Bacalah dengan perlahan dan sesuai dengan umurnya. Apabila tidak nyaman dengan book ini. Mohon untuk meninggalkan book ini dengan tenang dan tidak menyebarkan komentar buruk di kolom komentar. Jangan lupa vote dan komen ya biar aku makin semangat.
----------0000000000----------
Sunghoon dengan perlahan berjalan ke arah danau kecil tepat di belakang rumahnya. Entah lah, semenjak Heeseung pergi untuk selama lamanya. Rumahnya seakan mati. Bunga Petunia yang ada di halaman rumah pun seolah ikut mati bersama kepergian Heeseung.
Sunghoon menghela napas, entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang salah. Sesuatu yang seharusnya tidak di lakukan. Sesuatu yang rasanya amat mengganjal. Mengingat hal itu, membuat Sunghoon kembali menghela napas untuk yang kesekian kalinya.
Ia mendongakkan kepalanya dan menatap bulan purnama. Solon, sisi serigala Sunghoon yang sudah lama terpendam. Seakan akan ia telah mati. Tidak. Ia tidak mati. Hanya saja, Sunghoon melarangnya untuk keluar. Ini memang murni bukan salah Solon.
Tapi, dia tidak bisa menerima hal itu. Kenapa rasanya takdir selalu bermain main dengannya ? Apa takdir ingin membuatnya pergi dari dunia ini ? Ada satu hal yang Sunghoon syukuri dari hidupnya. Kenyataan bahwa ia hanya menjadi pemeran sampingan dalam cerita ini.
Sungguh, itu adalah satu satunya hal yang Sunghoon syukuri. Lirikan mata Sunghoon mengarah ke arah semak semak yang ada di ujung sana. Dia merasakan bahwa ada seseorang yang tengah mengawasinya. Ah, tidak. Bahkan, ada lebih dari satu makhluk yang mengawasinya.
Tapi, siapa ? Dan, bagaimana bisa mereka masuk ke wilayah nya ? Sunghoon dengan perlahan membalikkan badannya ke arah semak semak itu. Takut, sial ! Sudah lebih dari puluhan tahun dia tidak merasakan hal itu. Tapi, malam ini. Rasa takut itu kembali menghampirinya.
Sunghoon menatap semak semak itu dengan teliti. Dan, mundur secara perlahan. Hingga, tubuhnya membentur sesuatu. Saat Sunghoon membalikkan badannya, matanya terbelalak. Tentu, ia tau siapa 2 orang yang kini ada di hadapannya.
Sunghoon seketika tersungkur di tanah saking terkejutnya dengan kedatangan 2 orang itu. Saat 2 orang itu membuka mata, aliran darah Solon kembali mengalir. Mata kuning menyala itu menatapnya dengan tatapan yang lurus.
Sedangkan, si mata merah menatapnya dengan tatapan yang sangat dingin. Sunghoon menggelengkan kepalanya dan mundur perlahan. Setiap kali ia melangkah, mereka pun ikut melangkah mengikis jarak yang sempat di buat Sunghoon.
Sunghoon menggelengkan kepalanya. Mereka sudah mati. Ia pasti sedang berhalusinasi. Ya, mereka sudah mati. Sunghoon terus merapal kata kata itu. Seakan mendapatkan kekuatan, Sunghoon berdiri dan berusaha untuk berlari.
Namun, langkah ke empatnya tidak dia dapatkan karna tepat di langkah ke tiga. Detak jantung Sunghoon kembali terdengar. Sunghoon memegang dadanya sendiri dan kembali jatuh ke tanah.
"Sudah ku bilang, bukan ? Jangan berlari dari aku. Mungkin kau bisa lari, tapi Solon tidak bisa Sunghoon. Solon mate ku, maka dia harus tunduk pada ku," ucap Taehyun, si mata kuning. Yoongi menatap Taehyun lalu menganggukkan kepalanya.
Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan menatap Sunghoon yang tengah berusaha menyeret kakinya sendiri untuk pergi ke pohon besar. Taehyun dan Yoongi menatap Sunghoon yang kini sudah bersender di pohon besar itu sambil memegang dadanya.
"Sepertinya, ia lupa bagaimana cara bernapas dengan baik, Taehyun. Sudah lama, sisi hidup maksudku sisi serigala Sunghoon tidak menguasai tubuhnya. Ia pasti kesulitan," ucap Yoongi pada Taehyun. Taehyun menganggukkan kepalanya dan mendekati Sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕭𝖑𝖊𝖘𝖘𝖊𝖉-𝕮𝖚𝖗𝖘𝖊𝖉
Fanfiction"Ingatlah dua hal ini. Yang pertama, jangan pernah merasa bahwa sebuah 'Kutukan' atau 'Kekurangan' sebagai aib pada dirimu sendiri. Itu karna kamu masih belum mengerti akan hal itu. 'Kutukan' bisa menjadi sebuah 'Berkat' jika kamu melihat dari sisi...