Selamat Tahun Baru 2023 semuanya^^
Semoga yang belum tercapai di tahun 2022 akan segera tercapai di tahun ini, sehat selalu readers❤Happy reading!
*****
Hari ini Felisa sudah bangun pagi-pagi sekali dan menyiapkan sarapan untuknya sendiri dan Arvin, gadis itu akan berangkat kuliah tadinya tapi ternyata sang Mama menelfon pagi-pagi buta dan mengatakan jika dia sudah di izinkan dari kampus selama sepuluh hari karena setelah akad kemarin mereka akan melangsungkan resepsi. Awalnya Felisa menolak adanya resepsi karena itu akan sangat melelahkan, tapi semua sudah terlanjur dan Arvin juga sudah memberitahu WO yang mengurus resepsinya agar mengganti nama Airin menjadi Felisa.
Sayang sekali uangnya jika resepsi itu dibatalkan, jadi tidak apa-apa sekalian saja lelahnya setelah itu mereka bebas beristirahat dan Felisa bisa berkuliah tanpa beban. Arvin duduk di salah satu kursi dan diikuti Felisa di sebelahnya. Gadis itu seperti biasa selalu mengambilkan makanan suaminya, kemudian mereka memulai sarapan dengan hening.
Selesai sarapan Arvin langsung buru-buru berangkat, sidang dimulai jam setengah sepuluh nanti tapi dia ada meeting dadakan jam setengah delapan ini di perusahaannya. Felisa mengikuti suaminya kedepan, memasang senyum seindah mungkin siapa tahu pak gantengnya itu mau menciumnya.
"Saya berangkat, Assalamualaikum." ucap Arvin sembari menyodorkan tangannya.
Felisa dengan senang hati menyambut tangan kekar itu dan menciumnya, "Iya, waalaikumsalam. Hati-hati..."
"Mas!!" panggilnya saat Arvin pergi begitu saja.
"Kenapa?"
Bibir Felisa cemberut, hei apakah suaminya itu tidak punya inisiatif? Haruskah dia menggatal dulu dan bertingkah layaknya perempuan murahan? Astaga ingin rasanya Felisa menukarkan suaminya, tapi dia tidak rela dan tidak akan pernah rela. Gadis itu menarik dasi Arvin hingga membuat pria itu membungkuk karena tidak siap, dengan gerakan cepat Felisa memberi ciuman di pipi dan bibir pria itu.
Cup
"Gitu loh pak suami, dasar nggak punya inisiatif romantisan sama istri." cibir Felisa sembari merapikan dasi Arvin.
Arvin seperti orang linglung, pria itu segera menggelengkan kepalanya dan cepat-cepat masuk mobil. Felisa memang seagresif itu, gadis itu gencar menggodanya dan sebisa mungkin dia abaikan. Sudah pernah dia katakan sebelumnya bahwa itu berbahaya, mau bagaimana pun dan sejauh apa pun usia mereka nyatanya Felisa itu istrinya dan sebagai pria dewasa bisa saja dia tergoda.
Lagi pula siapa yang tahan jika disuguhi tubuh seksi begitu, tidak ada. Felisa cekikikan setelah mobil Arvin menghilang dari pandangan matanya, tadi dia melihat telinga suaminya memerah, astaga pak gantengnya lucu sekali saltingnya seperti ABG baru puber.
"Hari ini karena nggak ngampus, mari kita belanja!" sorak Felisa, gadis itu segera masuk ke dalam rumah untuk bersiap-siap.
Kemungkinan besar dia akan pergi sendiri karena Intan pasti sedang ada mata kuliah pagi, tidak apa-apa dengan begitu dia akan lebih menghemat uang karena jika Intan ikut maka dengan tidak tahu dirinya gadis itu akan memporoti uangnya. Sebenarnya dia juga begitu jika Intan mengajaknya belanja, ya intinya mereka berdua sama saja.
Felisa memesan taksi online karena sopir rumah Arvin sedang mengantar barang ke rumah kerabat Arvin yang masih berada dalam satu kota. Gadis itu mengenakan pakaian simple dengan rambut di ikat menjadi satu ke belakang, jiwa-jiwa anak sekolahnya masih begitu melekat pada dirinya membuat siapa pun tidak percaya bahwa dirinya sudah bersuami.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUR (Mr. Pradipta)
Ficción GeneralMenikah dengan bapak-bapak? Siapa takut!! Felisa Anindira, gadis berusia 18 tahun itu tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan naksir dengan seorang Arvin Bisma Pradipta yang tak lain adalah sahabat Ayahnya. Awalnya dia hanya merasa kagum pada soso...