- Bagian 4 -

55 35 2
                                    


"Maksudmu, menguji ?" Hyunja masih mencoba mencerna penjelasan Yuandra.

"Menguji apa, dan menguji siapa ?" Hyunja benar-benar pesaran dibuat ileh Yuandra.

"Bisakah kau mendengarkan aku sampai akhir baru berkomentar Nonaku" Yuandra mencubit pipi kanan Hyunja.

"Aiihh sakittt" sang korban pun memukul paha Yuandra.

"Makanya dengarkan aku sampai selesai dulu" ucap Yuandra seraya mengusap pipi wanita yang kini sudah merapalkan mantra emosinya.

"Sudah cepat lanjutkan" ucah Hyunja dengan ketus.

"Kalau kau masih cemberut, aku tidak akan melanjutkannya" seru Yuandra.

Yatuhannn aku memang mencintainya, tapi apakah harus kau buat aku seperti sedang diskusi dengan anak kecil tuhan, keluh Hyunja dalam hati.

"Heemm baiklah, lanjutkan ceritamu Tuan Yuandra" ucap Hyunja dengan menghadirkan senyum yang seakan dibuat-buat.

"Yang benar dong senyumnya, yang manis" yuandra memiringkan kepala guna melihat wajah wanitanya.

"Heemm, sudah ?" kini Hyunja benar-benar mencoba memberikan senyum terbaiknya.

"Naahh begitu dong, ini baru cantik" ucap Yuandra sembari kembali mengecup pundak Hyunja.

"Asal kau tahu, aku menatapmu lebih dulu sebelum kau menatapku di qursia, aku lebih dulu tersenyum kepadamu sebelum kau tersenyum kepadaku, bahkan aku mencintaimu jauh sebelum aku ada di kerajaan ini" jawab Yuandra dengan senyum yang tidak lepas dari bibirnya.

Apalagi ini, Hyunja benar-benar tidak tau harus berkata apa atas pernyataan Yuandra.

"Aku bersikap seolah tidak menenalmu ketika aku mulai bekerja disini, karena aku ingin kau mengenalku dengan caraku sendiri, aku ingin mendekatimu dengan berlaku seolah kita baru bertemu, kau tahu, betapa bahagianya aku saat di qursia, kau tersenyum dari kejauhan menatapku, aku jadi semakin semangat untuk mendekatimu saat aku sudah disini" Yuandra benar-benar tidak melepaskan senyum manisnya saat memberikan penjelasan kepada Hyunja.

Kali ini Hyunja benar-benar terlihat seperti gadis bodoh.
Dia tidak bisa berbicara, akalnya sudah terasa seperti terbentur tembok berkali-kali.

Ada perasaan terkejut, senang, dan malu tentunya.
Terkejut karena sudah sejauh ini Yuandra tau tentang dirinya, tapi dia tahu darimana? batin Hyunja.
Senang karena ternyata cintanya terbalaskan, rasanya untuk Yuandra benar-benar terbalaskan.
Malu karena Yuandra artinya tahu, kalau ia selama ini diam-diam mencintainya.

"Kenapa Nona, eoh maksudku Hyunja-ya, kenapa kau malah bengong" ucap Yuandra saat melihat tatapan Hyunja terlampau kosong.

Dengan perasaan yang masih belum tertata sempurna, Hyunja berkata.

"Kau tahu darimana Yuandra, kau tahu darimana sampai sejauh itu, apakah kau selama ini menguntitku?" pertanyaan Hyunja sukses sembuat Yuandra tertawa.

"Kenapa malah tertawa, apanya yang lucu sih" gerutu Hyunja.

"Eoh maaf-maaf Hyunja-ya, aku tidak bermaksud menertawakanmu, aku hanya terkejut, bagaimana bisa istilah menguntit kau pilihkan untuk orang yang tergila-gila padamu ini, hemm" ucap Yuandra seraya menghidu aroma leher Hyunja.

Hyunja merinding merasakan deru nafas Yuandra pada tengkuk lehernya. Tetapi karena rasa penasarannya belum menjumpai titik jelas, dia mengesampingkan apa yang Yuandra lakukan.

"Bisakah kau hanya berfokus kepada penjelasanmu terlebih dahulu Yuandra" ucap Hyunja dengan nada serius.

"Ya ya ya baiklah, ku akui aku memang mengikutimu, itu setelah kejadian dimana kau hampir ditenggelamkan di sungai oleng Pangeran sialan itu, sejak saat itu, aku tidak bisa melupakanmu, bayangan kau menangis, merintih kesakitan selalu saja menghantuiku" ucap Yuandra seraya mempererat rengkuhannya.

Cessation of Love (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang