Hari ini rasanya cukup berat untuk Arion. Entahlah. Apakah ini hanya perasaannya saja atau memang ia mungkin sedang kelelahan? Arion menggelengkan kepalanya sekali dan membereskan beberapa buku yang nampak berantakan di atas meja nya. Hari ini adalah jadwal Arion untuk melakukan penyiaran dan tentu saja jadwalnya ini benar-benar ditunggu oleh hampir seluruh mahasiswa yang ada.
Intinya mereka bisa mengirim cerita mereka padanya dan akan ia bacakan di radio tanpa memberitahu siapa pengirimnya yang menceritakan sebuah cerita tapi juga bisa saja ada orangnya ingin menyatakan cintanya pada kekasihnya. Kami pun siap melakukannya. Arion memasuki ruang penyiaran dengan perlahan. Ada beberapa orang yang menyapanya dan menyuruh nya untuk langsung masuk ke ruang penyiaran yang khusus diperuntukkan untuk nya.
Setelah selesai, ia berjalan dengan perlahan menuju kantin. Sungguh, ia benar-benar sangat lapar saat ini. Setelah lebih dari 1 jam ia membacakan cerita-cerita yang dikirimkan langsung oleh para mahasiswa. Mengisi perutnya dengan rice cup ayam mentega dan segelas jus jeruk. Akhirnya, ia mendapatkan waktu untuk beristirahat dan menuju ruang club kedua nya. Ia mengikuti dua klub sekaligus klub penyiaran dan klub menulis cerita.
Arion akui memang klub menulis tidak seramai klub-klub yang lain yang ada di kampus. Tapi baginya, ini adalah salah satu cara. Agar, ia dapat menuangkan seluruh cerita yang terus bersambung dalam mimpinya. Sehingga, ia dapat mengetahui dan dapat memecahkan teka-teki yang terjadi pada mimpinya sendiri.
"Hei, kau! Laki-laki yang terus mendapatkan mimpi buruk. Aku ingin bertanya tentang satu hal," teriak seseorang yang kemungkinan besar beberapa langkah di belakang laki-laki yang bernama Arion itu. Ia hanya menghela napas sekali. Kemudian, ia membalikkan badannya dan menatap keempat murid baru itu.
"Aku tidak menerima pertanyaan-pertanyaan yang bodoh. Aku punya urusan jauh lebih penting," ucap Arion dan hendak pergi dari sana tapi langkahnya terhenti saat laki-laki bertahi lalat itu mengatakan satu hal.
"Ayahku pernah berkata padaku bahwa panik attack adalah suatu penyakit yang bisa dibilang cukup berbahaya jika kau tidak menanganinya dengan serius. Penyakit itu lama-kelamaan bisa membuat mental orang yang mengalaminya jauh lebih buruk hari demi hari," ucap laki-laki itu pada Arion. Ia membalikkan kepalanya dan menatap laki-laki itu kemudian tampak berpikir beberapa detik lalu mendekatinya.
"Aku tahu penyakit yang aku alami itu sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan serius Dari mana kau tahu tentang seluk beluk panik attack ini ?," tanya Arion pada laki-laki itu. Mereka terdiam seolah tidak ingin memberitahukan dari mana mereka tahu. Tapi, setelah mereka bertatapan satu sama lain seolah tengah melakukan telepati. Akhirnya, laki-laki berambut pink itu pun mengutarakan sesuatu.
"Kami memiliki seseorang yang kami kenal dan memiliki penyakit yang sama denganmu. Tapi, syukurnya kamu tidak melakukan percobaan bunuh diri seperti apa yang ia lakukan," ucapan laki-laki berambut pink itu membuat Arion terkejut. Apakah sampai segitunya jika ia tidak menangani dengan serius apa yang tengah ia alami saat ini?
"Jalan satu-satunya untuk mengatasinya adalah dengan sedikit demi sedikit melawan rasa takutmu," ucap laki-laki yang memiliki lesung pipit cukup dalam yang mengundang anggukan dari saudara saudaranya yang lain.
"Ketakutanku adalah sesuatu yang diluar nalar manusia. Jadi, kalian tidak perlu pikirkan. Lebih baik kalian fokus ke acara yang akan sebentar lagi mulai," ucap Arion dan hendak membalikkan tubuhnya.
"Apakah yang kau maksudkan dan apa yang kau takutkan itu adalah vampir?," ucap laki-laki tinggi bertahi lalat yang telah membuat Arion berhenti saatmelangkah. Ia mengepalkan tangannya nampak sangat marah dan juga terdapat rasakecewa didalam sana. Ia membalikkan badannya dan menatap kearah 4murid baruitu.
Mereka nampak sangat terkejut karena mereka dapat melihat di matanya adatatapan kecewa, sedih, rindu dan rasa bersalah di sana. Dengan cepat berlaridan memukul laki-laki bertahi lalat itu dengan dadanya yang naik-turun. Keempat orang lainnya terkejut saat melihat reaksi yang dikeluarkan oleh laki-laki yangbernama Arion itu. Jujur, itu adalah reflek yang paling cepat yang pernah merekalihat dari manusia.
"Itu bukan urusanmu. Aku sudah bilang berapa kali, itu bukan urusanmu. Lebih baik urus saja urusanmu sendiri," ucap Arion. Laki-laki serba hitam yang baru sampai itu menarik tubuh Arion menjauh dari laki-laki tiang bertahi lalat itu dan memojokkannya. Menatap dengan tajam ke arah mata laki-laki itu. Saat hendak memukul laki-laki serba hitam itu, Arion tanpa sengaja melepaskan masker laki laki di hadapannya itu dan tangannya pun terhenti tepat 1 inchi didepan wajah laki-laki serba hitam itu. Matanya membulat terkejut. Dengan perlahan tangan itu turun tapi tidak menghilangkan getaran akan ketakutan saat menatap laki-laki itu.
"Jaeyun?" Ucap Arion dengan terbata-bata sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri. Laki-laki itu terjatuh ke lantai dengan cukup keras tapi untung saja kepalanya tidak menghantam lantai karena laki-laki berambut pink itu dengan cepat meletakkan tangannya hingga kepala Arion tidak menghantam lantai.
Orang itu dengan cepat membopong Arion menuju ruang kesehatan. Mereka menidurkan tubuh ringkih itu di atas kasur. Jay, Benjamin, Jake, dan Jungwon duduk di sofa yang ada di ruang kesehatan itu. Mereka tidak mengerti apa yang mereka alami rasa khawatir, rindu dan juga takut bercampur menjadi satu.
"Tidak mungkin" Ucap Sean membuat ketiga saudaranya menolehkan kepalanya ke arah nya. Kedua tangan memegang masker hitam yang kemungkinan besar milik Arion bergetar dan kemudian jatuh ke lantai. 4 Saudara itu saling melemparkan tatapan lalu berjalan ke arah ranjang itu setelah sampai mata mereka terbelalak memandang wajah milik Arion yang kini terpampang jelas tanpa penghalang apapun.
Tangan laki-laki berpakaian serba hitam itu mengepal dengan kuat jelas ia tidak akan melupakan wajah itu. Wajah pengkhianat yang terkutuk itu. Seseorang yang mengajari mereka tentang apa arti kekeluargaan, cinta, dan kasih sayang. Wajah dari orang ia cintai. Istrinya. Tapi, ia juga yang menghancurkan semua itu.
"Heeseung," ucap laki-laki berpakaian serba hitam itu dengan bibir yang bergetar.
Part 26, Done
Seluruh kejadian yang terjadi dalam book ini murni khayalan dari penulisnya. Penulis menggunakan beberapa artis kpop sebagai tokoh utama di book ini. Yakni, member Enhypen, BTS, TXT dan akan muncul lebih banyak lagi artis artis yang akan muncul dalam cerita ini. Harap pembaca dapat memilah cerita dengan baik. Karna, book ini mengandung unsur unsur dewasa dan juga bxb story. Jika tidak menyukai hal bergenre seperti itu silahkan tinggalkan book ini tanpa menyematkan kata kata yang tidak baik pada kolom komentar. Terima kasih dan mohon dukungannya untuk book pertama ku di sini. Sampai jumpa next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕭𝖑𝖊𝖘𝖘𝖊𝖉-𝕮𝖚𝖗𝖘𝖊𝖉
Fanfiction"Ingatlah dua hal ini. Yang pertama, jangan pernah merasa bahwa sebuah 'Kutukan' atau 'Kekurangan' sebagai aib pada dirimu sendiri. Itu karna kamu masih belum mengerti akan hal itu. 'Kutukan' bisa menjadi sebuah 'Berkat' jika kamu melihat dari sisi...