Bacalah dengan perlahan dan sesuai dengan umurnya. Apabila tidak nyaman dengan book ini. Mohon untuk meninggalkan book ini dengan tenang dan tidak menyebarkan komentar buruk di kolom komentar. Jangan lupa vote dan komen ya biar aku makin semangat.
----------0000000000----------
Cuaca malam itu sangat dingin. Hujan nampak nya terus mengguyur dunia ini dengan airnya. Entah karna dunia merasa sedih. Atau, akan terjadi suatu hal yang besar. Laki laki itu mungkin memang seorang vampire. Tidak memiliki napas, jiwa atau pun rasa lapar.
Namun, entah mengapa rasanya malam ini begitu mencekam. Langit yang gelap dengan petir yang sesekali menyambar membuat nya merasakan sedikit ketakutan. Ia memeluk dirinya sendiri lalu berjalan menuju kasur nya.
Sesampainya di depan kasur, dengan perlahan ia menidurkan dirinya sendiri. Kini, ia terbayang bayang akan masa lalu. Masa lalu yang benar benar tidak ingin ia ingat kembali. Dia memiringkan badannya membelakangi pintu.
Dia terus berfikir bagaimana jika suatu saat nanti - dia - akan mengingat semuanya ? Bagaimana jika nanti dia malah balas dendam padanya ? Harus nya dia tidak perlu mengikuti perkataan wanita ular itu. Andai saja ia tidak mendengarkan wanita ular itu.
Dia tidak perlu merasakan rasa was was seperti ini. Ya, was was. Jika suatu saat nanti - dia - akan mengingatnya. Semuanya. Apa yang akan dia katakan nanti ? Apakah kutukan yang akan dilemparkan - dia - nantinya ? Dan, anugerah apa yang akan dibawanya nanti ?
Laki laki itu menggelengkan kepalanya. Pada saat membalikkan badannya kearah pintu. Dia terkejut setengah mati sampai dia terduduk diatas kasurnya sendiri.
"Ju...jungwon.. apa yang kau lakukan disini ??," tanya nya gagap saat melihat Jungwon. Adik laki lakinya yang berdiri tepat didepan pintu yang terbuka. Namun, dia menyadari satu hal. Mata adiknya itu berubah semerah dan sepekat mata sang ayah. Tegang, tubuhnya kaku.
Tidak mungkin, tidak mungkin secepat ini ! Matanya menatap ke celah celah pintu yang masih terbuka. Dan, saat berusaha untuk menggunakan kecepatannya. Pintu tertutup dan tubuhnya didorong dengan cukup keras membuat nya kembali terjatuh ke atas kasur.
"Berniat kabur ? Padahal aku sudah ingat semuanya, loh. Kenapa kamu malah berusaha menghindariku ? Kan, kamu yang mengubahku seperti ini," ucap Jungwon dengan suara yang jauh lebih berat. Laki laki yang berada di atas kasur itu berdiri dan kembali berusaha untuk pergi dari sana. Tapi, Jungwon kembali mendorongnya ke atas kasur.
"Kenapa buru buru sekali, kak ? Kamu tidak ingin membahas masa lalu ?," tanya Jungwon berjalan kearah pinggir kasur. Posisi laki laki itu sama sekali tidak menguntungkan. Kaki yang menjuntai ke bawah dengan tubuh yang setengah tidur. Tubuhnya kini hanya bertumpu pada kedua sikutnya.
Langkah kaki Jungwon kini telah membawanya tepat di depan kakaknya itu. Laki laki itu memalingkan wajahnya. Jungwon menaikkan sebelah alisnya. Kemudian, mendekatkan dirinya. Meletakkan kedua tangan nya ke kedua sisi tubuh laki laki itu.
"Hey, kak. Lihat aku, kenapa kamu tidak mau melihat ku ?," tanya Jungwon pada laki laki itu. Namun, laki laki itu tetap diam dan menghidari tatapan dari adiknya itu. Dengan tetesan air mata di matanya. Jungwon mendekatkan wajahnya kearah wajah kakaknya itu.
Lalu, terkekeh dan menundukkan kepalanya kemudian menggelengkan kepalanya. Dia menghela napas sekali dan kembali mendongakkan kepalanya. Jungwon, menatap kearah wajah kakaknya itu. Dan, kini turun kearah leher jenjang nya. Dia mendekati leher jenjang itu dan mulai mengendus nya
"Maafkan aku, Jungwon. Ak.. aku tau, ini salahku. Tapi, aku mohon jangan hukum aku. Ak..aku mohon," ucap nya dengan suara yang terbata bata. Jungwon yang tadi nya sedang mengendus ngedus itu berhenti dan mulai melirik tajam kearah kakaknya itu. Dan, mulai memberikan 1 kecupan kecil di lehernya. Hal itu membuat laki laki itu terdiam dan membeku.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕭𝖑𝖊𝖘𝖘𝖊𝖉-𝕮𝖚𝖗𝖘𝖊𝖉
Fanfiction"Ingatlah dua hal ini. Yang pertama, jangan pernah merasa bahwa sebuah 'Kutukan' atau 'Kekurangan' sebagai aib pada dirimu sendiri. Itu karna kamu masih belum mengerti akan hal itu. 'Kutukan' bisa menjadi sebuah 'Berkat' jika kamu melihat dari sisi...