Upacara Sakral

330 33 0
                                    

Tangan Jake mengepal dengan kuat. Lalu, ia berjalan mendekati kepala ranjang. Saat hendak mencekik Heeseung tangannya ditahan oleh Benjamin. Jake menolehkan kepalanya mata hitamnya kini berubah menjadi semerah darah bahkan taringnya mencuat seolah menunjukkan kukungannya.

"Jangan," ucap Benjamin perlahan pada Jake Dan, membuat Jake, Julian dan Sean menatap Benjamin dengan tatapan marah. Apakah Benjamin telah melupakan kejadian itu ? Hari dimana dia, penghianat itu menghabisi seluruh keluarga besar mereka ? Benjamin menurunkan tangan Jake kebawah, Jake terlihat amat kesal lalu dengan perlahan Benjamin berjalan mendekati ranjang Arion kemudian duduk di atas ranjang tetap di sebelahnya. Ia dengan perlahan memiringkan kepala Arion ke kiri lalu menurunkan sedikit ujung Turtle neck yang digunakan saat ini dan menampilkan leher putih yang halus tanpa luka sedikit pun.

Jake, Jay, Julian dan Sean terkejut. Mengapa melihat leher putih itu nafsu mereka untuk minum darah meningkat ? Bahkan mereka dengan susah payah menelan ludah mereka sendiri. Mata merah menyala mereka. Menatap leher itu dengan tatapan lapar dan saat hendak mendekati nya. Mereka tiba-tiba terpelanting ke belakang Benjamin membuat penghalang yang digunakannya untuk menghalangi mereka untuk menyentuh Arion.

"Hyung, Jika kau ingin meminum darah Heeseung kau tidak boleh curang seperti ini," bentak Sean Ada Benjamin. Benjamin menatap mereka dengan tatapan jengah.

"Aku ingin mengecek pria ini dan aku sama sekali tidak berniat untuk menghisap darahnya. Ingat, aku lah yang lebih sering bertemu dengan manusia. Dan, hanya aku yang dapat menahan lapar dengan sempurna. Maka dari itu aku ingin mengeceknya. Apakah dia benar-benar Heeseung atau hanya seseorang yang mirip dengannya. Kalian harus ingat teknologi manusia kini sudah berubah dan semakin pesat. Jika kau salah langkah. Kita akan ketahuan dan mati tanpa membalaskan dendam kita pada nya," ucap Benjamin yang membuat ketiga saudaranya terdiam. Mereka berdiri lalu duduk di kursi yang berjauhan dengan ranjang Arion sambil menutup hidung mereka

Benjamin kembali menatap Arion. Dan, meletakkan dua jarinya ke arah lehernya. Benjamin memiringkan kepalanya aneh. Ia tidak bisa membaca bentuk susunan darah milik Arion ia menaikkan sebelah alisnya dan menjauhkan kedua jarinya Jake berdiri lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana kemudian mendekati penghalang itu. 

"Bagaimana ?," tanya Jake pada Benjamin. Benjamin menolehkan kepalanya dan menggelengkan kepalanya Jay menaikkan sebelah alisnya

"Dia adalah manusia pertama dalam hidupku yang tidak bisa ku prediksi susunan darahnya. Ia nampak terlindungi dengan sesuatu" ucap Benjamin menjelaskan apa yang aneh dari Arion ini. Benjamin menegakkan tubuhnya menatap Jake sekilas dan menganggukkan kepalanya.

Arion On POV

Aku terdiam beberapa saat dan menaikkan sebelah alis tunggu. Aku memutar tubuhku dan memandangi mereka yang tengah memandangku aneh. Sebentar, aku memegang kepalaku dan kembali berusaha mengingat sesuatu. Tidak, harusnya bukan seperti ini. Ini ... Aku menggelengkan kepala dan dengan cepat menuju ruang membaca. Ini hanya perasaan ku saja atau aku yang halusinasi membayangkan aku pingsan dan masuk ke unit kesehatan. Arion kau butuh kopi. Sekarang!

Arion Off POV. Normal On POV

Mereka menatap punggung laki laki itu dengan mata yang merah. Jake dengan perlahan memasukkan tangannya kedalam saku celana. Sean, Benjamin, Julian dan Jay menatap satu sama lain dan detik berikutnya mereka menghilang. Hanya tinggal Jake sendiri di lorong ini dengan bayangan Arion yang mulai menghilang dari pandangannya.

"Mari kita lihat, Arion. Apakah kau mengingatku atau tidak. Bukan sebagai Jake, tapi sebagai Jaeyun," ucap Jake dengan suara yang serak dan sedetik kemudian ia menghilang. Arion masih dalam kondisi linglung dengan apa yang terjadi. Ia dengan cepat meneguk kasar kopi hitam yang ia beli dari minimarket kampusnya. Sudah lah, mungkin itu hanya halusinasi. Monolog nya pada dirinya sendiri. Setelah menghabiskan 1 cup kopi hitam. Arion kembali berjalan menuju ruang membaca. Sesampainya disana, hening dan dingin menyapanya. 

𝕭𝖑𝖊𝖘𝖘𝖊𝖉-𝕮𝖚𝖗𝖘𝖊𝖉Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang