Bacalah dengan perlahan dan sesuai dengan umurnya. Apabila tidak nyaman dengan book ini. Mohon untuk meninggalkan book ini dengan tenang dan tidak menyebarkan komentar buruk di kolom komentar. Jangan lupa vote dan komen ya biar aku makin semangat.
----------0000000000----------
Semenjak kepergian suaminya itu Heeseung terdiam lalu menatap ke arah jendela yang terbuka. Dan, membayangkan betapa hancur dan kecewanya Jungwon jika memang salah satu saudaranya lah yang mengubahnya menjadi makhluk penghisap darah.
Heeseung tidak bisa membayangkan semarah apa nantinya jika Jungwon mengetahui semuanya. Jungwon bisa saja kehilangan akal sehatnya. Heeseung menundukkan kepalanya dan meyakinkan dirinya untuk menemukan orang itu lebih dulu dibandingkan Jungwon.
Bukan, dia bukan berusaha untuk melindunginya. Tapi, jika dalam keadaan yang penuh dengan amarah orang tidak akan berfikir dengan jernih. Jadi, dia akan mencari tau lebih dulu alasannya baru setelah itu ia akan serahkan semuanya pada Jungwon.
Disisi lain, Jungwon terduduk di rumput tepatnya di taman belakang rumahnya. Dia diam seribu bahasa. Dikepalanya penuh dengan pertanyaan pertanyaan yang tentu saja tidak dapat ia jawab. Bahkan, nyaris mustahil ia ketahui.
Jungwon meremas rambutnya sendiri dan mulai melemparkan batu kerikil kearah danau. Ia benar benar ingin tahu siapa yang mengubahnya menjadi vampire tapi disisi lain apa yang nanti ia lakukan jika ia sudah mengetahuinya ? Membunuhnya ?
Tidak mungkin, Jungwon menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin dia membunuh saudaranya sendiri. Tapi, orang itu harus menerima ganjarannya. Jungwon kehilangan semuanya karna orang itu. Apa yang harus ia lakukan ?
Jay menatap adiknya dari balkon kamarnya yang ada di lantai 2. Dia tau betul apa yang difikirkan adiknya. Jay membalikkan badannya dan berjalan menuju cermin seukuran tubuhnya. Hingga, suara ketukan pintu membuat fikirannya buyar begitu saja.
Jay menoleh kearah pintu dan mendapati Heeseung yang mengintip. Jay menganggukkan kepalanya tanda ia setuju. Heeseung masuk dengan perlahan ke dalam kamar dan dengan izin Jay. Heeseung duduk di atas kasurnya.
Lalu, Heeseung menceritakan semuanya pada Jay. Jay menghela napas lalu menganggukkan kepalanya. Bahwa, apa yang dikatakan Jake, suaminya itu benar adanya. Dan, itu semakin membuat Heeseung tertekan.
Suara gesekan ban dengan tanah terhenti tepat didepan rumah. Pintu terbuka dan seseorang turun dari mobil. Dibantu dengan sopir yang menurunkan koper dan juga tas laki laki itu. Laki laki itu menganggukkan kepala, sambil tersenyum dan membungkukkan badannya saat mobil itu mulai meninggalkan perkarangan rumahnya.
Laki laki itu menarik kopernya dan masuk ke dalam rumah. Saat sampai di dalam rumah, ia membiarkan nanny rumah nya membawa kopernya ke kamar. Sedangkan dia, berjalan menuju ruang makan dan saat ia sampai ia dengan pedenya merentangkan tangan tak lupa dengan senyuman lebar di wajahnya membuat semua orang terdiam dan menganga.
"Sejak kapan saudaraku berubah menjadi gulali ?! Dan, apa apaan itu !!! Pink hair color, ayolah Niki jangan hancurkan nama baik mu sendiri," ucap Sunoo yang terkejut bahkan sampai memuncratkan darah yang tengah dia minum tadi.
Heeseung yang baru saja sampai terdiam dengan mulut yang terbuka dan berjalan kearah Niki. Niki hanya tersenyum dan sesekali membungkukkan badannya. Heeseung menghampiri Niki dan memegang rambut pinknya lalu menggelengkan kepalanya. Kemudian, kembali duduk di salah satu kursi di meja makan itu.
"Kalian pasti rindu dengan aku kan ? Hayo mengaku pada ku," ucap Niki dengan ceria dan duduk di sebelah Heeseung. Heeseung tersenyum manis dan menganggukkan kepalanya tanda ia setuju pada perkataan Niki. Namun, tidak dengan saudara saudaranya. Yang memandang Niki jijik dan memalingkan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕭𝖑𝖊𝖘𝖘𝖊𝖉-𝕮𝖚𝖗𝖘𝖊𝖉
Fanfiction"Ingatlah dua hal ini. Yang pertama, jangan pernah merasa bahwa sebuah 'Kutukan' atau 'Kekurangan' sebagai aib pada dirimu sendiri. Itu karna kamu masih belum mengerti akan hal itu. 'Kutukan' bisa menjadi sebuah 'Berkat' jika kamu melihat dari sisi...