Part 06 "Pakk!! kita sudah Sah!!"

24.6K 1.2K 109
                                    

Haii, udah sebulan lebih aku ga update cerita ini dan teman-temannya, maafin aku ya semua, jadwal sekolahku itu sibuk banget, fullday dan masih ada tugas rumah, aku bingung bagi waktunya.

Semoga update aku malam ini bisa jadi obat rindu buat kalian semua ya:)

◇◇◇

Setelah akad selesai kini Felisa yang keluar, gadis itu sangat mempesona. Saat dirinya duduk di sebelah Arvin aura kecocokan keduanya sangat kentara, apalagi Arvin yang memang terlihat awet muda. Usianya yang sudah berkepala tiga itu tidak menyurutkan ketampanannya, dia masih terlihat seperti umur 25 sehingga sangat serasi dengan Felisa.

Arvin memasangkan cincin di jari manis Felisa membuat hati gsdis itu terpekik kesenangan, Felisa juga balas memasangkan cincin di jari manis bapak gantengnya dengan pipi bersemu merah.

Ya Allah terima kasih udah bikin pak Ganteng jadi punya Felisa, cinta banget sama Allah deh...

Prosesi ini berjalan penuh haru dan air mata, Bahkan Felisa dibuat menangis karena Papanya juga menangis. Pasti berat sekali melepas anak gadisnya untuk dinikahi oleh pria lain dan akan berpindah tanggung jawab kepada pria lain. Felisa juga menangis karena setelah ini dia pasti akan dibawa oleh Arvin ke rumah pria itu.

Seorang bapak Arvin tidak mungkin mau tinggal di rumah mertuanya, canggung pastinya karena mertuanya adalah sahabatnya sendiri, astaga takdir Tuhan memang kadang lucu.

"Ar, jaga putriku, jaga dia sebagai istrimu bukan karena dia anakku. Kamu yang memintanya padaku dan kuberikan dia untukmu, perlakukan dia dengan baik, jangan sakiti dia, aku harap kamu tahu maksudku." Pesan papa Surya sambil menepuk bahu Arvin.

"Pasti bang, saya akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Felisa saat ini dan seterusnya selama dia berstatus menjadi istriku." balas Arvin, sedikit kaku menyebutkan kalimat istriku tadi.

Kedua pria dengan selisih usia 8 tahun itu berpelukan, sama-sama tidak menyangka jika hari ini merubah segalanya, mereka benar-benar menjadi keluarga. Felisa sendiri sekarang ada dalam pelukan Ibu Ratna, wanita itu berulang kali mencium kening Felisa dengan sayang.

"Nak, terima kasih sudah mau menerima Arvin, terima kasih karena kamu menyelamatkan martabatnya hari ini. Terima kasih juga karena bersedia menjadi anak Ibu." ucap wanita itu tulus.

"Terima kasih kembali, Bu." balas Felisa lembut. Gadis itu mengeratkan pelukannya.

Mama Anis menghampiri Felisa, wanita itu mengelus kepala anaknya perlahan. Anak gadisnya sudah bersuami, dia tidak pernah menyangka jika Felisa akan bertemu jodohnya dengan mudah. Wanita itu berdoa semoga putrinya bisa menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai istri, apalagi Arvin adalah pria dewasa yang akan serius dalam hal apa pun, dan dia berharap Felisa tidak bertingkah kekanakan.

"Mama mau ngomong." ujarnya.

Felisa yang mengerti pun langsung mengikuti Mamanya. "Ada apa, Ma?" tanyanya.

"Sayang, umur berapa kamu sekarang?" tanya Mama Anis.

"18 tahun,"

Mama Anis mengangguk, "Kamu sudah cukup besar untuk menjadi dewasa bukan, hari ini kamu menikah dengan seorang pria yang sudah matang dalam hal apa pun, dia bukan pria yang suka bermain-main. Mama harap kamu sanggup menghadapinya, dalam kehidupan pernikahan itu alangkah baiknya saling bahu membahu, saling jujur dan saling melengkapi. Dibanding dengan Arvin Mama tahu kamu lebih banyak kurangnya, lakukan apa yang sudah Mama ajarkan dirumah." pesan mamanya.

"Pernikahan itu ada enak dan tidaknya, enak disaat hubungan kalian berjalan dengan baik. Tapi yang namanya hubungan pasti ada naik turunnya, Mama harap jika kalian sedang ada masalah apa pun nanti entah apa pun itu, alangkah baiknya saling berbicara untuk mencari solusinya, kamu hilangkan sifat kekanakan kamu perlahan ya sayang, buang gengsi kamu untuk berbicara padanya nanti." sambung wanita itu.

AMOUR (Mr. Pradipta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang