01. Minggu Pagi

5.7K 381 10
                                    


Tok Tok Tok!

“Rendra! Jevan! Bangun!!”

“Haekal! Nana! Kalian semua di dalem kan??”

Tak kunjung mendapat respon, ketukan di pintu berubah menjadi gedoran.

“RENDRA! JEVAN! HAEKAL! NANA! BANGUN GAK?! MAU UANG JAJAN KALIAN AYAH POTONG???”

“Ebuset dah bapak negara jam segini udah ribet aja, kita udah sholat subuh, Yah. Tenang aja, kita kan anak sholeh. Lagian ini hari Minggu, harinya bermalas-malasan. Wajar dong, kita tidur sampe siang pun gakpapa. Ayah pikir lima hari full sekolah mulu, terus sabtunya masih disuruh les sampe sore gak bikin cape-“

“Halah! Banyak ceng cong kamu. Buruan mandi sana! Atau mau Ayah tinggal?” Ayah Teo membekap mulut Haekal lalu menabok pantatnya, menyuruhnya untuk cepat-cepat mandi,”

“Aw! Kekerasan pada anak ganteng! Gak boleh gitu loh, Yah! Ayah bisa kena-“

“Bodoamat. Udah sana! Yang lainnya juga, buruan mandi!”

“Mau kemana sih, Yah?” Navan datang dengan wajah belernya, disusul Rendra. Sedangkan Jevan, karena dia anak penurut, dia sudah beranjak ke kamarnya sendiri untuk mandi dan bersiap-siap. Walaupun gak tau mau kemana, yang penting ganteng dulu.

“Kamu gak mau ikut?”

“Etdah, kemana dulu nih, Yah? Gimana sih,”

Ayah mendengus kesal, “ketemu calon Mama baru kalian, kalo gamau ikut ya gak papa. Alhamdulillah malah,” setelahnya, Ayah pergi beranjak menuju kamarnya sendiri.

“Ya ngapa kagak bilang dari tadi, sih!” Rendra kembali masuk ke kamarnya, sedangkan Haekal dan Navan menuju ke kamarnya masing-masing.

🏡

“JIAN! JOAN! JUAN! BURUAN BANGUN SEKARANG ATAU MAMI SIRAM KALIAN PAKAI AIR BEKAS CUCI PIRING??” Mami Juni berteriak di depan pintu kamar Joan. Sudah hampir lima kali dia bolak-balik berusaha membangunkan anak kembarnya. Tapi entah sedang bermimpi apa, mereka tidak kunjung bangun.

“IYA MIH! INI UDAH BANGUN NIH!” Jian langsung berdiri menghadap sang Mami. Mami nya kalau sudah main ancaman, bisa bahaya.

Dengan wajah terkantuk-kantuk dan basah setelah mencuci muka, Joan datang menyusul Jian yang berdiri bersandar di kusen pintu. Bisa di tebak, kalau Jian sedang meneruskan acara tidurnya.

“Kenapa, Mih?”

Mami memandang penampilan acak-acakan kedua putranya,

“Juan mana?”

“Tuh, masih tidur,”

Mami menghentakkan kakinya kesal,

“JUANO KEENAN AGATHA BANGUN!!!”

“IYA MIH! INI JUAN UDAH BANGUN! Jangan teriak-teriak dong, Mih”

“Udahlah! Buruan mandi, siap-siap. Mami mau ajak kalian ketemu calon Papa sama saudara baru kalian,”

Mami pergi ke kamarnya. Meninggalkan Triple J yang saling berpandangan.

“Ini kita beneran jadi 7 kembar bersaudara?”

Hi! My Twins!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang