Hai, selamat menjelang siang!!!
Btw di kota kalian hujan gak?
Kota mana aja nih yang hadir?
Semoga suka ya, happy reading🦋❤*****
Satu bulan berlalu~
Hari ini adalah hari terakhir pak gantengnya melajang, besok pria itu akan menikah dan besok pula gadis itu harus rela bapak gantengnya menikah dengan wanita pilihannya. Dia ingin bertingkah tapi dia masih dalam masa pemulihan, jadi dia hanya bisa diam patah hati. Sepertinya memang doanya ini di tertawakan oleh Tuhan, bagaimana bisa anak kecil sepertinya minta di jododohkan dengan pria yang jarak usianya mencapai hampir 15 tahun.
Arvin yang akan menginjak usia 33 dan dia yang baru saja menginjak 18 tahun. Aataga dia butuh sepuluh tahun untuk bisa bersanding dengan pak gantengnya.
"Fel, ini kamu dikirimin gaun sama Om Arvin, katanya besok disuruh jadi bridesmaid bisa nggak?"
Felisa menoleh, kemudian menimbang-nimbang. "Bisa kayaknya, Ma." jawabnya.
"Oke kalau gitu ini dicoba dulu ya, biar nanti malam kamu langsung ikut ke Villa Om Arvin biar besok nggak kelamaan." titah Mamanya.
Felisa mengangguk, gadis itu menerima gaun berwarna rosegold itu dengan perasaan gamang, ya ampun dirinya benar-benar pupus harapan menjadi istri Arvin.
Pak saya putus asa, huwaaa masa saya jadi bridesmaid bukan jadi pengantinnya!!
Tak ayal, meakipun kesal Felisa tetap mencoba gaunnya. Dia akan tetap menjadi bridesmaid besok di acara pernikahan Arvin. Felisa memutar tubuhnya pelan karena cedera di kakinya masih butuh pemulihan, intinya dia tidak boleh bergerak terlalu berlebihan dan harus tetap sering mengontrol tulang-tulang tercintanya.
"Emang ya, yang paling penting itu tulang, tanpa tulang gue mleyot." kekehnya.
Mata Felisa berbinar, cantik juga gaunnya ini. Besok pasti dia akan lebih cantk dibanding pengantinnya, tapi kesombongan Felisa mendadak lenyap ketika mengingat profesi apa yang Airin emban sekarang ini. Wanita itu adalah disigner terkenal sekaligus model internasional, kecantikannya tidak perlu di ragukan lagi. Kira-kira 1:1 kecocokan antara Arvin dan Airin, keduanya sama-sama sempurna,entah seperti apa paras bayi mereka nanti
Ahakk hati gue makin nyut-nyutan!!!
"Huffttt! Sabar Fel, jodoh gak kemana, pasti ada orang yang lebih dari pak Arvin di dunia ini dan tentunya dia jodoh lo!" ujar Felisa menyemangati diri sendiri.
Sesuai perkataan Mamanya malam ini Felisa dijemput oleh sopir rumah Arvin untuk dibawa ke Villa tempat pria itu menggelar prosesi akad nikah. Acara akad dan resepsi memang akan dilakukan terpisah, akadnya besok pagi yang akan di hadiri keluarga besar serta kerabat dekat kemudian resepsinya akan diselenggarakan minggu depannya secara besar-besaran.
Selama perjalanan Felisa tertidur, gadis itu bahkan tidak sadar jika sudah sampai ditempat hingga Zaki yang memang sudah berada disana lebih dulu harus menggendong Felisa masuk kedalam. Zaki disini dibutuhkan untuk mengatur acara, lelaki itu senang sekali dengan event organizer jadi masalah seperti ini bukan hal sulit baginya.
"Adikmu sudah sampai?" tegur Arvin yang kini susah dibalut piama abunya.
"Sudah Om, dia tidur sejak perjalanan kata supir yang ngantar tadi." jelas Zaki.
Arvin mengangguk, "Kalau begitu kamu bisa istirahat juga, kerjakan sisanya besok karena akad masih dimulai pukul sepuluh siang."
Zaki mengangguk, tapi dia akan menyelesaikannya malam ini juga agar pagi nanti dia bisa bersantai memantau semuanya. Hanya tersisa sedikit pekerjaan yang harus dia rampungkan, mungkin butuh waktu satu jam lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUR (Mr. Pradipta)
Ficção GeralMenikah dengan bapak-bapak? Siapa takut!! Felisa Anindira, gadis berusia 18 tahun itu tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan naksir dengan seorang Arvin Bisma Pradipta yang tak lain adalah sahabat Ayahnya. Awalnya dia hanya merasa kagum pada soso...