Ethan dengan perlahan memberikan pengarahan untuk materi hari ini di depan kelasnya. Semua orang nampak serius. Namun, tidak untuk Ricky yang sedari tadi terus menundukkan kepalanya. Tangan bergemetar dengan keringat yang bercucuran dari keningnya.
Jungwon sedari tadi memperhatikan tingkah laku Ricky dari lirikan matanya. Sakit. Dia tidak bisa melihat ini. Tapi, dia harus melakukannya. Setelah hampir 2 jam mata pelajaran, suara bel istirahat berbunyi. Semua orang bersorak gembira. Ethan mengakhiri kelasnya dan mulai keluar dari kelas.
"Kamu mau kemana ?," tanya Jungwon sambil bertopang dagu memperhatikan Ricky yang mulai berjalan pergi. Ricky tentu saja memberikan reaksi terkejut atas perkataan yang di lontarkan oleh Jungwon. Tanpa menoleh ia menjawab pertanyaan murid baru itu.
"Aku..aku ingin ke kantin," ucap Ricky dengan terbata bata. Jungwon menganggukkan kepalanya. Ricky bernapas lega dan mulai kembali berjalan.
"Siapa yang mengizinkan kamu pergi sendiri ?," tanya Jungwon pada Ricky yang kini merubah posisi duduknya menjadi menyender pada kursi, mengangkat satu kakinya dengan kedua tangan di dalam saku celananya. Ricky kembali terdiam, tak bergerak. Bahkan, rasanya untuk bernafas saja tidak bisa.
"Aku ikut," ucap Jungwon berdiri dan mulai berjalan mendekati Ricky. Oh Tuhan. Jungwon melingkarkan tangannya ke pinggang Ricky dan itu membuat Ricky tersentak kaget lalu melepaskan dirinya dari Jungwon. Jungwon menatap tangannya sendiri lalu menatap tajam kearah Ricky.
"Apa apaan ini ? Apa aku harus melakukan nya lagi agar kamu mengerti, hah ?," tanya Jungwon dengan suara beratnya. Ricky menggelengkan kepalanya dan meremas kuat ujung kemejanya.
"Ini di sekolah, Jungwon. Tidak baik," ucap Ricky memberikan penjelasan masuk akal pada Jungwon. Jungwon memasukkan kedua tangan ke saku celana. Dan, berfikir. Lalu, menganggukkan kepalanya. Benar juga, bagaimana pun juga dia tidak ingin istrinya di terpa gosip gosip dari wanita wanita bibir dower di sekolah ini.
"Baik, ayo kita ke kantin bersama. Dan, kau..," ucap Jungwon menggantung dan menunjuk Ricky membuatnya semakin menunduk takut.
"Kau, harus duduk di meja yang sama dengan ku dan para saudaraku," ucap Jungwon menatap Ricky membuat ketenangannya kembali di ombang ambing oleh laki laki di sampingnya ini. Dengan anggukkan kecil, Ricky mengiyakannya. Jungwon menganggukkan kepalanya dan berjalan lebih dulu. Sesampainya di kantin, ada satu meja yang menjadi perhatian seluruh orang di kantin. Meja yang berisi para murid baru.
"Yo!," ucap Jungwon sambil mengangkat satu tangannya. Semua saudaranya menoleh lalu tersenyum pada Jungwon dan mata mereka secara serempak menatap laki laki di belakang mereka. Sungguh, rasanya mereka semua ingin langsung memeluk adik kecil mereka. Sungguh, rasanya ingin memberikan banyak sekali ciuman di wajahnya. Oke, baiklah memang sedikit berlebihan. Tapi, mau bagaimana lagi ? Itu yang mereka rasakan.
"Siapa ?," tanya laki laki yang tengah asik memakan kue mintchoco menunjuk Ricky dengan sendoknya. Jungwon mendudukkan dirinya di bangku yang kosong dan seenak jidat mengambil minuman laki laki yang berwajah pucat di sampingnya yang tengah asik memakan ttaebokki mozarella.
"Ricky," ucap Jungwon menyedot jus jeruk itu. Laki laki berwajah pucat itu menggeplak kepala Jungwon yang membuat acara minum Jungwon terhenti dan Jungwon yang meringis sambil memegang kepalanya kemudian menatap tajam kearah orang yang baru saja menggeplak kepalanya yang berharga ini.
"Yak! Jangan ambil minuman orang, dong ! Beli sana," ucap laki laki itu dengan kesal dan kembali merebut jus jeruknya dari Jungwon. Jungwon masih meringis dan mengusap usap kepalanya sendiri.
"Bagi sedikit doang marah. Dasar sensitif, seperti perempuan sedang menstruasi saja," ucap Jungwon membela dirinya sendiri. Laki laki itu menatap datar kearah Jungwon dan menunjukkan gelas berisi jus jeruk yang hanya tersisa seperempatnya saja ke arah Jungwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕭𝖑𝖊𝖘𝖘𝖊𝖉-𝕮𝖚𝖗𝖘𝖊𝖉
Fanfiction"Ingatlah dua hal ini. Yang pertama, jangan pernah merasa bahwa sebuah 'Kutukan' atau 'Kekurangan' sebagai aib pada dirimu sendiri. Itu karna kamu masih belum mengerti akan hal itu. 'Kutukan' bisa menjadi sebuah 'Berkat' jika kamu melihat dari sisi...