KNA - Part 22

988 105 69
                                    

Hanji membuka kerah kimono Levi hingga memperlihatkan retakan di sekitar dadanya, dahinya mengernyit heran.

" Aku tidak mengerti sama sekali apa ini, bagaimana retakan ini bisa muncul?"

Eren sontak menatapnya tajam, " Seseorang telah memanahnya tapi panah itu hilang begitu saja."

Ucapannya direspon anggukan kecil Hanji. Ia lalu menatap Levi yang berusaha bersikap seolah tak terjadi apa-apa.

" Saat ini, apa yang kau rasakan Levi?"

" Entahlah... seperti ada yang menarik keluar energiku."

" A-apa?! Hal itu bisa saja digunakan rubah Yako untuk menguras habis energimu."

Wajah Levi berubah horor, " Lalu apa yang harus aku lakukan?"

" Aku—tidak tahu." balas Hanji, pertama kalinya dirinya terlihat sangat putus asa.

Dari jauh Zeke dan Yelena datang tergesa-gesa menuju Levi. Dengan wajah khawatir Zeke meminta izin untuk melihat bekas luka di dadanya. Yelena mengamati luka itu sangat intens.

" Bagaimana mereka bisa mengetahui keberadaan kita!" ucap Zeke marah, ia merasa gagal untuk melindunginya.

" Aku curiga jika Farlan lah yang memberitahu keberadaan kita kepada mereka."

Zeke menatap wanita berkacamata itu, " Aku akan menghabisinya."

" Jangan!"

" Kenapa Levi? Kenapa kau masih mempercayainya, dia bukan lagi sahabatmu. Farlan mengkhianati mu, Levi tolong mengertilah."

" Tidak, tidak bisa Zeke...aku tidak ingin siapapun melukai Farlan. Dia sangat berarti bagiku..."

Levi menundukkan kepalanya. Eren memberinya usapan lembut di kepalanya, sinyal agar sang empu tidak terlalu memikirkannya. Sedangkan Zeke berusaha menahan emosinya yang meluap-luap, jika saja Farlan tidak ada hubungannya dengan Levi dirinya tidak akan segan-segan untuk membunuhnya.

" Tunggu dulu, bagaimana jika Farlan memang bukanlah musuh kita?"

Ucapan Hanji membuat mereka semakin berpikir. Levi menyetujui apa yang dipikirkannya, tidak mungkin jika Farlan berbuat jahat. Levi telah mengenalnya dari kecil...

Benarkan? Ia telah mengenalnya dengan baik...

" Kyuseishu-kun."

" Hm?"

" Besok kita mulai perjalanannya. Kau ingin membunuh pemimpin Yako bukan?"

Eren mengangguk sebagai jawaban.

" Aku ingin memberitahu kepada mu terlebih dahulu, bahwa pemimpin rubah Yako adalah pamanku sendiri."

" Apa?!" pekik Hanji dan Zeke.

" Bagaimana kau bisa tahu?" tanya Eren dengan tatapan menyelidik.

" Dia yang memberitahuku, aku tidak yakin apakah dia berbohong atau tidak, tapi saat aku melihat matanya sekilas aku melihat kejujuran."

Drap

Drap

Suara langkah kaki terdengar mendekati perkumpulan mereka. Semua sontak menolah kearah Mikasa dan Farlan yang berlari. Farlan memeluk Levi, setelah mendengar informasi dari rubah liar ia bersama Mikasa bergegas menuju ke lokasi.

" Sial, mengapa mereka berhasil memanah mu."

Tangan Eren reflek memegang sarung katananya, " Lebih baik kau mengatakan kepada kita yang sebenarnya."

Kitsune No Akuma [ EreRi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang