Chapter 12 : Sendagilea

4.6K 576 15
                                    

Sendagilea.

Edna terus membuat lingkaran dengan pena nya di kata itu. Dia lalu menghela napas panjang dan melemparkan penanya

Sedagilea adalah nama dari tanaman obat sekaligus bahan utama dan paling penting dalam pembuatan obat léčitel.

Di kehidupan kedua, setelah banyak orang tahu bahwa tanaman ini bisa menyembuhkan penyakit yang seperti kutukan itu, ada banyak orang mulai menanam dan mencari tanaman ini meski tidak bisa mengolahnya. Tapi sekarang Sendagilea yang masih hidup tidak bisa ditemukan dimana pun, entah itu di toko tanaman maupun apotek.

Apotek hanya menyediakan Sendagilea dalam kondisi sudah dikeringkan maupun menjadi bubuk sebab mereka hanya mengetahui tanaman ini bagus untuk menyembuhkan flu

Edna memerlukan banyak Sendagilea yang masih hidup dan berada di dalam pot karena itu adalah salah satu ketentuan yang harus dipenuhi jika ingin mengekstrak tanaman ini. Proses pengolahan nya sangat rumit dan tidak boleh salah langkah sedikitpun atau obat itu malah bisa menjadi racun bagi penderita blue spider lily.

Pusing takut tidak bisa membuat léčitel untuk Duchess Diven, gadis berambut ungu itu memutuskan untuk mencari suasana baru sebentar dengan pergi mencari Gretta di ruang bermain

".... Ng? Dimana Gretta?"

Tidak seperti biasanya, Gretta tidak ada disana ketika Edna membuka pintu. Buku dongeng kesukaan anak itu juga masih tersusun rapi di rak yang berarti adiknya sama sekali tidak kesini sejak pagi. Lalu dimana dia?

"Nona Gretta pergi berlatih pedang, nona"

Gadis bersurai ungu itu tersentak kaget, menoleh ke arah Sophia yang ada di belakangnya. "O-Oh.. Begitu. Tapi bukankah tidak ada jadwal berlatih hari ini?"

"Nona Gretta meminta jadwal berlatih pedangnya ditambah karena bosan sendirian ketika anda pergi ke kelas privat," balas Sophia, dia memiringkan kepala seraya menatap atas untuk mengingat sesuatu, "Selain itu seingat saya nona Gretta berkata ingin melindungi orang-orang yang ditindas sehingga dia harus sering latihan berpedang"

'Orang-orang yang ditindas... Caelus Blume maksudnya?' batin Edna dengan kening berkerut tidak suka. "Kalau begitu aku akan pergi ke Gretta" putusnya

"Nona Edna," Sophia memanggil ketika sang nona melewatinya

"Apa?"

"Nyonya berkata sebentar lagi tuan Jeffrey akan berulang tahun dan beliau ingin tahu apa yang akan anda berikan sebagai hadiah untuknya"

Edna menatap pengasuhnya lalu menjawab sekenanya. "Entahlah, belum terpikirkan"

"Nyonya berkata jika anda belum memikirkannya, mulai pikirkan sekarang karena ulang tahun tuan Jeffrey tidak lama lagi" respon Sophia cepat seolah menduga dia akan membalas seperti itu

"Kapan ibu berkata seperti itu?" tanya gadis bersurai ungu itu curiga, Sophia mengamati ekspresi nonanya lalu tertawa pelan.

"Kenapa kau tertawa? Jangan bilang itu bukan ucapan Ibu tapi darimu sendiri?"

Sambil masih tertawa, Sophia mendekat lalu mengusap rambut Edna. "Marchioness sungguh mengatakannya sendiri pada saya saat hendak pergi bekerja pagi ini, nona. Lagipula semua orang di mansion ini sudah tahu bahwa anda tidak menyukai tuan Jeffrey, jadi bukan hal aneh apabila ibunda anda dapat menebak respon anda" jelasnya

'Hm, aneh. Kalau semua orang disini saja sudah tahu jika aku setidak suka itu pada Jeffrey, tapi kenapa Jeffrey sendiri terlihat tidak menyadarinya? Dia bahkan bukan orang yang bodoh, atau kepekaan nya akan sekitar yang sangat buruk?'

I'm The Villainess SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang