10. Sekilas Tentang Je dan Kevin

301 36 3
                                    

"Gua bisa bantu ngiringin kalian nyanyi pake angklung, tapi gua nggak bisa bikin aransemen musiknya. Gua kira kalian mau nyanyi lagu daerah, ternyata mau nyanyi lagu pop jaman sekarang," ujar seorang perempuan dengan tinggi sekitar 154 cm itu sambil memegang gelas kertas berisi jus anggur yang selalu tersedia di basecamp Je dan Kevin.

Keempat remaja berjenis kelamin 3 laki-laki dan 1 perempuan itu tengah berdiskusi alot mengenai bagaimana cara mereka untuk tampil di acara tahunan sekolah. Satu perempuan yang dimaksud adalah Aci yang dari kemarin sudah disebut-sebut.

Sedari tadi Azka hanya diam sambil melihat secara berulang, Je, Kevin, dan Aci ketika mereka bertiga berbicara. Azka bingung harus menanggapi apa. Terlebih lagi dia masih canggung dengan ketiganya, walaupun Je dan Kevin sudah menganggap Azka teman dekat.

"Eh iya, dia murid baru?" tanya Aci sambil menunjuk Azka. Azka yang ditunjuk terkejut karena pembahasan seketika mengarah pada dirinya.

"Yoi, belum ada seminggu kayanya," Je merangkul bahu Azka.
"Pantesan, gua ga pernah liat di Nusa. Gua mau ngenalin diri secara official, kenalin gua Aci," Aci tidak menyodorkan tangannya seperti cara berkenalan pada umumnya. Ia melihat Azka dari atas hingga bawah. 'Tipikal cowok rajin'. Begitu pikir Aci.

"Aku Azka," Azka menjawab singkat sambil mengelus tengkuknya, salah tingkah karena ditatap secara intens oleh Aci.

Setelah perkenalan singkat itu, mereka kembali berdiskusi. Kali ini Azka beberapa kali menyuarakan pendapatnya. Untuk masalah aransemen lagu, Azka menawarkan untuk meminta bantuan Abangnya. Abangnya kebetulan kuliah jurusan musik dan senang mengutak-ngatik lagu. Beberapa kali Azka mengintip kamar Abangnya yang sudah seperti studio pribadi. Je, Kevin, dan Aci senang menyambut baik tawaran Azka. Saat ini mereka hanya tinggal memilih lagu. Kalau hal yang ini biar Je yang mencari, selera musik Je bagus, jadi mereka percaya-percaya saja.

Setelahnya mereka kembali ke kelas untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar. Saat jam pulang Je dan Kevin menghampiri Azka.

"Ka, lu langsung pulang?" tanya Je.
"Iyah, kenapa?, mau bahas yang tadi lagi?"
"Enggak, main dulu yuk, mau ikut nggak?" ajak Je.

Azka tampak berpikir sejenak. Ia sebenarnya mau-mau saja, tapi hari ini ia ingin mengurus anjing barunya. Ia perlu membawanya ke pet shop lagi untuk melakukan grooming.

Mereka bertiga berjalan meninggalkan kelas. Je tertinggal di belakang karena anak itu bermain game sambil jalan.

"Nggak bisa, yah?" tanya Kevin saat melihat raut muka Azka yang ragu-ragu.
"Hari ini aku mau ajak anjingku buat grooming," jelas Azka.
"Eh, ke pet shop gitu?" tanya Kevin yang langsung dibalas anggukan dari Azka.
"Ngapain, mahal tau, di rumah kan juga bisa," Kevin menarik tangan Je yang hampir saja menabrak tiang karena sedang fokus dengan ponselnya.
"Aku baru adopsi kemarin, jadi belum lengkap alat-alatnya," jelas Azka lagi.
"Oh gitu, gua juga punya anjing. Ras poodle. Mending di rumah gua aja. Gua udah biasa rawat anjing," tawar Kevin.
"Nah, bener tuh, kita emang niatnya main di rumah Kevin," Je tiba-tiba ikut dalam pembicaraan.

Azka berpikir lagi. Ia ingin menolak karena dirasa akan merepotkan. Tapi karena selanjutnya dipaksa oleh Je dan Kevin. Maka sekarang ia sedang menaiki mobil Je untuk menuju ke rumah Azka mengambil anjing barunya. Tentu saja bukan Je yang menyetir. Mereka bertiga hanya duduk manis. Azka sesekali menujukkan jalan kepada sopir Je.

Saat sampai di rumahnya Azka langsung membuka gerbang dan berjalan masuk ke dalam. Je dan Kevin tidak ikut masuk karena Azka hanya sebentar saja.

Saat membuka pintu rumah, Azka yakin kalau Abang dan Papanya belum pulang. Azka langsung disambut oleh anjing kecil yang langsung meloncat ke arahnya.

(1) Aksara Azkara (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang