53

843 51 0
                                    

Luke👆🏼❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luke👆🏼❤️
.
.
.
.

Aku memandang diriku di kaca walk in closet kamar hotel ini atau aku lebih cocok menyebutnya dengan sebutan penthouse. Aku masih mengingat dengn jelas percakapan mereka sore tadi, between Luke and Angelica.

Pria tampan itu meminta Angelica untuk mencari sebuah dress, dan hal tersebut telah disalah artikan oleh wanita itu, ia pikir dress ini untuknya! But she's wrong! Luke memintanya untuk mencari sebuah dress untukku.

I'm so confused! Should i happy? Or sad...

Black long dress yang aku kenakan sekarang adalah pilihan Angelica. Memang hal ini hanyalah masalah sepeleh tetapi entah mengapa aku merasa aneh, seolah-olah Angelica lah yang pantas mengenakan dress ini! Bukan aku.

 Memang hal ini hanyalah masalah sepeleh tetapi entah mengapa aku merasa aneh, seolah-olah Angelica lah yang pantas mengenakan dress ini! Bukan aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Once again aku menatap diriku di kaca walk in closet ini. Long black dress ini memiliki belahan dada yang cukup rendah dan begitupun bagian belakangnya yang begitu mengekspos punggungku karena aku mengikat rambutku dengan style ponytail. Aku mengelus kiontin yang diberikan Luke padaku yang masih terpasang sempurna di leherku.

It's 7.00 PM now! Seharusnya acara di ballroom hotel ini akan segera mulai atau mungkin sudah mulai, entahlah. Sebelum pria tampan itu pergi dua jam yang lalu, Luke menintaku untuk mempersiapkan diri dan ia akan kembali menjemputku jam 7 malam karena ia mengatakan ada beberapa hal yang harus ia urus.

Setelah puas menatap diriku di kaca, aku membalikkan badan dan... holy moly!

Sejak kapan pria tampan itu berdiri beberapa meter di belakangku? Oh! He's so handsome! Black tuxedo yang ia kenakan begitu pas di tubuh kekar miliknya. Apalagi rambut yang biasanya acak-acakan kini tersisir ke arsh belakang dengan begitu rapih.

Ia menatapku dengan tatapan yang tidak bisa aku artikan, bukan tatapan datar tetapi seperti hm...tatapan terkesima!

"Hei..." Aku berjalan pelan menuju kearahnya dan berhenti tepat di hadapan pria tampan itu. Aku tersenyum kecil saat tangan besarnya sudah mengelus pipi kiriku dengan begitu lembut. Tidak hanya sampai disitu! Ia mendekatkan wajahnya dan...

Surreptitious  | COMPLETED |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang