Chapter 16

2 0 0
                                    

Tubuhnya yang sudah dalam balutan abaya berwarna rosebrown dengan hijab pashmina senada, mulai memasuki lobi rumah sakit sebelum akhirnya ia akan meninggalkan rumah sakit itu untuk beberapa saat. Tujuan utamanya saat ini adalah ruang ICU—tempat di mana Ibundanya di rawat.

"Katanya kalau siang keadaannya udah membaik, udah bisa dipindah ke ruang rawat, tapi tetap dengan selang oksigennya," ujar Selina sesaat setelah sahabatnya datang.

"Berat sebenarnya meninggalkan Ibu dalam keadaan seperti ini, tapi gue juga nggak bisa gitu aja lupain Aish," sautnya dengan menghela napasnya panjang.

"Ibu pasti akan baik-baik saja, lo tenang aja. Jangan sampai di depan Aish lo murung kaya gini, nanti dia malah curiga!"

"Ya udah gue pergi dulu, titip Ibu. Selalu kabarin gue gimana perkembangannya."

"Siap! Lo pergi sama El, 'kan?" tanya Selina yang di jawab anggukan kepala oleh Ayana.

Awalnya Ayana ingin pergi sendiri dengan bus, tetapi keadaan sang ibunda yang tiba-tiba drop membuat Noel tidak tega membiarkan gadis itu pergi sendirian. Setelah berargumen dan menimbang-nimbang, akhirnya Ayana pun setuju untuk pergi di antar oleh lelaki anak Bapa itu.

Selama di perjalanan Aya terus memikirkan keadaan Ibu nya yang sedang tidak baik-baik saja. Namun, ia segera menepis pikiran-pikiran buruknya itu, ia tidak ingin ibunya kenapa-napa dan Aya juga harus menyembunyikan itu dari adek satu-satunya.

Untuk memecah keheningan selama perjalanan, lelaki di balik kemudi itu menyalakan radio mobilnya.

"Okee, lagu pertama sudah diputar. Dalam banget ya lagunya, Jo."

"LDR paling jauh itu ya ini, LDR beda Tuhan."

"Bener banget, tapi jangankan 'aku yang mengadah dan tangan yang kau genggam' terkadang yang sama-sama mengadah aja nggak bisa bersatu apalagi yang jelas berbeda."

"Kawula muda mungkin ada yang sedang merasakan? Atau punya kenangan beda agama? Boleh banget di share sama kita di sini atau mau request lagu juga boleh."

"Nggak usah berlama-lama lagi, kita lanjut putar lagu yang kedua. Ini lagi sempat tranding juga ini disaat baru tayang, Iman tak Sama - Alvin Jo."

Aya yang mulai menetralkan pikirannya pun memilih untuk membuka suara sesaat setelah lagunya dimulai.

"Lo pernah suka sama yang beda agama nggak?" tanya Aya tiba-tiba.

"Pernah," jawab Noel santai.

"Terus akhirnya gimana? Bisa bersatu nggak?" tanya Aya lagi.

"Nggak tau, belum menemukan ujung. Ceweknya belum tau kalau saya suka sama dia."

"Kenapa nggak bilang?"

"Seperti judul lagunya, Iman tak Sama. Buat apa bilang, toh kita juga nggak bisa bersatu."

"Bisa aja," singkat Ayana.

"Dengan cara salah satunya pindah, emang lo mau?" tanya Noel yang membuatnya terkejut.

"Ha? Nggak maulah!" tegas Ayana.

"Yaudah."

"Lo pernah?" tanya Noel balik.

"Pernah, tapi langsung gue tentang."

"Kenapa?"

"Bentengnya terlalu tinggi," jawab Aya dengan tersenyum.

"Gue lama nggak liat senyum lo, beberapa hari ini lo selalu murung. Padahal kalau senyum gitu makin cantik," puji Noel masih dengan kegiatan mengemudinya.

We Don't KnowWhere stories live. Discover now