Part 24

16.7K 1.2K 10
                                    

Hi hello annyeong bonjour 🏃
Biasakan untuk follow dan vote terlebih dahulu sebelum membaca!

Dia bisa ku ajak bercanda tapi tak bisa ku ajak bersama

Happy Reading 🤸
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Katia telah sampai di ruang KepSek dan sedang sibuk memakan cemilan yang ada di meja kepsek sembari menunggu Dady nya datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Katia telah sampai di ruang KepSek dan sedang sibuk memakan cemilan yang ada di meja kepsek sembari menunggu Dady nya datang.

Pak KepSek menatap Katia dengan tatapan malas karena setiap Katia memiliki masalah dan berakhir di ruang kepsek ia akan menghabiskan cemilan yang ada disana.

"Makan pak" Ucap Katia seraya memberi toples isi kacang ke arah Pak Budi.

Pak Budi mendengus mendengar ucapan Katia. "Heh ini cemilan saya yah, seenaknya saja kamu ini makan tanpa ijin dari yang punya" Ucap Pak Budi tidak terima.

"Hehe dari pada gak dimakan kan mubazir mending di abisin aja sekalian" Ujar Katia sambil mengunyah kacang.

Tak lama pun Avraam datang dengan wajah datar nya. "Ada masalah apa lagi ini pak" Ucap Avraam to the point

"Ekhem begini Pak Avraam Katia mencoba membunuh Nina di rooftop dengan pisau dapur ntah dari mana. Tapi beruntung nya Zeno dan para teman-teman nya datang tepat waktu dan disitu hanya ada luka goresan di pipi dan paha Nina"

"Dan jangan lupakan benturan di kepala" Potong Katia

"Nah iya, Sekarang korban berada di rumah sakit bersama Zeno dan Abang Katia sendiri tentunya. Dan ini adalah pisau yang digunakan oleh Katia untuk membunuh Nina" Jelas Pak Budi seraya menyerahkan pisau yang di temukan di TKP

"Benar begitu Katia?" Tanya Avraam dengan nada dingin

"Ck, ya nggak lah, saya juga kalo mau bunuh orang liat-liat tempat dulu dan kalo bunuh di tempat terbuka kayak sekolah ini itu sama aja menyerahkan diri dengan mudah" Bantah Katia

"Apakah bapak sendiri tidak curiga mana mungkin kalo saya gores dia dengan pisau ini tentunya ada bekas darah dari si kuyang disini, tapi lihat pisau ini bersih gak ada noda darah sama sekali" Jelas Katia dengan serius

"Benar juga disini tidak ada bekas darah" Pikir Avraam

"Benar, tapi bisa saja dia membersihkan darah itu terlebih dahulu" Pikir Pak Budi

"Lalu siapa yang menggores dan membenturkan kepalanya, disana hanya ada kamu dan Nina" Ucap Pak Budi kurang yakin.

"Saya mengaku kalo saya memang salah karena sudah menggores pipi dan pahanya tapi untuk benturan di kepala itu dirinya sendiri yang buat"

"Soal saya yang akan membunuh Nina itu salah karena Nina sendiri lah yang membuat drama itu" Jelas Katia

Pak Budi dan Avraam mengangguk-angguk kan kepalanya.
"Bagaimana kami bisa mempercayai mu Katia?" Tanya pak Budi

Transmigrasi Darya [PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang