𝕭𝖑𝖊𝖘𝖘𝖊𝖉-𝕮𝖚𝖗𝖘𝖊𝖉

Faint Memories

Bacalah dengan perlahan dan sesuai dengan umurnya. Apabila tidak nyaman dengan book ini. Mohon untuk meninggalkan book ini dengan tenang dan tidak menyebarkan komentar buruk di kolom komentar. Jangan lupa vote dan komen ya biar aku makin semangat.

----------0000000000----------

Heeseung tengah asik membaca buku ditemani secangkir kopi ditaman belakang. Angin sepoi sepoi membuat nya semakin larut dalam buku yang ia baca. Buku yang ia baca adalah tentang vampire. Jujur, entah mengapa rasanya ia ingin membaca buku ini. 

Padahal kan dia menikah dengan vampire. Tapi, rasa penasarannya dengan buku itu pun membuatnya berakhir membacanya. Laki laki berlesung pipit itu tersenyum dan mendekati kakak iparnya dengan sepiring buah mangga. 

Buah kesukaan sang kakak ipar. Setelah sampai, laki laki berlesung pipit itu terkekeh geli yang membuyarkan acara membaca kakak iparnya itu. Ia terkekeh kecil dan menyembunyikan buku itu dibelakang badannya.

"Jungwon ?," tanya Heeseung dengan perlahan mendudukkan dirinya. Jungwon meletakkan piring itu ke meja dihadapan mereka dan mengambil posisi untuk duduk bersebelahan dengan sang kakak ipar. Jungwon menatap kearah buku itu dan terkekeh geli kemudian mendongakkan kepalanya menatap kakak ipar yang berusaha mengatur kekehannya juga.

"Untuk apa kakak ipar baca itu ? Kan, jika ingin bertanya pasal vampire bisa langsung bertanya padaku atau pada suami kakak. Tidak perlu baca buku seperti itu," ucap Jungwon terkekeh. Heeseung menggaruk leher belakangnya yang tak gatal dan mengambil garpu dan menusukkan nya ke salah satu irisan buah mangga lalu memakannya

"Aku malu jika bertanya hal itu, Uwon," ucap Heeseung setelah mengabiskan irisan buah mangga dimulutnya itu. Jungwon mengangguk, iya sih pasti malu. Masa tiba tiba nanya hal itu kan, kesannya tidak sopan juga.

"Tapi, boleh aku bertanya satu hal," tanya Heeseung pada Jungwon. Jungwon menganggukkan kepalanya. Tapi, pada saat hendak berbicara. Heeseung kembali menutup mulutnya. 

'Bukannya kalau aku bertanya soal itu kesan nya tidak sopan ya,?' batin Heeseung. Jungwon terkekeh dan menatap kakak iparnya. Heeseung juga menatap mata Jungwon. 

Jungwon seolah mengatakan tidak apa apa. Heeseung menganggukkan kepalanya dan menghembuskan napasnya kemudian menatap Jungwon. Sedangkan, Jungwon masih senantiasa menunggu pertanyaan yang akan dilontarkan oleh kakak iparnya itu.

"Maaf, Jungwon. Jika aku boleh tau umur mu berapa ?," tanya Heeseung dengan nada yang semakin mengecil diakhirnya. Meskipun begitu, Jungwon masih bisa mendengarnya dengan jelas. Jungwon menganggukkan kepalanya. Dan, mulai mencari posisi nyaman untuk duduknya.

"Usiaku ya ? Pertanyaanku, usia manusia ku atau usia vampire ku ? Tapi, akan ku jawab dua duanya. Sekaligus aku ingin membagikan rahasia ku padamu, kakak ipar," ucap Jungwon pada Heeseung. Heeseung menaikkan sebelah alisnya seolah mengatakan kenapa aku ? Jungwon menghela napas jengah dan kembali menatap kakak iparnya itu.

"Karna, aku merasa. Aku akan lebih nyaman bercerita dengan mu. Kalau sama kakak ku yang lain pasti mereka akan menjawab secara logika. Tapi, aku tidak butuh jawaban logika atau masuk akal, kak. Aku butuh jawaban secara perasaan," ucap Jungwon lalu diangguki oleh sang kakak ipar yang sudah siap mendengarkan Jungwon berbicara.

"Usia ku 16 tahun. Selama 16 tahun aku hidup sebagai manusia seutuhnya. Ya, seperti anak umur 16 tahun lainnya. Tapi, semua berubah saat malam itu. Malam paling mengerikan dalam hidupku. Malam dimana aku kehilangan jati diriku sebagai seorang manusia. Malam dimana aku tidak tau seperti apa kejadian sebenarnya. Karena, entah mengapa aku kehilangan semua memoriku tentang bagaimana aku bisa berubah menjadi seperti ini. Dan, siapa yang menggigitku. Aku sudah hidup selama 14 tahun sebagai vampire. Aku sudah berusia 30 tahun. Tapi, jika kakak berfikir aku yang lebih tua dari Niki. Maaf, kakak salah," ucap Jungwon membuat Heeseung menaikkan sebelah alisnya. Jungwon menatap lurus kedepan dan kembali melanjutkan pembicaraannya.