Malam yang sunyi dan dingin. Cahaya remang remang dari satu lampu menunjukkan bayangan seseorang yang tengah terduduk di salah satu kursi dengan buku yang terbuka. Matanya merah tajam miliknya menelaah satu persatu kalimat yang ada di buku yang saat ini tengah ia baca.
Disisi lain, 3 orang yang tengah asik membuat pesawat kertas sesekali kekehan mereka terdengar membuat 1 orang yang baru saja sampai itu tersenyum manis. Wajahnya yang tampan bagaikan dewa Yunani itu seolah menarik siapapun untuk melihatnya.
Tubuhnya yang atletis itu menambah kesan tampan pada laki laki itu. Seseorang yang baru sampai itu mendekati adiknya yang asik membaca buku. Ia menghela napas. Lagi, adiknya itu terus membaca buku itu berkali kali.
"Sampai kapan kamu melihat batu permata Tanzanite itu, Jake ?," tanya laki laki yang baru saja sampai itu pada laki laki yang ia panggil Jake. Jake mendongakkan kepalanya lalu menolehkan kepalanya ke samping dan terkekeh kecil melihat kakaknya itu sambil menggelengkan kepalanya
"Harusnya aku yang menggelengkan kepalaku. Bukan kau, Jake," ucap laki laki itu sambil menggelengkan kepalanya dan duduk disamping kursi yang diduduki oleh Jake.
Jake hanya membalas kakaknya itu dengan kekehan lalu menutup buku yang berisi tentang segala hal yang berhubungan dengan batu permata yang ia incar. Tanzanite. Batu yang diincarnya selama ini.
"Batu permata itu begitu indah, kak. Aku ingin memilikinya satu," ucap Jake mengutarakan keinginannya tentang batu itu.
Sambil membenarkan posisi duduknya agar ia bisa lebih nyaman saat berbicara dengan kakak tertuanya itu. Namanya Park Jongseong, itupun dahulu sebelum zaman modern menerpa nya hingga ia mengganti namanya menjadi Jay.
"Aku juga ingin memilikinya !," ucap girang seorang anak laki laki dengan boneka beruang coklat di tangannya yang ia peluk erat erat dan kini berlari menuju kedua kakaknya itu.
Kedua orang itu terkekeh mendengarnya lalu Jake memeluk laki laki itu sambil menganggukkan kepalanya. Tanda ia menyetujui apa yang dikatakan oleh adik kecilnya itu. Dia menggemaskan sekali, bukan ?
"Kak, apa yang ayah ingin sampaikan ya ? Kenapa kita disuruh kumpul seperti ini ? Tidak seperti biasanya, kan ?," tanya laki laki yang baru saja sampai memperhatikan pesawat kertas yang ia sudah buat tadi.
Jay menggelengkan kepalanya, ia juga sendiri juga tidak tahu mengapa ayahnya mengumpulkan mereka saat ini. Tidak biasanya. Biasanya mereka hanya ditunjuk untuk menjadi perwakilan untuk menemui ayahnya. Agak aneh dan tak biasa.
"Aku juga tidak tau, Niki. Tidak biasanya ayah mengumpulkan kita tanpa membicarakannya dengan ku apa alasannya. Ini aneh," ucap Jay dengan rasa penasaran di kepalanya.
Begitu pun dengan Jake dan Jungwon. Laki laki yang memeluk boneka tadi sambil memeluk tubuh kakaknya yakni Jake yang asik mengunyel pipinya. Adik menggemaskan Jake itu nampak enggan untuk berfikir dan fokus pada bonekanya.
"Sepertinya akan ada sesuatu yang dibawa ayah ke rumah," ucap laki laki berambut blonde sambil berjalan dan dengan santainya duduk di pangkuan Jake disebelah kiri.
Jungwon menggembungkan pipinya. Namun, Sunoo hanya mengejek Jungwon dengan ejekan di wajahnya. Jay menggelengkan kepalanya. Sunoo dan Jungwon sangat dekat dengan Jake sedangkan Niki dan Sunghoon sangat dekat dengannya.
"Sunghoon kemana ?," tanya Jake pada kakaknya itu. Belum Jay membalas pertanyaan Jake, Sunghoon datang entah dari mana dan duduk didepan mereka di lantai lalu dengan santainya menggendong Sunoo untuk duduk di pangkuannya.
Sunoo sudah memasang wajah kesal melihat kakaknya yang satu ini. Sunghoon begitu posesif dengannya. Dia tidak pernah membiarkan dirinya untuk lebih banyak berdekatan dengan yang lainnya.
"Sepertinya, ia akan datang bersama calon istrimu, Kak," ucap Sunghoon sambil mengunyel pipi Sunoo yang menggembung karena kesal pangkuannya berpindah dari Jake ke Sunghoon.
Niki meroll eyes matanya dan berjalan ke arah Jay. Jay menggodanya dengan cara melebarkan tangannya seolah membiarkan Niki jika ia ingin duduk di pangkuannya. Menyebalkan sekali. Niki memang kesal namun ia tetap duduk dipangkuan Jay.
Jake terdiam sejenak, istri ya. Ia menghela napas jengah, Jay lebih tua darinya tapi kenapa harus dia yang menikah lebih dulu ? Jay yang bisa mendengar pikiran Jake terkekeh geli. Jake menolehkan kepalanya menatap Jay dengan tatapan tajam
"Tapi, aku rasa ia bukan seseorang yang biasa," ucap Sunoo dengan tangan yang berusaha menjauhkan wajah Sunghoon yang sedari tadi masih saja menciumi pipinya. Menjadikan pipi Sunoo sebagai samsak ciuman bagi Sunghoon.
Jay menganggukkan kepalanya tanda ia menyetujui apa yang dikatakan Sunoo tadi.Suara langkah kaki terdengar memasuki ruangan. Dan, membuat semua mata tertuju pada laki laki berjubah hitam itu dan membuat semuanya tersenyum sebelumnya mereka menyadari ada seseorang yang berada di gendongan laki laki yang baru saja datang itu.
Jungwon dengan perlahan turun saat menyadari Jake hendak menghampiri laki laki itu. Jay juga membiarkan Niki turun dari pangkuannya. Kemudian ia berdiri dan ikut mendekati laki laki itu. Ya, itu ayahnya yang datang dengan seseorang yang berada di gendongannya.
Sang ayah menidurkan tubuh laki laki itu di sebuah sofa panjang. Ayahnya tersenyum dan menghampiri Jake yang masih menatap bingung siapa laki laki yang dibawa oleh ayahnya itu ? Dan, senyuman apa itu yang ditunjukkan sang ayah padanya ?
"Kubawakan Tanzanite yang kau inginkan, Jake," ucap sang ayah pada Jake. Jake menaikkan sebelahnya dan menatap ayahnya dengan tatapan yang tidak mengerti lalu kembali menatap laki laki itu. Tunggu, dia ingin batu permata bukan nya manusia. Ini bukan batu permata Tanzanite.
"Ayah yang kuinginkan adalah batu permata. Bukannya, manusia," ucap Jake sambil menggelengkan kepalanya tanda tidak mengerti dengan jalan pikiran ayahnya. Sang ayah tersenyum dan detik kemudian laki laki itu terbangun dengan batuk yang mengiringi. Semua mata menuju pada laki laki itu
Laki laki itu terbatuk batuk beberapa kali. Dan, dengan perlahan mendudukkan dirinya nya sendiri lalu membuka matanya perlahan. Menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina matanya. Jake seketika terdiam saat melihat mata laki laki itu. Dan, dengan perlahan mendekati laki laki bermata Tanzanite itu.
Laki laki bermata Tanzanite itu menatap Jake dengan tatapan bingung lalu menatap sekitarnya. Semua orang menatapnya dengan tatapan yang ia sendiri tidak mengerti. Jake berlutut dengan satu kaki di depan laki laki bermata Tanzanite itu. Menelisik wajah manis dan tampan itu dengan teliti. Ia begitu sempurna.
"Siapa kalian ?," tanya laki laki itu membuat semua orang semakin terdiam mendengar suara manis itu keluar dari mulut laki laki bermata Tanzanite itu.
Part 3, Done
Seluruh kejadian yang terjadi dalam book ini murni khayalan dari penulisnya. Penulis menggunakan beberapa artis kpop sebagai tokoh utama di book ini. Yakni, member Enhypen, BTS, TXT dan akan muncul lebih banyak lagi artis artis yang akan muncul dalam cerita ini. Harap pembaca dapat memilah cerita dengan baik. Karna, book ini mengandung unsur unsur dewasa dan juga bxb story. Jika tidak menyukai hal bergenre seperti itu silahkan tinggalkan book ini tanpa menyematkan kata kata yang tidak baik pada kolom komentar. Terima kasih dan mohon dukungannya untuk book pertama ku di sini. Sampai jumpa next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕭𝖑𝖊𝖘𝖘𝖊𝖉-𝕮𝖚𝖗𝖘𝖊𝖉
Fanfiction"Ingatlah dua hal ini. Yang pertama, jangan pernah merasa bahwa sebuah 'Kutukan' atau 'Kekurangan' sebagai aib pada dirimu sendiri. Itu karna kamu masih belum mengerti akan hal itu. 'Kutukan' bisa menjadi sebuah 'Berkat' jika kamu melihat dari sisi...