Part 28 "Hari Bahagia"

4.7K 319 42
                                    

Selamat pagi menjelang siang sayang, hari ini aku update harusnya udah dari tadi malam but kepalaku sakit bgt mau liat tulisan sebanyak ini haha.

Oh iya, aku juga mengucapkan bela sungkawa kepada almarhumah penulis Nova Siswanto, semoga amal ibadahnya diterima disi Tuhan YME. Aamiin.

**Selamat membaca**

Sorak sorai terdengar riuh saat sepasang pengantin saling berciuman, haru biru juga dirasakan satu jam sebelumnya saat prosesi akad sedang berlangsung, ijab qobul terlaksana dengan khidmat juga penuh suka cita. Intan dan Devan sudah resmi menikah dan menjadi sepasang suami istri, keduanya tengah berdiri diatas panggung membelakangi para tamu undangan untuk prosesi acara melempar bunga.

"Mas, aku mau ikut nangkap bunganya boleh?" tanya Felisa sedikit memohon.

Arvin menggeleng, "Disana banyak orang, kalau jatuh bagaimana?"

Wanita hamil itu kembali duduk di kursinya dengan tenang mengangguk pasrah atas keputusan suaminya, dia juga tidak mau membahayakan calon bayi yang dikandungnya hanya demi seuntai bunga. Arvin yang melihat Felisa terdiam sambil memandangi perut buncitnya menghela napas, tersenyum tipis sembari mengelus perut buncit itu.

Arvin bangkit dari duduknya dan berjongkok di depan sang istri seraya menatap perut. "Sayang, kalau mau bunga nanti papa belikan, jangan ajak mama kamu main yang bahaya ya. Papa sayang kalian,"

Cup

"Sudah ya, nanti kita beli bunga yang banyak buat kamu." bujuk Arvin karena merasa istri kecilnya masih belum rela.

Felisa tersenyum lebar, dia jadi tidak menginginkan bunga lagi dan lebih menginginkan dimanja seharian oleh suaminya. Lihatlah suami dinginnya itu ketika sedang romantis, dia jadi ingin sekali mengarungi sang suami dan memajangnya dikamar mereka saja agar tidak ada yang melihat manusia limited edition tersebut.

Felisa yang tadinya menunduk kini jadi menyender dipundak Arvin menyaksikan prosesi lempar bunga yang juga belum dilaksanakan sejak tadi, Felisa sesekali tertawa saat sikecil Hana ikut bersorak bersama tamu lain yang bersiap mendapat lemparan bunga. Anak manis itu tidak akan kekurangan kasih sayang seorang ibu lagi, Felisa yakin Intan akan menjaga putri kecil Devan sepenuh hati seperti anaknya sendiri.

Suara MC yang sangat antusias memenuhi ruangan pesta itu mulai berganti dengan hitungan mundur para tamu undangan, dalam hitungan terakhir seuntai bunga mawar putih itu dilemparkan keudara oleh pasangan Devan dan Intan. Sepersekian detik berada diudara bunga itu jatuh tepat ditangan Hana, padahal banyak sekali muda-mudi yang menantikan bunga itu jatuh ditangan mereka.

"Wowww!! Ternyata sikecil Hana yang mendapatkan bunga pengantinnya, tepuk tangan yang meriah!" seru MC acara tersebut.

Intan dan Devan tertawa melihat putri mereka melompat kesenangan sembari mengacungkan untaian bunga yang ukurannya lebih besar dibandingkan dengan kepala anak itu, Devan juga turun dari panggung untuk mengambil princess kesayangannya untuk diajak berfoto bersama.

"Mommy!!!" seru Hana girang saat Daddy nya mendekatkan tubuhnya kepada Intan.

"Hai sayang, anak pintar Mommy kuat banget ya angkat bunganya sendiri." gemas Intan pada Hana, bahkan perempuan itu mencubit lengan Devan menyalurkan kegemasannya.

"Sakit sayang, kenapa aku yang dicubit?" gumam Devan sedikit berbisik.

Intan mengabaikannya dan lebih memilih untuk fokus kepada fotografer yang sedang mengarahkan kamera kepada mereka bertiga, ketiganya berfoto gaya formal, romantis dan terakhir gaya bebas. Arvin dan Felisa juga ikut berfoto bersama, bahkan Intan dan Felisa berfoto berdua sembari memegang perut buncit menggemaskan Felisa.

AMOUR (Mr. Pradipta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang