Kereta kuda Schnee yang ditumpangi Edna dan Sophia berhenti di depan sebuah gerbang, dua orang ksatria penjaga gerbang tersebut yang melihat logo keluarga Edna tampak saling melirik sebelum berjalan mendekati kereta kuda
Salah satu diantara mereka sempat berbicara dengan ksatria pengawal sebelum mengetuk pintu, menunduk hormat ketika Sophia membukakan pintunya, "Mohon maaf, My Lady. Anda sepertinya sudah berjalan ke arah yang salah, gerbang ini adalah gerbang teleportasi yang digunakan untuk hal darurat yang bersifat penting"
"Kalau begitu kami sudah berada di tempat yang benar" Sophia membalas, membuat dua ksatria itu mengerutkan kening.
"Lady Edna Schnee ingin melewati gerbang ini menuju ke wilayah Diven karena ada hal darurat yang harus dilakukan jadi buka gerbangnya"
"Maaf, kami tidak bisa melakukannya. Meski kami tidak mengetahui hal darurat apa yang sedang terjadi, kami tidak bisa membukakan gerbang pada siapapun karena Yang Mulia Raja melarang kami jika tidak ada surat perintah langsung dari beliau"
"Kami tidak berniat lewat secara gratis, kami akan membayar biaya masuk"
"Meskipun begitu-"
"Aku adalah tunangan Jeffrey Diven yang sering menggunakan gerbang teleportasi ini untuk pergi ke wilayah Schnee. Aku akan membayar biaya masuk sama besarnya seperti yang dia bayar"
Dua penjaga gerbang tersebut mendongak melihat Edna yang baru saja menyela ucapan mereka. Kemudian menoleh ke satu sama lain seolah berdiskusi menggunakan telepati
"Kalian tidak mungkin membiarkannya lewat jika harganya sesuai ketentuan Raja jadi katakan saja berapa harga yang Jeffrey bayar dan aku akan membayar dengan harga itu. Aku tidak punya waktu banyak"
"..... Tuan muda keluarga Diven membayar pajak masuk seharga 100 juta pound dalam sekali lewat, Lady"
"100 ju-Omong kosong apa yang baru saja kalian katakan ini?! Kenapa harganya bisa sampai semahal itu!" seru Sophia kesal, terkejut dengan yang baru saja di dengarnya. Wanita itu menatap kedua ksatria di depannya dengan nyalang sebelum menoleh ke arah Edna. "Nona, mereka pasti sudah membohongi kita. Tidak mungkin tuan Jeffrey membayar biaya semahal itu-"
"Sophia, kita tidak punya banyak waktu. Berikan saja mereka 100 juta yang mereka inginkan" putus Edna tidak sabar. Sophia melirik sekitar dengan gerakan canggung lalu menggeleng pelan pada nona nya
".... Kita tidak punya uang sebanyak itu, nona. Saya memang membawa semua dana bulanan anda seperti yang diperintahkan, namun itu hanya tersisa 50 juta pound saja." bisiknya
'Ck, sial!' batin Edna kesal, gadis bersurai ungu itu terpaksa memutar otak mencari cara lain. Sayangnya mau dipikir bagaimana pun, dia tidak bisa sampai ke wilayah Diven dengan cepat selain menggunakan gerbang teleportasi
"Sepertinya kalian tidak punya uang cukup. Silakan putar arah dan kembali pulang, jangan mengganggu pekerjaan kami" usir salah satu ksatria penjaga gerbang itu yang membuat Sophia mengepalkan tangan kesal
"Dasar ksatria rendahan, melihat mereka merendahkan anda membuat saya kesal jadi sebaiknya kita pergi saja, nona" ajak wanita itu, dia mengerutkan kening saat sang nona justru mengangkat tangan menghentikannya
Mungkin berkat terhimpit waktu, Edna jadi tiba-tiba mengingat sesuatu dari kehidupan sebelumnya yang menarik. "Sophia," panggilnya namun tatapannya masih lurus ke arah dua ksatria tersebut
"Ya, nona?"
"Menurutmu bagaimana respon Yang Mulia Raja dan para bangsawan lain ketika mereka mengetahui alasan sebenarnya Jeffrey Diven dapat bebas pulang-pergi menggunakan gerbang teleportasi yang sangat penting itu?" tanya gadis itu, seringai antagonisnya melebar ketika melihat para ksatria menatapnya sambil tanpa sadar menelan ludah
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Villainess Sister
Historical FictionEdna Schnee baru menyadari jika dirinya adalah karakter di sebuah novel menjelang akhir cerita. Sesuai novelnya, dia menjadi penjahat yang paling kejam setelah para protagonis membunuh adiknya, Gretta Schnee, yang juga merupakan tokoh antagonis disa...