"Eh! Kalian tau gak, sih? Sekolah kita kedatangan murid kembar! Kembar tiga! Ganteng-ganteng pula!"
"Iya tau! Edan! Ganteng, tinggi, gemesin lagi! Dia sekelas sama gue, bangku kita sebelahan malah! AAAA MAMAAA ANAKMU KASMARAN!"
Nana tampak mendengus kala mendengar Kira dan para sahabatnya yang sedang berbincang. Apalagi ketika Kira membahas tentang (calon) saudaranya yang tidak lain dan tidak bukan adalah Juan dan sialnya ia harus sekelas dengannya.
"Padahal gue lebih ganteng lho, Ra..."
"Idih! Amit-amit! Gantengan juga si Juan atau kalo engga ya, kiw halo Jev," Kira mengedipkan sebelah matanya pada Jevan yang duduk bersama Nana. Sedangkan Jevan hanya membalas dengan tersenyum.
Dimana ada Nana, disitu ada Jevan. Begitupun sebaliknya.
"WKWKWK GEBETANKU TERNYATA LEBIH MENCINTAI SAUDARAKU HAHAHAHA" seperti biasa, Haikal datang dengan teriakan nyaringnya.
"Bisa gak sih Lo gausah teriak-teriak?!" dengan kesal, Rendra mengambil sebutir telur rebus dari sepiring siomay milik Jevan dan langsung memasukkannya kedalam mulut Haekal bulat-bulat,"
"Gwawisa! Kenapwa emwang??" Haekal berbicara sembari berusaha mengunyah dan menelan telur di mulutnya.
Sedangkan Jevan hanya menatap miris piring di depannya yang tinggal tersisa campuran antara saos, kecap, dan sambal. Tanpa bumbu kacang. Padahal, dia sengaja menyisihkan telurnya untuk dimakan di akhir. Tapi telur itu malah berakhir di mulut Haekal. Hah.
🏡
"Boleh gabung? Meja lain udah penuh soalnya,"
Suasana meja kantin yang mulanya ramai dan ricuh dengan berbagai tingkah Andrean bersaudara itu seketika menjadi senyap ketika Joan datang bersama para saudaranya. Mereka hanya saling melirik. Hingga Kira yang duduk di meja seberang gregetan sendiri.
"Boleh! Ayo duduk sini. Juan duduk di sebelahku aja, di sana gak cukup kursinya,"
Mereka akhirnya duduk, dengan Juan yang menempati meja seberang bersama Kira dan para sahabatnya. Kira senyam-senyum sendiri, berbanding terbalik dengan Nana yang menatap kesal kearahnya.
Haekal menyenggol lengan Rendra yang duduk di sebelahnya.
"Itu mereka ngapain sih sokab banget gabung-gabung?"
Rendra hanya mengendikkan bahu,
"Gatau. Tanya aja coba."
"Males ngomong sama mereka."
"Di chat aja sana."
"Gak punya nomernya."
Rendra menatap malas Haekal, sedangkan yang ditatap hanya cengengesan.
🏡
"Pembelajaran hari ini Ibu cukup sampai sini saja ya. Hati-hati di jalan dan selamat istirahat. Jangan lupa tugasnya dikerjakan. Dan yang ada jadwal ekskul dimohon jangan membolos. Terima kasih."
Kegiatan belajar mengajar hari itu selesai pada pukul 3 siang. Setelah membereskan barang-barangnya, Rendra beranjak keluar kelas sampai akhirnya panggilan Joan mengehentikan langkahnya.
"Eh, Rendra!"
"Hm?"
"Lo ikut ekskul apa?"
"Kepo."
Joan hanya tersenyum sabar. Susah juga ternyata buat akrab sama calon saudara barunya ini.
"Tau ruang ekskul lukis gak?"
"Di ruang seni, lah."
"Ya maksudnya ruangannya di sebelah mana??"
"Di deket aula ada gedung dua lantai, cari aja yang lagi rame orangnya." Setelah mengatakan itu, Rendra langsung beranjak pergi.
![](https://img.wattpad.com/cover/307750287-288-k17556.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi! My Twins!
Fanfiction00L NCT DREAM & TREASURE "Ayah mau nikah lagi!" "Oh, kalo itu gue udah tau dari lama. Lo nya aja yang ketinggalan be-" "Sama janda anak tiga, seumuran sama kita. DAN MEREKA KEMBAR!"