KNA - Part 13

1.2K 140 82
                                    

" Hah!? "

Levi terbangun dari tidurnya, kedua matanya melebar sempurna. Saat teringat tadi seharusnya membuat makan malam tetapi ia malah berakhir berpesta Sake bersama wanita brunette dan bocah pirang. Pasti teman-teman Eren termasuk pria itu belum makan sama sekali.

" Dimana aku?" ucapnya bingung, kaki jenjangnya turun dari ranjang lalu ia berjalan mendekati jendela dan membukanya.

" Masih malam. Seharusnya setelah ini waktunya pergi ke gerbang Nijigen."

Levi menutup jendela kembali. Tangannya berada di dagu, seraya berpikir. Bagaimana ia bisa berakhir di kamar Eren? Bukankah seharusnya masih berada di kedai? Seketika sekelibat ingatan muncul di pikirannya, Levi memegang kepalanya yang terasa berat.

" Kalau begitu, sentuh aku sekarang."

" Baiklah."

" Aahh! Ahh! Terlalu cepat! Terlalu cepat! "

Tangan kanan Levi reflek menyentuh pantatnya, jantungnya berdebar kencang saat mendengar suara Eren beserta desahan suaranya. Levi segera mengecek pakaiannya, mulutnya terbuka lebar menyadari dirinya telah memakai kimono miliknya.

" Sshh.."

Rasa perih di sekitar dadanya menarik perhatiannya, ia menyingkap kerahnya dan melihat ada luka lecet yang memanjang, luka gores akibat jari kuku.

" A-apa yang sebelumnya terjadi?" gumamnya khawatir.

Jika memang benar dirinya bersetubuh dengan seseorang, kata Farlan akan merasakan sakit di bagian pinggang.Tetapi, ia sama sekali tidak kesakitan, jika ada yang menyuruhnya berlarian dan melakukan roll belakang sekarang juga, ia dengan senang hati akan melakukannya tanpa kesulitan.

Benar! Satu-satunya cara memastikan apakah ini kenyataan atau hanya sebuah ilusi adalah mengecek bekas yang tertinggal dari kegiatan cabul.

---------------------

" Aku bersama dengan Connie akan melakukan ritual, ritual ini hanya memakan waktu sebentar. Jadi bersabarlah menunggu." ucap Jean, yang sudah duduk bersila di depan persembahan.

" Baiklah, silahkan." ucap Reiner.

Lalu, keduanya mulai melakukan ritual.

Levi memundurkan tubuhnya kebelakang dan duduk di bawah pohon. Desahan terus menerus keluar dari bibirnya yang sebenarnya sedikit bengkak, tetapi sang empu tidak menyadarinya. Zeke duduk disampingnya seraya tersenyum.

" Dimana uangnya..." Levi menatap tajam bocah pirang, ia sama sekali tak membawa uang hasil kontesnya, uang itu hilang entah kemana.

Zeke mulai kelabakan, keringat dingin meluncur dari dahinya.

" Tu-tuan cantik, bukankah kau menggunakan uangnya untuk membeli Sake...?"

" Apa?! Jangan bilang-"

"....yeah, uangnya sudah habis."

Levi benar-benar terkejut, bagaimana bisa uang sebanyak satu kotak tersebut habis dalam beberapa jam?! Bukankah itu gila? Levi mengacak rambutnya frustasi, Zeke memegang telapak tangan si raven agar berhenti lalu merematnya.

" Jangan merasa bersalah tuan cantik, saat itu kau mabuk jadi wajar kau tidak menyadarinya."

" Aku? Sudah mabuk? "

Zeke mengangguk mantap lalu meringis canggung, " Jadi, tuan cantik tidak ingat?"

Kepala Levi miring ke kanan, netra abu-abunya menatap ke atas guna mengingat sesuatu.

Kitsune No Akuma [ EreRi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang