19

1.1K 76 4
                                    

Luke POV

"Pria itu adalah Professor Ekonomi termuda dan terbaik di kampus ku dulu. Hm.. ya.. di Harvard University. Professor Osborne Hunley Junior."

DEG!

Drtttt drtttt drttttt

Aku tersentak kaget mendengar apa yang diucapkan oleh wanita cantik di hadapanku. Shit! Aku dengan cepat merubah ekspresiku dengan datar begitu merasakan ponselku masih begetar hebat di saku celanaku.

"Wait here." Ucapku lalu mengelus pipi wanita cantik itu sesaat, ia hanya memandangku dan tersenyum lembut. Senyuman yang selalu aku suka darinya. She's so freaking beautiful!

Aku lalu berjalan keluar dari ruangan ini dan mengangkat ponselku. Aku bisa mendengar suara seorang pria yang begitu familiar.

"Luke..."

"Ya."

"I have bad news."

"What is it?"

"Oh God! Kamu tidak percaya apa yang baru saja aku dan jack temukan!"

Entah mengapa ucapan Aldrich membuat perasaanku sedikit tidak enak. Semoga apa yang ia dan jack temukan tidak seburuk apa yang aku pikirkan.

"What is it?"

"Kami menemukan sebuah dark website... oh God! Bukan hanya wajah kamu yang terpampang jelas! He's hunting us... you, clarissa, Madame Julie, even me... and oh! your girlfriend! Delilah Johnson."

"What? Slow down Aldrich!"

"Osborne, he's hunting us. Bagi siapapun.. hm maksudku Underground yang berhasil membunuh kita akan mendapatkan bayaran setimpal. Seperti sayembara."

"It's ridiculous!"

"I know! You should go home, Luke. We're in danger."

Fuck! Akhirnya aku mengetahui mengapa kedua mafia itu ingin membunuhku. Dan dengan bodohnya, aku ikut menyeret wanita cantik itu ke dalam masalahku.

"Perketat penjagaan mansion dua kali lipat, tidak ada yang bisa masuk atau keluar tanpa izinku. Dan Aldrich... Clarissa's safety is your priority now! She's your responsibility! Kamu mengerti?"

"Hmm ya... You'll go home soon, right?"

Klik

Aku tidak menjawab pertanyaan terakhir Aldrich dan melempar ponsel ku di atas sofa dengan kasar. Aku memijit pelipisku yang terasa berdenyut sekarang. Keadaan semakin kacau dan tidak terkendali.

"Hei...." Suara lembut itu berhasil memasuki indra pendengaranku dan aku bisa merasakan seseorang memeluk tubuhku dari belakang.

"Are you okay?" Suara wanita cantik itu semakin tidak terdengar jelas karena ia menenggelamkan wajahnya di punggungku.

Oh God! Tidak mungkin aku mengatakan bahwa nyawaku dan nyawanya sedang berada dalam bahaya. Tanpa sadar aku mengepalkan kedua tangan ku dengan kuat. Aku tidak akan bisa memaafkan diriku jika terjadi sesuatu padanya.

"Are you okay?" Lagi-lagi suaranya terdengar, kali ini dengan jelas karena aku bisa merasakan wajahnya tidak lagi menempel dengan punggungku.

Aku menghela napas pelan lalu berbalik menatapnya. Aku memeluknya dengan erat, dan mengelus pucuk kepalanya dengan lembut.

"Are you okay?"

Tiga kali ia bertanya dengan pertanyaan yang sama, ingin sekali aku menjawab 'i'm not okay.' Tetapi aku memilih untuk tidak melakukannya.

Surreptitious  | COMPLETED |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang