KNA - Part 11

1.1K 145 111
                                    

" Kau? "

Levi segera berdehem, karena rasa malu yang lebih mendominasi membuat dirinya tidak bisa berkata-kata lagi dan hanya menutup kedua matanya, dengan rona merah di pipinya.

" Terus gali! Aku yakin mereka berada di sebelah sini."

Teriakan Reiner terdengar tak jauh dari tempat Levi dan Eren berada. Tak ingin membuat teman-temannya kesulitan mencari keberadaannya, Levi membuka matanya lalu menggapai sebuah kerikil di sekitarnya. Kemudian, Levi membenturkan kerikil itu di batu yang berada di atas punggung Eren.

Hanji sontak menoleh ke sumber suara, menajamkan pendengarannya.

" Hei, aku mendengar sesuatu." ucapnya.

" Apa itu Hanji-san?" tanya Berthold penasaran.

" Sebentar..." sambil mendengarkan bunyinya, Hanji akhirnya berhenti tepat di reruntuhan yang paling parah diantara lainnya. Ia segera meletakkan telinganya di salah satu batu.

" Levi, Eren! Apa kau didalam? Jika iya, beri aku sinyal! "

Levi kembali mengetukkan batu itu tetapi setelah itu, ia tersentak ketika Eren menggeram kesakitan. Lengannya yang terluka akibat gigitan kembali mengeluarkan darah, bahkan lebih deras. Mungkin Eren terlalu lama menahan pendarahannya sendiri, sehingga ia mulai kelelahan. Levi yang melihatnya kelabakan, ia menggigit lengan kimononya dan merobeknya.

" Seharusnya kau bilang padaku, Eren." nada Levi sedikit bergetar.

Ia melilitkan kain kimononya ke lengan Eren. Setelah mengikatnya dengan kencang agar tak mengalami pendarahan lagi, Levi menutup wajahnya menggunakan telapak tangannya.

Eren melihatnya dengan lekat. Sedikit tersentak saat menyadari si raven terisak.

" Maaf...membuatmu khawatir." ucap Eren lirih.

" Jangan bicara denganku sekarang." Levi masih enggan menunjukkan wajah menangisnya. Ia sangat khawatir padanya, melihat Eren terluka sedikit saja bisa membuatnya sangat panik, bagaimana jika Eren terluka lebih parah dari itu? Levi tidak ingin membayangkannya.

Di atas sana Hanji memekik senang setalah mendengar sinyal ketukan yang diberi oleh Levi. Ia mulai menggalinya dengan pelan seraya tersenyum lebar memperlihatkan giginya. Berthold kebingungan melihat raut wajah wanita brunette itu.

" Hei kalian semua, kemarilah! Aku berhasil menemukan keberadaan Levi dan Eren! " teriaknya.

" Benarkah?!" ucap Berthold. Di balas anggukan olehnya.

Reiner berlari penuh harapan menuju Hanji, kemudian ia membantunya memindahkan reruntuhan di sana. Zeke tidak bisa membantu, karena ia harus mengobati Mikasa yang sebelumnya terluka parah akibat benturan keras di punggungnya.

Levi mengintip melalui celah jarinya, ia segera menghapus cepat air mata diwajahnya lalu tangannya menyentuh bahu pria brunette di atasnya.

" Mereka berhasil! "

Eren mendengus geli, " Benarkah?"

" Aku tidak pandai berbohong Kyuseishu-kun."

Setelah mengatakan itu, butiran-butiran debu mengenai keduanya. Levi merasa dadanya sesak karena menghirup debu, terpaksa ia harus menutupi hidungnya dan juga hidung pria tan diatasnya. Sang empu terkejut akan perlakuan si raven padanya. Namun, ia hanya diam sambil memandangi wajah Levi dibawahnya.

Eren mengerang saat batu di punggungnya perlahan terangkat. Seketika semua beban yang ia tahan selama berjam-jam hilang, membuat tubuh Eren ambruk di tubuh mungil si raven. Tangan Levi setia mengelus surai pria brunette yang kini menyandarkan kepalanya di dadanya.

Kitsune No Akuma [ EreRi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang