Chapter 11 : The Blume Twin

4.9K 669 39
                                    

Usai acaranya diresmikan oleh sang Ibu, Genio duduk bersama beberapa anak lain. Mereka sibuk memujinya dan berharap bisa dekat dengannya, tapi sang Pangeran malah sibuk celingukan mencari seseorang

Dia lalu berdecak pelan, tidak suka dengan banyaknya orang yang mempunyai warna rambut hitam disini karena mereka membuatnya jadi kesulitan menemukan gadis itu.

"Apa terjadi sesuatu, Yang Mulia?" seorang anak perempuan yang duduk di meja yang sama bertanya bingung, Genio menoleh dan menghela napas. Gadis ini juga berambut hitam, tapi dia kalah cantik jauh dengan si mata ungu

"Yang Mulia...?"

"Tidak apa-apa" balas Genio seraya tersenyum sekilas, dia mengangkat cangkir tehnya seraya menunggu waktu yang pas untuk meninggalkan meja dengan sopan dan mencari gadis bermata ungu tadi

Beberapa anak mencoba untuk mengobrol dengan sang Pangeran menggunakan berbagai topik yang bisa mereka temukan, tapi Genio sama sekali tidak tertarik dan hanya merespon seperlunya supaya tidak ada yang menyebutnya sebagai Pangeran yang buruk

"Yang Mulia, baru-baru ini ayah saya mengembangkan-"

"Dimana Jeffrey Diven?" Genio memotong ucapan salah satu tamunya ketika baru menyadari bahwa kursi yang seharusnya diduduki oleh kakaknya kosong. Para tamu saling melirik sebelum salah satu diantara mereka menjawab

"Tuan Diven sudah meninggalkan kursinya cukup lama, Yang Mulia"

"Benar, sepertinya anda tidak tahu, tapi tuan Diven tiba-tiba beranjak pergi setelah melihat ke suatu arah cukup lama dan belum kembali lagi hingga saat ini"

Genio mengerutkan kening dan seorang anak dengan poni yang menutupi wajahnya angkat bicara meski dengan sedikit gagap karena terlalu gugup

"Se-Sepertinya du-duke muda terlibat pe-pertengkaran di meja itu tadi, Ya-Yang Mulia" ucapnya seraya menunjuk ke suatu meja

'Pertengkaran? Kak Jeffrey yang baik hati itu?' batin sang Pangeran bingung, tapi kemudian dia menyadari bahwa ini mungkin satu-satunya kesempatannya untuk pergi, dan dia pun memanfaatkan nya sebaik mungkin

"Ah.bagaimana.ini.?.Aku.sangat.khawatir~Sepertinya.aku.harus.mencari.Jeffrey.Diven.sekarang.juga" Genio berakting dengan suara yang kaku, dia memasang ekspresi khawatir yang terlihat sekali palsu, meninggalkan tamunya tanpa pilihan selain mempersilakan dia untuk pergi

"Kalau begitu dengan berat hati saya undur diri dulu" ucap sang Pangeran dengan senyuman lebar sebelum turun dari kursi

"Saya akan menemani anda-"

Genio yang hendak pergi mengangkat tangan menghentikan siapapun yang ingin ikut itu. Tanpa menoleh dia berkata, "Tidak perlu. Ini sudah tugasku sebagai Pangeran sekaligus tuan rumah pesta hari ini. Kalian para tamu cukup nikmati pestanya saja sudah sangat membantuku"

Setelah berhasil berjalan cukup jauh dari mereka, sang Pangeran Mahkota tersenyum bangga pada akting yang menurutnya hebat tadi. "Mereka semua pasti tertipu hehe" kekehnya senang

Genio menoleh ke kanan dan kiri, mencari gadis bermata amethyst itu. Dia sepertinya harus berterima kasih pada Jeffrey nanti, berkatnya Genio bisa pergi dari meja tanpa harus dimarahi ibu karena meninggalkan tamu nanti

"Dimana dia?" gumamnya penasaran sambil terus berjalan. Masih sibuk memperhatikan para tamu wanita berambut hitam, dari kejauhan seorang anak lelaki berlari menghampirinya dengan buru-buru

"Pangeran! Tolong kami, Pangeran. Haah... A-Ada seseorang yang memukuli kami dengan tongkat kayu!" lapor anak itu panik seraya mengatur napasnya yang tidak teratur akibat berlari

I'm The Villainess SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang