Hallo guys, aku sempetin up ya sebelum dikepung tugas-tugas biadab dan menjengkelkan. Doain aku semoga bisa selesai 2 cerita sebelum bulan 3^^
Happy reading
***
Keesokan paginya~
Sepasang suami istri itu sudah bersiap dengan pakaian santai mereka, meskipun santai keduanya masih sopan karena mereka akan berkunjung ke rumah orang tua Felisa. Arvin sampai rela bekerja dari rumah karena lebih memilih ingin mengantar istri, dia khawatir kalau membiarkan Felisa sendirian karena kadang wanita itu akan nekat menyetir sendirian.
Setelah beberapa saat keduanya sampai di kediaman orang tua Felisa, mobil papa Surya bahkan masih terparkir di garasi yang artinya pria paruh baya itu belum berangkat ke kantor. Felisa turun lebih dulu kemudian menatap rumahnya penuh rindu, sudah berapa bulan dia tidak menginjakkan kakinya di rumah ini, aroma suasana pagi di rumahnya benar-benar membuat rindu.
"Ayo masuk," ajak Arvin sambil meraih pinggang Felisa.
"Makanan yang aku bawa udah di ambil?" tanya Felisa.
Arvin mengangkat satu tas sedang berisi masakan yang Felisa buat menunjukan pada istrinya kalau dia sudah mengambil itu, keduanya memasuki rumah dan langsung menuju ruang makan karena jam segini biasanya kedua orang tua wanita itu sedang sarapan pagi. Benar saja saat Felisa sampai di ruang makan dua malaikatnya tengah sarapan, wanita itu langsung memeluk papanya dari belakang sambil mencium pipi yang sedikit mulai tirus.
"Selamat pagi, super hero..." bisik Felisa di telinga papanya.
"Wahhh princess papa, selamat pagi!" seru pria paruh baya itu senang, bahkan papa Surya langsung menghentikan makannya dan langsung memeluk putri kesayangannya.
"Sombongnya habis nikah jadi jarang main ke rumah, udah lupa sama papa?" goda pria paruh baya itu sambil menjawil hidung Felisa.
Mama Anis tersenyum hangat melihat interaksi itu, interaksi yang sudah jarang dia lihat selama kurang lebih 9 bulan ini, intinya semenjak Felisa menikah karena putrinya itu sudah punya kesibukan sendiri, kadang mereka hanya bisa menyapa melalui panggilan video atau telfon biasa.
"Maaf ya pa, ma, Felisa udah mulai kuliah dan mulai sibuk. Mas Arvin juga jarang libur karena ngurusin proyek barunya, makanya baru sekarang Felisa bisa main kesini." jelas wanita itu merasa bersalah.
Kedua orang tuanya mengangguk, kini gantian Arvin yang bersalaman dengan mertuanya, pria itu berbincang dan terkekeh sejenak dengan sepasang suami istri paruh baya di depannya. Felisa sendiri mulai mengeluarkan bawaannya kemudian pergi ke dapur untuk membuat susu karena pagi ini dia belum minum susu, wanita itu kembali ke meja makan sambil membawa segelas susu rasa vanila.
Papa Surya dan mama Anis saling pandang saat melihat ada hal yang janggal dari putri sematawayang mereka, keduanya bergantian menatap Arvin yang hendak menyuapkan anggur ke dalam mulutnya hingga kegiatan itu berhenti. Arvin seolah mengkode kedua mertuanya yang di balas dengan lirikan pada perut Felisa oleh papa Surya dan mama Anis, setelahnya Arvin mengangguk dengan santai lalu melanjutkan acara makan anggurnya yang sempat tertunda.
"Ar?" papa Surya menampilkan ekspresi tidak percaya.
"Ada apa?" tanya Arvin datar, pria itu menatap Felisa yang dibalas oleh tatapan bingung wanita itu.
"Kenapa, pa?" tanya Felisa.
Arvin tersenyum miring, pria itu meminta Felisa agar berdiri kemudian setelah wanita itu berdiri sempurna barulah dia pegang perut buncit wanita itu. Papa Surya dan mama Anis langsung melotot tidak percaya, keduanya langsung berpelukan heboh sambil berjingkrak-jingkrak kesenangan. Arvin maupun Felisa ikut tersenyum senang, tapi setelah itu Arvin langsung mendapatkan jitakan dari ayah mertuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUR (Mr. Pradipta)
Fiksi UmumMenikah dengan bapak-bapak? Siapa takut!! Felisa Anindira, gadis berusia 18 tahun itu tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan naksir dengan seorang Arvin Bisma Pradipta yang tak lain adalah sahabat Ayahnya. Awalnya dia hanya merasa kagum pada soso...