20. Quadruplets

486 76 9
                                    

"Eh coy, Lo udah kepikiran belum, habis lulus sekolah mau lanjut jadi apa?"

Jian yang sedang makan cimol di atas dahan pohon itu menoleh malas ke dahan di belakangnya, di dahan yang diduduki Haekal. 

"Eh anjir, kita baru juga selesai 1 semester, ya, anjir! Udah jauh banget pikiran Lo!"

"Gue cuma nanya ya!"

Setelah mengumpulkan tugasnya, Jian dan Haekal melipir ke kantin untuk membeli cimol, dan berakhir nangkring diatas pohon pinggir lapangan sambil lihat kakak kelas 11 IPA sama IPS yang lagi tanding sepak bola di event classmeet akhir semester.

"Ya Elo nanyanya udah kejauhan! Santai dulu napa sih."

"Yaudah, Jian Jian Jian, besok gede mau jadi apa?"

"Jadi ayah dari anak-anak ku kelak"

"Yang serius anyink!" Bales Haekal emosi sambil lembar satu biji cimol ke arah Jian.

"WEH WEH JANGAN BUANG-BUANG MAKANAN! Gue dah serius ya anjirt."

"Ck! Males." Anak itu pundung.

Jian cuma muter bola matanya malas. "Emang Lo mau jadi apa?" tanyanya.

"Belum kepikiran sih."

"Njink!" Jian Ngumpat.

"Ya barangkali Lo udah ada rencana gitu. Bisa buat acuan Gue kedepannya." Haekal menyahut.

"Bahasa Lo sok ilmiah gitu buat apa coba?" Jian mencibir.

"Ya kan besok Gue mau jadi ilmuan."

"Katanya Lo belum kepikiran."

"Siapa?" Haekal melongok ke dahan tempat Jian duduk.

"Yang nanya." Lanjutnya.

Jian makin emosi, "Apa sih??? Ngomong sama Lo gada yang nyambung!"

"Pasipasipaga." Haekal kembali menyahut.  Jian hanya menatap aneh saudaranya itu lalu kembali makan cimolnya.

"Taruhan, yuk. Nanti yang menang traktir ramen." Haekal tiba-tiba ngajak taruhan.

"Gas lah. Lo mau siapa?"

"Berhubung Gue anak IPS berjiwa IPA. Gue yang 11 IPA, gimana?"

Jian setuju, "Oke, berarti Gue 11 IPS, ya."

Haekal mengangguk, "deal!"

"Woy!!" Hanafi dan Yaskha datang tiba-tiba sambil teriak-teriak. Haekal dan Jian yang masih nangkring diatas pohon itu sontak kaget dan reflek memeluk dahan pohon didekatnya. 

Jian memutar bola matanya malas "Ck!"

"Kalian jadi monyet kok gak ajak-ajak kami? Astaganaga!!" Yaskha mulai memanjat pohon diikuti Hanafi.

"Eits! Eits! Dilarang naik kalau gada tiket!!" Haekal mendorong-dorong kepala Hanafi dengan tangannya agar tidak dapat memanjat keatas.

"Alamak! Tiket apaan?? Kau pikir nih pohon wahana berbayar kah?" Hanafi protes.

"Ya bukan sih... Tapi harus pake tiket!" Haekal tetep nyolot.

Hanafi melengos, lalu memetik daun di sampingnya, lalu menyerahkan daun itu kepada Haekal "nih!"

Haekal menerima daun itu dan mangut-mangut sok berpikir, "oke, tiket diterima."

Hanafi bersorak, sedetik kemudian dia sudah berada di salah satu dahan, "alamak! seru sekali wahana ini!"

Jian menatap mereka malas, "ckckckck wong-wongan gendeng"

🏡

"AKKKKKKKK" Navan masih terus berguling-guling  di ubin lantai ruang tengah. Jevan dan Juan yang sudah menyerah dengan saudaranya memiliih menonton music video  terbaru Red Velvet ketimbang menonton kegiatan tidak jelas saudara mereka itu.

"AAAAKKKKKKKK-eh?" Navan berhenti berguling dan terdiam, terpikirkan oleh sesuatu.

"OH IYA!! Wah anjay  pinter banget Gue!" Anak itu langsung menyalakan laptopnya dan mulai mengetik.

Sayangnya, kegiatannya harus terganggu karena bel rumah yang berbunyi.

"Bjir lah, baru juga nemu ide. IYAA SEBENTARRR!!!"

"JUAN JEVAN BUKAIN PINTU! ADA TAMU!!!"

"WOYYYY!!!"

"Ih jancug, dasar manusia phobia tamu. Awas aja kalian!" 

Navan beranjak dengan ogah-ogahan menuju pintu depan. Saat pintu terbuka, terlihat remaja laki-laki seumurannya dengan tas ransel di punggung.

"Ya? Cari siapa ya?"

"Jian, Joan, sama Juan nya ada?"

"Oh, Jian sama Joan lagi keluar. Bentar aku panggilin Juan dulu, WOYYYY JUAAAAANNNN ADA YANG NYARIIIII!!!!! Eh, yuk silahkan masuk dulu,"

Remaja itu memandang aneh Navan, namun tetap menurut untuk masuk.

Navan mengambil 2 toples kaca di ruang tamu yang telah kosong untuk diletakkan di dapur. Malu dong, masa toples kosong disuguhin ke tamu?

"Kamu temennya triplets ya?"

"Bukan,"

"Lah, terus?"

"Kembarannya."

Navan menengok kearah remaja tadi dan melotot kaget, "HEEEEEHHH??????"

"Hehe, kita quadruplets,"

Dan dua toples yang dibawa Navan jatuh ke lantai. Aduh, dramatis sekali.

































hehhehhehhehe peace gais, maaf ya pendek bgt.

book ini aku tulis sejak kls 9, sejak blm terlalu paham sistem sma. aku skrg udh kls 12 😭😭 dan ini blm selesai-selesai:(((

jujur aku udah lupa sama alur yg dulu aku buat pas awal book ini ditulis. tapi aku usahakan bakal tetep selesai walau alurnya agak ngalor ngidul. 

terima kasih buat kalian yg terus tunggu dan kasih dukungan buat book ini. lovv yuu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hi! My Twins!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang