Chapter 10 : Male Lead's Tea Party

5.3K 698 34
                                    

Pesta teh Pangeran Mahkota adalah salah satu efek kupu-kupu yang muncul akibat Edna merubah kejadian masa lalu. Harusnya mereka, khususnya Gretta, tidak bertemu dengan para pemeran utama sebelum usianya menginjak 16 tahun

Namun berhubung Edna memilih untuk menyelamatkan seseorang yang seharusnya mati sesuai alur, ada berbagai kejadian yang mulai melenceng dari alur aslinya

Gadis bersurai ungu itu menoleh ke arah Gretta, "Gretta, apa pendapatmu tentang Pangeran?" tanya nya serius mengabaikan lirikan dari para pegawai butik yang sedang membantu mereka untuk mencoba gaun baru untuk pesta sang Pangeran

"Kenapa?"

"Katakan saja. Ini penting"

"Pangeran di dongeng itu manja, bodoh, aneh, tidak berguna, selalu datang terlambat, dan sok keren. Aku tidak suka mereka" jawab sang adik tanpa perlu berpikir lama akibat terlalu sering mendengar cerita 'asli' dongeng buatan Edna

"Yang harus kau ingat, adikku, terkadang dongeng dibuat dari kisah nyata. Begitu pula dengan sang Pangeran, kau mengerti maksudku kan?"

Gretta mengangguk, "Maksudnya mau dongeng atau bukan, Pangeran itu tetap menyebalkan, 'kan?"

"Bagus, Gretta. Kakak senang kau akhirnya mengerti" balas Edna seraya tersenyum bangga, dia menatap gaun merah yang membalut tubuh adiknya. "Kau terlihat cantik dengan gaun ini" pujinya

"Aku suka gaun ini karena warnanya merah, warna favoritku" balas Gretta seraya berputar pelan untuk menunjukkan bagian belakang gaun yang dipakainya

"Kalau begitu kita bilang ke ibu untuk membeli yang ini saja ya?"

"Oke. Kakak juga akan mengambil gaun ungu itu?"

Edna menatap pantulan dirinya di cermin beberapa saat sebelum mengangguk. "Aku tidak masalah dengan ini"

'Yang penting bukan gaunnya, tapi bagaimana caranya untuk mencegah Gretta bertemu dengan Pangeran Genio' batin gadis bersurai ungu itu seraya menatap adiknya yang setengah berlari menghampiri ibu mereka di ruang tunggu butik. Edna memang sudah mendapat jawaban yang memuaskan dari Gretta tadi, tapi biasanya kenyataan tidak seperti teori.

Meskipun enggan mengakuinya, para pemeran utama termasuk Genio tidak bisa dipungkiri memang memiliki paras rupawan yang diluar nalar. Dia khawatir adiknya jatuh cinta pada pandangan pertama dengan sang tokoh utama lagi seperti sebelumnya

Genio hanya memikirkan satu wanita, yaitu Eleanor sepanjang hidupnya dan kalau misalnya Gretta jatuh cinta (lagi) dan mencoba memaksa untuk menggeser Eleanor dari hati lelaki itu (lagi), maka seluruh mimpi buruk kehidupan kedua akan terulang kembali

Tuhan tidak memberinya kesempatan baru untuk menyaksikan semuanya kembali ke alur asli novel, Edna harus menghalangi keduanya untuk bertemu entah itu di pesta nanti, maupun di waktu-waktu yang lain. Lebih baik dari awal Gretta tidak pernah bertemu dengan Genio dan hanya sekedar mengenalnya dari rumor para bangsawan saja daripada dia harus berakhir tersakiti

"Tolong mengerti aku Gretta, aku tidak berharap yang lain. Ada banyak lelaki tampan di dunia ini, siapapun boleh selain sang tokoh utama, Genio Hezky." Edna memilin pelan gaun yang dipakainya seraya tersenyum miris

"Sepertinya itu juga berlaku untukku"

*****

Karena undangannya terlalu mendadak, Raja memutuskan untuk benar-benar menggelar pesta teh dua hari setelah undangan dikirim guna memberi waktu para bangsawan untuk bersiap sekaligus menyempurnakan jamuan di Istana. Genio yang baru tahu pagi ini sempat ngambek karena itu artinya dia harus menunggu sehari lagi untuk bertemu tunangan Jeffrey, tapi semua itu tidak penting lagi begitu Jeffrey datang untuk bermain hari ini

I'm The Villainess SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang