Penjara bawah tanah bukanlah hal yang asing lagi bagi seorang mantan bos antagonis semacam Edna Schnee
Dulu dia sering pergi ke tempat yang dingin, gelap, serta menyeramkan seperti itu untuk menghukum dan menyakiti orang-orang yang mempunyai salah padanya. Eleanor adalah salah satu korban yang membuat Edna menghabiskan banyak waktunya disana hanya untuk melihatnya disiksa tanpa ampun
Tapi entah pengaruh dari dirinya yang kembali ke tubuh anak-anak atau bagaimana, kini penjara bawah tanah terasa sangat asing dan menyeramkan. Lantai yang dingin dan lembap, jeruji besi menjulang tinggi dan ruangan dengan pencahayaan minim, hanya ada beberapa obor menyala di lorong di malam hari.
Gadis bersurai ungu itu meringkuk memeluk kedua kakinya yang kedinginan, matanya menatap kosong ke arah langit malam berwarna merah yang sesekali mengeluarkan suara menggelegar di udara dari balik jendela teralis kecil sel penjara tempatnya
Sebenarnya dimana yang salah? Apa dan bagaimana masalah itu muncul? Edna memikirkan ramuan léčitel lagi berkali-kali sejak dibawa kesini untuk menemukan apa yang salah, tapi dia tidak mengingat adanya satupun kesalahan. Semua bahan ditakar hati-hati dan tidak ada masalah apapun terkait pengolahannya karena dia sangat tidak ingin hal semacam ini terjadi
Kalau begitu harusnya tidak ada masalah, tapi kenapa...
'Apa ini akibat dari berusaha merubah takdir sekali lagi? Atau ini hukuman untukku karena sudah berani merubah takdir sekali?' batin nya
"Kenapa harus Duchess yang terkena imbasnya.. Harusnya hukum aku saja langsung" gumamnya. Hatinya terasa sakit ketika ingatan pilu akan Duchess yang kondisinya langsung memburuk usai meminum léčitel tadi kembali terputar di otaknya
Duchess yang tadinya masih bisa berbicara banyak tiba-tiba terbatuk begitu keras dan memuntahkan darah di tangannya, lalu seolah itu tidak cukup, ketika hendak dibawa ke penjara tadi Edna sempat melihat dari kejauhan bahwa wanita itu mengalami kejang.
Duke berlutut di pinggir ranjang dan menggenggam erat tangan istrinya sementara semua orang terlihat panik dan bergerak cepat kesana-kemari berusaha untuk memegangi tubuh Duchess sambil menunggu dokter datang
Air mata Edna turun bebas ke pipi. Ini semua salahnya.
Seandainya Duchess tidak meminum obat sialan itu, beliau pasti masih hidup sekarang meskipun waktunya sudah tidak tersisa banyak.
Pintu luar penjara bawah tanah berderit terbuka dan ada langkah kaki keras yang semakin mendekat dengan setiap langkah. Edna bergerak cepat mengusap air matanya, ini pasti Duke yang datang untuk menyiksanya.
Gadis itu memejamkan mata, bersiap menerima nasib buruk yang sedang mendatanginya ketika telinganya mendengar suara seseorang familiar
"Edna! Ternyata kau disini"
Mata Edna reflek terbuka lebar, kemudian tersentak pelan karena silau dengan lampu yang dibawa oleh sosok itu. Dia mengerjap sejenak, menyipitkan mata untuk memperjelas penglihatannya
"Kau... K-Kenapa?" tanya nya terkejut
"Kau baik-baik saja? Tunggu sebentar, aku akan segera membuka pintunya"
"Tidak, jangan. Jangan dibuka." tolak gadis bersurai ungu itu cepat, dia memalingkan pandangan karena tidak sanggup bertatapan dengan iris biru orang itu. Jeffrey Diven.
".... Aku akan mengeluarkan mu"
"Pergilah, Jeffrey" usirnya, namun seolah tidak mendengar penolakannya, Jeffrey tetap bergerak cepat membuka sel Edna
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Villainess Sister
Historical FictionEdna Schnee baru menyadari jika dirinya adalah karakter di sebuah novel menjelang akhir cerita. Sesuai novelnya, dia menjadi penjahat yang paling kejam setelah para protagonis membunuh adiknya, Gretta Schnee, yang juga merupakan tokoh antagonis disa...