Hi! My Twins!

11. Di Tengah Kemacetan.

Udah hampir 10 menit mereka berdiri di sana. Jian daritadi coba nenangin Haekal, sedangkan Juan cuma plonga-plongo sambil ngepuk-puk kepala Haekal karena dia gak tau caranya menghadapi orang nangis.

"Jun tolong ambilin tisu di keranjang Gue dong!" Jian minta Juan ambil tisu karena muka Haekal yang udah acakadul karena nangis dan ingusnya sampe meler kemana-mana. Lebih baik di bersihin sekarang karena Jian takut bajunya jadi korban ingus Haekal lagi, kayak waktu kejadian mati lampu tadi malem.

"Tapi kan belum dibayar?"

"Gapapa, buruan ambilin!"

Juan patuh. Dia mulai cari-cari tisu di keranjang belanja Jian.

"Mana??"

"Di bagian bawah-bawah, Gue ambilnya awal tadi soalnya,"

Juan berdecak terus keluarin satu-satu barang dari keranjang.

"Nih!"

"Thanks! Beresin lagi dong!"

"Iye iye!"

Jian buka kotak tisu itu, terus langsung ambil 4 lembar tisu.

"Ih ingusnya meler sampe mulut,"

Haekal yang denger Juan ngomong gitu mendelik gak suka di sela-sela nangisnya. Dia langsung peluk dan ngusap-ngusapin mukanya ke bahu Jian.

"Woy! Udah Gue bela-belain ngutang tisu juga!"

🏡

Juan menggerutu sambil bawa dua keranjang belanja dan dorong satu keranjang lain pakai kakinya. Di tangan kanannya ada belanjaan dia, di tangan kiri ada belanjaan Haekal, dan yang dia dorong-dorong pakai kaki punya Jian.

Keranjang milik dia sama Haekal beneran penuh sampe jatuh-jatuh mulu. Jadi mau gak mau Juan dikit-dikit berhenti buat ambil barang yang jatuh. Sedangkan milik Jian gak terlalu penuh, tapi berat. Makanya dia dorong-dorong pakai kaki karena beruntungnya lantai SM tuh licin, jadi gak perlu tenaga banyak buat nendang-nendang.

Jian lagi temenin Haekal ke toilet buat cuci muka, biar mukanya gak kelihatan habis nangis.

"Itu belanjaan siapa aja?" Joan tiba-tiba nongol. Joan tanya gitu karena dia tau Juan bukan tipe orang yang bakal belanja sebanyak ini. Karena Juan sukanya belanja di online.

"Jian sama Haekal,"

"Mereka kemana?"

"Lagi ke toilet,"

Joan ber-oh ria dan ambil keranjang milik Jian yang daritadi didorong-dorong pakai kaki.

"Sini Gue bantu,"

Juan masang muka terharu, "emang Joan doang saudara yang paling best! Yang lainnya mah apaan!"

Ketika udah ada di kasir paling kanan, ternyata baru ada Rendra dan mbak kasir yang lagi ngitung belanjaannya. Di kasir sepi, cuma ada Rendra- ditambah Joan dan Juan yang baru dateng.

"Plastiknya dipisah sesuai keranjang ya, mbak. Tapi satu struk," mbak kasir kasih tanda "oke" lalu Joan kasih keranjangnya karena punya Rendra udah selesai.

"Buset, Lo belanja sebanyak ini?" Navan dateng sambil liat tiga keranjang full di depan Juan. Di belakang Navan ada Jevan yang mengekor.

"Belanjaan Lo lebih banyak ya!" Juan mendengus kesal, "ini punya Haekal sama Jian juga," lanjutnya.

Navan mendelik sebal, "Gue belanja sebanyak ini buat stok makan kalian sebulan, ya!"

"Emang Haekal sama si Jian kemana?" Jevan bertanya.