama yang menemukan mayat mereka.
Saat itu untuk sesaat, dunia Edna seperti berhenti berputar. Dia yang awalnya datang karena tidak bisa tidur jadi diam terpaku melihat tubuh orang tuanya yang sudah kaku dengan banyak darah sementara otaknya memikirkan kenapa ini bisa terjadi.
Kenapa orang tuanya? Kenapa harus keluarganya? Apa salah Ibu dan Ayahnya? Siapa... Pelakunya?
Mengingat kenangan lawas yang mengerikan membuat Edna semakin bertekad untuk menyelamatkan orang tuanya. Tidak seperti kehidupan sebelumnya, kali ini dia tidak akan menjadi orang yang pertama melihat mayat orang tuanya, melainkan menyaksikan mayat paman Eleanor selaku pelaku percobaan pembunuhan pada ibu dan ayahnya yang perlahan berubah kaku.
Dengan tekad yang sangat kuat, Edna melatih tubuh serta kemampuannya tanpa henti, waktu pun tidak terasa sudah 6 bulan berlalu dan hari yang dia tunggu-tunggu selama setahun pun semakin dekat.
E D N A
Aku menatap pantulan diriku di cermin lalu menghela napas, ada lingkaran hitam yang cukup tebal di bawah mataku. Sehari lagi hari 'itu' datang, dan aku tidak bisa membuang waktu sedetikpun bahkan untuk sekedar tidur
Kemampuanku memang berkembang banyak sejak saat itu, tapi efek sampingnya aku jadi kurang tidur dan gampang pusing. Dalam sehari aku hanya bisa tidur selama 1-2 jam saja, sebab selain banyak waktu terpakai untuk latihan pedang serta menjaga Gretta, ada mimpi buruk yang mencegahku untuk terlelap setiap malam
Mimpi itu menampilkan semua kejadian buruk di kehidupan kedua, mulai dari kematian Ibu dan Ayah sampai hukuman mati Gretta serta Rery. Rasanya begitu menakutkan untuk tidur lagi meskipun begitu terbangun aku langsung berlari untuk memastikan anggota keluargaku masih bernapas.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Villainess Sister
Historical FictionEdna Schnee baru menyadari jika dirinya adalah karakter di sebuah novel menjelang akhir cerita. Sesuai novelnya, dia menjadi penjahat yang paling kejam setelah para protagonis membunuh adiknya, Gretta Schnee, yang juga merupakan tokoh antagonis disa...