Pada suatu masa, disebuah kerajaan bernama Nerlond, hiduplah seorang putra mahkota bernama Pangeran Viagra.
Dia merupakan penerus kerajaan Nerlond, dia adalah seorang pemimpin yang kejam kepada siapapun yang bersalah.Suatu hari diceritakan dia menyukai seorang gadis desa bernama Hyunja.
Pertemuan yang tidak sengaja antara Viagra dan Hyunja di dalam hutan saat Viagra sedang berburu, dan Hyunja yang sedang bermain bersama kelinci peliharaannya, membuat Viagra jatuh cinta kepada Hyunja.Karena Viagra merasa jatuh cinta saat pertama kali melihat Hyunja, dia pun meminta pengawal istana untuk membawa Hyunja ke istana.
Inilah sifat buruk dari sang pangeran, memaksakan kehendaknya sendiri tanpa peduli bahwa orang itu bersedia tu tidak.Karena Hyunja tidak suka dipaksa, jadi ia pun menolak untuk berada di istana tanpa melakukan hal yang pasti.
"Kau meminta hal yang pasti bukan ?" tanya Viagra kepada Hyunja yang menunduk ketakutan.
Hyunja hanya mengangguk tanpa berani menjawab pertanyaan dari Viagra."Sopankah kau mengabaikan pertanyaanku wahai gadis manis?" tanya Viagra dengan tatan sarkasnya. Ia kini berjalan mendekat kearah Hyunja.
"M-maaf pangeran, saya tidak bermaksud mengabaikan pangeran," jawab Hyunja dengan perasaan gugup dan takutnya.
Setelah sampai didepan Hyunja, pangeran Viagra mengangkat dagu Hyunja.
"Aku ingin kau tetap disampingku, dan menungguku untuk menjadikanmu permaisuriku kelak disaat waktunya sudah tiba."
Sejak saat itu, Hyunja tinggal didalam istana sebagai pelayan pribadi Viagra.
Viagra selalu ingin Hyunja didekatnya, dalam keadaan apapun, karena Viagra sangat mencintai Hyunja.
Dan Hyunja harus selalu menuruti apa yang menjadi keinginan Viagra.Namun berbanding terbalik dengan Viagra, Hyunja sama sekali tidak mencintai Viagra, tetapi karena Hyunja takut akan kemarahan dari Viagra, dia pun berpura-pura dengan mengatakan bahwa dia mencintai Viagra.
Terlebih lagi anggota kerjaaan tidak ada satupun yang menyukai Hyunja, terutama Ibunda dari Viagra, karena Hyunja hanyalah seorang gadis dari desa, yang kastanya tidak setara dengan Viagra, sebab ibunya sudah memiliki calon pendamping untuk Viagra. Tetapi karena Viagra mencintai Hyunja, Viagra sama sekali tidak menghiraukan tentang perjodohan dari sang ibu.
"Hyunja, bisakah kamu menemaniku pergi hari ini?" tanya Viagra saat bersama Hyunja didepan kamar Hyunja.
"Kemana Agra?" jawab Hyunja.
(karena jika mereka sedang berdua, Viagra enggan dipanggil dengan sebutan pangeran, dia lebih suka dipanggil Viagra atau Agra, tentunya hanya Hyunja yang boleh melakukan itu)"Aku hendak memeriksa desa Qursia yang terletak di ujung utara Nerlond, kabarnya disana sedang diadakan panen besar-besaran," jelas Viagra.
"Baiklah aku akan menemanimu," ucap Hyunja. "Kita pergi sembunyi-sembunyi seperti biasa, atau bersama para pengawal?" tanya Hyunja lagi.
"Kita pergi bersama pengawal, karena perjalanan kita cukup jauh kali ini," jawab Viagra sembari mengelus pipi Hyunja.
"Heem baiklah, aku akan berkemas sebentar, kau bisa menunggunya didepan," jawab Hyunja seraya menghindar dari sentuhan Viagra.
Iya, memang seperti itu Hyunja, sebisa mungkin dia menghindari apapun yang dilakukan Viagra terhadapnya, dan Viagra pun menyadari itu, tetapi dia tidak akan menyerah untuk mendapatkan hati Hyunja.
Setelah Hyunja selesai berkemas, rombongan Viagra pun berangkat ke salah satu desa di Nerlond.
Ditengah perjalanan, Hyunja hanya memperhatikan daerah yang mereka lewati, tangan Hyunja tidak pernah sekalipun dilepaskan oleh Viagra."Hyun," seru Viagra sambil mengelus tangan yang ia gengam.
"Jika kelak kau menjadi permaisuriku, berapakah anak yang akan kau berikan untukku?" tanya Viagra tiba-tiba.Hyunja sedikit terkejut akan pertanyaan itu,
"Agra, jauh sekali pertanyaanmu itu, aku bahkan belum memikirkannya," sambil membenarkan posisi duduknya.Viagra secepat kilat langsung mengubah raut wajah yang tadinya te1senyum, kini berubah menjadi tajam.
"Jauh atau dekat, engkau tetap akan menjadi ratuku, camkan itu!!!" dengan nada dan tatapan yang begitu tajam.
Seketika bulu kuduk Hyunja berdiri, jika Viagra sudah dalam suasana hati yang seperti ini, itu tidak akan baik untuk dirinya.Dengan keringat dingin yang kini melanda sekujur tubuhnya, Hyunja menjawab dengan terbata-bata.
"I-iya, nanti a-aku akan menjadi ratu dari Raja Nerlond. T-t-olong maafkan aku jika sudah membuatmu marah," ucap Hyunja dengan perasaan takutnya.
" Aku tidak marah, aku hanya ingin menegaskan apa yang aku mau," ucap Viagra dengan ketusnya.
Setelahnya tidak ada lagi percakapan antara keduanya, gengaman tangan Viagra pun telah lepas dari tangan Hyunja.
Hyunja tidak masalah dengan itu, karena dia juga sebenarnya enggan digenggam oleh Viagra, semua rasa yang dia tunjukan kepada Viagra adalah palsu, semata karena ia takut akan kekejaman Viagra.Akhirnya rombongan Viagra tiba di desa yang dituju, desa Qursia. Viagra turun lebih dulu, dan Hyunja menyusul dibelakang.
Viagra tampak memperhatikan rakyatnya dengan tatapan yang bangga melihat hasil panen yang berlimpah.
Berbeda dengan Hyunja, sedari ia turun dari kereta kuda, pandangannya tidak lepas dari seseorang yang sedang membersihkan kuda disalah satu rumah warga yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.Pria dengan rambut hitam , mata berwarna coklat, bibir kecil nan tipis, dan kulit yang begitu putih.
Sepertinya dia bukan penduduk asli disini, batin Hyunja.
Karena rasa penasaran yang begitu tinggi, Hyunja menepi dan mendekati seorang perempuan yang sedang menjemur hasil panen, dan duduk ditepi rumah seorang warga, tanpa diketahui oleh Viagra."Bibi," anggil hyunja seraya mendekat. "Bolehkan aku bertanya sesuatu?" ucap Hyunja dengan sopan.
"Tanyakan saja gadis manis, jika aku tahu, pasti akan aku jawab pertanyaanmu itu," jawab bibi seraya tersenyum ramah kepada Hyunja.
"Bibi, siapakah pemuda yang sedang membersihkan kuda disana?", tanya Hyunja sembari menunjuk lelaki yang sedari tadi ia perhatikan.
"Oohh, itu Yuandra. Pemuda yang sedang dalam perjalanan menuju kerajaan Nerlond untuk menjadi penjaga kuda disana, penjaga kuda yang lama sudah tua bukan, jadi dia itu yang akan menggantikannya," jelas bibi kepada Hyunja.
"Aku belum mengetahuinya bi, jadi apa yang sedang dia lakukan disini?" tanya Hyunja lagi.
"Kurasa dia sedang istirahat beberapa hari disini," jawab bibi. "Dan apa kau tau gadis manis, dia menjadi incaran para gadis didesa ini, karena ketampanannya yang melebihi rata-rata para penjaga kandang kuda," lanjut bibi sembari turut memandang lelaki tersebut.
Hyunja membenarkan apa yang bibi itu ucapkan, pemuda itu terlalu tampan hanya untuk menjadi seorang penjaga kandang kuda. Kini Hyunja mengalihkan pandangannya guna menatap pemuda itu lebih lama lagi.
Pemuda itu, Yuandra sedang tersenyum kepada anak kecil yang tidak sengaja menabraknya ketika sedang berlarian.
Tanpa Hyunja sadari, ternyata pemuda itu memperhatikan Hyunja yang sedang tersenyum kepadanya.
Ketika Yuandra membalas senyuman Hyunja, dia baru tersadar dan merasa sangat malu hingga pipinya memerah.
Entah apa yang membuat jantungnya berdegup begitu kencang kali ini.
Ketika ia kembali memandang kearah pemuda tadi, ternyata pemuda itu sudah tidak berada ditempat semula, ada rasa kecewa yang melanda perasaan Hyunja, wajahnya pun terasa lesu.Tanpa Hyunja sadari, Viagra telah berjalan ke arahnya dengan tatapan yang sangat menakutkan.
Apakah Viagra mengetahui jika ia mencuri pandang dengan pemuda lain, batin Hyunja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cessation of Love (SUDAH TERBIT)
RomanceCinta tidak bisa dipaksa kapan akan tumbuh, dimana akan mekar dan kepada siapa akan berlabuh. Terkadang yang tidak direncanakan akan terasa indah, tanpa adanya suatu paksaan. Seperti Viagra yang hanya mengharapkan Hyunja, namun hati Hyunja telah ber...