Keesokan harinya, Edna tidak meninggalkan kamar tamu dan hanya berbaring di atas ranjang seharian. Dia beralasan kondisi tubuhnya melemah lagi, sehingga atas perintah Duchess semua keperluan nya dikirim langsung ke kamar
Padahal dia sudah sengaja seperti itu untuk menghindari rasa bersalah karena ucapannya kemarin, tapi tanpa sadar sepertinya ada bagian kecil hatinya yang masih berharap Jeffrey akan muncul dengan senyuman konyolnya bersama dokter Walter yang datang untuk mengecek kondisinya sore ini.
"Kondisi tubuh anda sudah jauh lebih baik. Apa ada keluhan lain sebelum saya undur diri, nona muda?" tanya dokter Walter usai memeriksa, Edna sempat menjeda sebentar kemudian menggeleng
'Apa yang aku harapkan? Bodoh sekali' pikirnya sendu
"Kalau begitu saya pamit undur diri, silakan beristirahat kembali nona"
"Iya" Edna menjawab pelan, dia menatap kepergian sang dokter sampai depan pintu dan keningnya mengerut ketika menangkap dokter Walter sempat membungkuk hormat pada sesuatu di pinggir pintu sebelum pintu kamarnya ditutup
'Siapa itu? Apa mungkin....'
Gadis bersurai ungu itu menyibak selimut lalu bergerak menurunkan kaki dari ranjang, namun sebelum kakinya menapak ke lantai berlapis karpet dia berhenti
"Memangnya apa yang mau kulakukan kalau itu benar dia? Sadarkan dirimu, Edna Schnee. Ini adalah jalan terbaik bagi kehidupan kita. Masih ada jutaan laki-laki tampan dan baik di dunia ini, membuang Je- Orang itu... Bukanlah masalah besar" gumamnya pelan pada diri sendiri
Edna mendongak mendengar sesuatu, sebuah kertas berwarna putih muncul dari celah bawah pintu disusul dengan suara langkah kaki yang terdengar terburu-buru menjauh.
Turun dari ranjang, tangan Edna terulur meraih kertas putih di lantai. Gadis itu membaliknya dan dalam hitungan detik langsung mengenali tulisan tangan Jeffrey yang sudah sangat khas di kertas itu.
"Kepada, Tunangan ku Edna Schnee.
Edna, kudengar kau tidak enak badan lagi. Bagaimana kondisi mu sekarang? Apa mungkin kesehatanmu menurun karena kejadian kemarin malam? Aku memikirkannya seharian ini dan sangat khawatir kau jadi sakit karena itu.
Kau boleh tidak memaafkanku, tidak memaafkan ayahku juga pun tidak apa-apa. Lakukan apa yang kau inginkan Edna, aku kan melindungimu. Meski itu ayahku atau Yang Mulia Raja sekalipun, akan kupastikan kau tidak mengalami kejadian traumatis lagi
Oleh sebab itu kuharap kau tidak terlalu mengkhawatirkan banyak hal dan semoga Dewa Kesehatan cepat memberimu kesembuhan.
P.s Sebenarnya seharian ini aku sangat merindukanmu dan berkali-kali ingin menjengukmu, tapi aku menahannya sekuat tenaga supaya kau bisa banyak istirahat dan cepat sembuh.
-Jeff"
Sudut bibir Edna terangkat sedikit tanpa dia sadari, namun itu tidak berlangsung lama sebab ekspresinya kembali datar seiring dia melipat kembali kertas tersebut dan meletakkannya di atas nakas
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Villainess Sister
Historical FictionEdna Schnee baru menyadari jika dirinya adalah karakter di sebuah novel menjelang akhir cerita. Sesuai novelnya, dia menjadi penjahat yang paling kejam setelah para protagonis membunuh adiknya, Gretta Schnee, yang juga merupakan tokoh antagonis disa...