- Bagian 17 -

34 31 12
                                    

Kini Viagra dan Yuandra sudah memasuki hutan.
Viagra memimpin di depan dengan kudanya, sememtara Yuandra mengikutinya dibelakang.
Viagra terus melakukan kudanya kedalam hutan, entah sebenarnya kemana ia membawa kudanya untuk berhenti.
Akhirnya Viagra menghentikan kudanya. Yuandra pun ikut serta menghentikan kudanya dibelakang kuda Viagra.

Mereka berada didalam hutan di dekat sungai yang mengalir begitu deras.
Hutan ini nampak terlalu jauh dari permukiman warga.
Kini keduanya pun turun dari kuda masing-masing.

"Maaf pangeran, apakah biasanya anda sejauh ini saat berburu?" tanya Yuandra dengan sopan.

Kemudian Viagra menatap Yuandra sembari tersenyum dengan penuh arti.

"Biasanya tidak sampai sejauh ini. Tetapi hari ini adalah hari yang istimewa, jadi aku ingin sedikit menjauh dari istana, sebab ada yang harus ku antarkan untuk bertemu sang pencipta hari ini".

Yuandra nampak bingung mendengar jawaban Viagra.
Ia menatap Viagra dengan tatapan sedikit cemas kali ini.

"Ada apa. Mengapa kau terlihat seperti" Viagra memjeda kalimatnya, "ketakutan...?" ucap Viagra seraya tersenyum dan memiringkan kepalanya guna menatap Yuandra.

Yuandra ingin melanjutkan ucapannya, tetapi belum sempat bibirnya berucap, kini Viagra berjalan mendekat kearahnya.
Viagra masih tetap tersenyum seperti tadi.
Senyumnya benar-benar sangat aneh.
Yuandra sampai bingung harus bereaksi seperti apa saat ditatap seperti sekarang.

Saat Viagra sudah berada dihadapan Yuandra, ia mengeluarkan belati kecil dari dalam ikatan dipinggangnya.
Kemudian menatap Yuandra dengan tatapan yang penuh intimidasi.

Viagra mengarahkan belati tersebut untuk lebih dekat kearah leher sebelah kanan milik Yuandra.
Nafas Yuandra tercekat kali ini, ia tidak mengerti apa yang sedang Viagra lakukan padanya.

"Apa pendapatmu tentang mencintai seseorang yang telah dimiliki oleh orang lain?" tanya Viagra masih dengan memainkan belatinya.

Sepertinya Yuandra mulai memahami situasi ini.
Ia merasa bahwa Viagra telah mengetahui perihal hubungannya dengan Hyunja.
Maka daripada dirinya harus berpura-pura seperti orang bodoh yang harus menyembunyikan hubungannya lagi, kini Yuandra menatap Viagra dengan berani, tanpa ada sedikitpun perasaan takut dimatanya.

"Menurut saya tentu itu sangat salah. Apapun alasannya, merebut sesuatu yang bukan milik kita, itu bukan tindakan yang patut untuk dibenarkan" ucap Yuandra masih dengan menatap Viagra.

Kemudian ia melanjutkan ucapannya.

"Tetapi dengan satu catatan Pangeran" Yuandra kembali menjeda kalimatnya.

Viagra nampak tertarik dengan penjelasan Yuandra.

"Jika seseorang tersebut tidak pernah menganggap bahwa ia terlibat dalam satu hubungan yang saling memiliki dan saling mencintai, apakah tindakan itu tetap bisa dikatakan merebut ?" Yuandra menekan kalimat terakhirnya sembari tersenyum mematap Viagra.

Nafas Viagra sudah cukup menandakan bahwa amarahnya kini tengah memuncak, tetapi ia masih tetap berusaha untuk meredamnya.

"Eeum jawabanmu cukup menarik. Tetapi bagaimana menurutmu, bukankah jika seseorang ingin mengambil milik orang lain dan sesuatu tersebut sangatlah berharga, maka sesorang yang berniat untuk merebut sesuatu tersebut harusnya bersadar diri atas dirinya, mampukah ia menjaga sesuatu tersebut melebihi sang pemilik awal atau tidak, apalagi dia hanya seseorang yang sangat rendah" ucap Viagra dengan penuh penekanan pada akhir kalimatnya.

"Sepertinya itu bukan sesuatu yang bisa dijadikan alasan Pangeran. Mungkin menurut Pangeran harta, tahta, dan segala kemewahan bisa menjamin seseorang untuk saling mencintai, tetapi itu tidak berlaku untuk sesuatu yang berkaitan dengan cinta yang tulus. Tidak perduli seberapa miskin dirimu, jika nyatanya kau mampu membuatku tetap tersenyum dalam segala keadaan, itu sudah cukup, itulah yang menjadi tolak ukur kebahagiaan dan cinta yang sesungguhnya Pangeran" ucap Yuandra.

Cessation of Love (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang