KNA - Part 16

955 133 54
                                    

Eren reflek menoleh ke sumber suara, mata hijaunya melirik Mikasa yang berdiri di sana. Ia menoleh lagi ke perempuan yang ia peluk. Perempuan itu tertawa nyaring seraya meloncat ke belakang untuk menghindari serangan yang dilontarkan oleh Eren.

" Eren, kau tak apa?" tanya Mikasa, ia mendekatinya.

" Seharusnya aku yang bertanya padamu."

" Aku baik-baik saja."

Perempuan tadi terkekeh geli, penampilannya lambat laun berubah menjadi wujud aslinya. Kulitnya terkelupas satu-persatu hingga berhenti mengelupas pada lapisan terakhir. Netra hitamnya menatap kedua orang berbeda gender.

" Kau mudah sekali terjebak dalam permainanku heh samurai kelas atas...Eren Yeager." ucapnya dengan suara sombong.

Eren mendengus, " Permainan yang cukup bagus." lalu ia mengangkat selembar kertas usang di kedua jarinya.

" Hingga aku bisa mendapatkan ini darimu, terimakasih Pieck." lanjutnya, membuat siluman itu terkejut.

" Ba-bagaimana bisa kau mendapatkan itu?!" Pieck dengan panik berusaha merebut kembali kertas itu. Namun usahanya sia-sia karena gerakan pria brunette yang sangat gesit.

" Aku melihatnya ketika kau sedang menangis, jadi diam-diam aku mengambilnya darimu."

" Kembalikan padaku?!!" pekik Pieck, air matanya seketika tumpah.

" Tch melihat reaksimu, sepertinya kertas ini sangatlah penting. Aku akan menyimpannya." ucap Eren santai, tangannya yang membawa katana mulai terangkat lalu ujungnya berhenti di dada siluman itu.

Tubuh Pieck bergetar hebat, ia segera menangkis serangan katana. Bersalto ke belakang beberapakali. Ia mengira bahwa Eren tidak akan bisa menyerangnya namun dugaannya salah, pria brunette itu tiba-tiba berada di belakangnya, bersiap mengayunkan katana ke lehernya. Pieck tidak bisa mengelak, karena gerakan pria tan itu, alhasil katana tersebut membelah setengah lehernya.

" Apa yang sebenarnya kau rencanakan? Mengapa kau menyamar menjadi Mikasa?" tanya Eren, emerald yang dingin membuat siluman semakin ketakutan.

" Aku ha-hanya ingin membuat Levi kecewa denganmu sehingga dia tidak akan bersamamu lagi, jadi rekanku bisa membawanya."

Perkataannya membuat Eren melebarkan matanya, cengkeraman di gagang katana mengerat.

" Apa yang kau bicarakan."

Pieck tersenyum lebar, " Yeah temanku berhasil membawa Levi dan tuanku pasti akan senang HAHAHA—"

Crack

" Cih, sialan." Eren menebaskan begitu saja katananya. Hingga kepala Pieck terlepas dari tubuhnya dengan kasar. Mikasa yang melihat kemarahannya dari jauh hanya bisa terdiam seraya menahan takut.

Katana terlempar sembarangan, pria brunette membalikkan badannya menatap Mikasa. Meminta penjelasannya.

" Benar, Levi telah di culik oleh Erwin. Mereka bersekongkol dengan seseorang berjubah hitam yang menyetrum Levi hingga tak sadarkan diri." jelas Mikasa.

Brakkk

Terdengar bunyi dentuman berasal dari lorong seiring munculnya pria berambut pirang dan berkacamata.

" Mike sialan, hampir saja kau membuatku mati." gumamnya, menyita perhatian dua orang.

Zeke membenahi Haori pemberian si raven. Ia meludahkan darah yang ada di mulutnya, kemudian berjalan percaya diri menuju Eren dan Mikasa, namun di tengah langkahnya ia kebingungan. Jika ada Eren, seharusnya Levi juga ada di sana, tapi kemana dia?

Kitsune No Akuma [ EreRi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang