"Apa yang kau lakukan disini Hyun, bukankah aku memintamu untuk menemaniku?" ucap Viagra dengan nada yang sedikit tinggi.
Hyunja yang merasa metakutan segera berdiri didepan Viagra.
"Maaf Agra, tadi aku merasa lelah, jadi aku beristirahat sebentar bersama bibi disini,"tunjuk Hyunja kepada bibi yang turutnmenunduk ketakukan melihat raut wajah marah dari Viagra."Ayo ikut denganku!" Viagra menarik tangan Hyunja dengan kasar.
"Agra sakittt," rintih Hyunja seraya mengikuti langkah kaki Viagra yang begitu cepat.
Sebenarnya apa yang membuat Agra begitu marah, apakah hanya karena hal sepele seperti ini, batin Hyunja.
Rupanya diujung rumah warga, ada seorang yang memperhatikan Viagra yang sedang menarik lengan Hyunja.
"Aku akan membebaskanmu dari belenggu kejam lelaki itu Nona, bersabarlah untuk sebentar lagi," ucap pemuda itu.
Viagra akhirnya melepaskan cengkraman tangan Hyunja.
Mereka sampai didepan rumah seorang warga.
Tiba-tiba para pengawal keluar dengan menyeret seorang lelaki tua dari dalam rumah, dengan kepala yang sudah berlumuran darah. Diikuti oleh perempuan dengan dua orang anak yang masih kecil."Ampun pangeran, ampun, saya tidak akan mengulanginya lagi pangeran, ampuunnn," lelaki itu terlihat memohon kepada Viagra.
Hyunja hanya bisa memperhatikan dengan menutup mulut, marena tidak tahu apa yang sedang terjadi.
"Kau bilang ampun, kau telah merugikan rakyatku, merugikan kerajaanku, kau merugikan anak dan istrimu, semudah itu kau memohon ampun. Rasakan ini "bughh" Viagra menendang dada lelaki tua itu hingga memuncratkan darah segar diatas tanah.
Hyunja hendak menahannya, karena aku tidak sanggup melihat lelaki itu, lelaki yang sudah tidak berdaya akibat tendangan Viagra yang begitu kuat. Namun Hyunja pun terlalu pengecut, dia tidak berani berbuat apapun ketika Viagra sudah marah seperti saat ini.
"Bawa dia dan masukkan ke penjara bawah tanah, biarkan dia merenungi apa yang sudah dia perbuat," tegas Viagra kepada pada pengawal.
"Baik pangeran," ujar pengawal seraya membawa lelaki yang sudah tak berdaya itu.
Viagra dan Hyunja pun kembali menuju istana.
Kini keduanya sudah berada didalam kereta, sepanjang perjalanan wajah Viagra masih tampak menujukkan kemarahannya.
Hyunja ingin bertanya kepada Viagra, sebenarnya apa yang membuatnya sebegitu marah, tetapi Hyunja terlalu takut untuk mengutarakan rasa penasarannya.
Perjalanan pulang kali ini terasa begitu lama karena keheningan diantara keduanya, sampai akhirnya Viagra berucap."Kau tidak ingin bertanya Hyun, kenapa aku menghajar lelaki tua itu?" tanya Viagra seakan tahu kegelisahan Hyunja.
"Kau tidak akan marah jika tidak ada sesuatu yang salah Agra," jawab Hyunja
"Jadi, apakah yang membuatmu begitu marah kepadanya?" tanya Hyunja.Viagra mengepalkan kedua tangannya dengan cukup erat.
"Dia menggunakan uang hasil panen rakyat untuk keperluan pribadinya Hyun, dia menggunakan untuk berfoya-foya dan berpesta dengan perempuan lain, bahkan dia tidak menafkahi istri dan anak-anaknya yang masih kecil, istrinya bahkan harus bekerja dengan orang lain,padahal suaminya itu berkecukupan, dia sering menyiksa anak-anak dan istrinya, dia tidak memikirkan keluarganya sama sekali, dia hanya memikirkan dia sendiri," jelas Viagra dengan kemarahan yang masih terasa sangat menyelimuti hatinya.Hyunja mencoba menenangkan Viagra, dia mengusap punggung Viagra.
"Kau berhak marah jika ada yang merugikan atau menyakiti rakyatmu Agra, kau berhak menghukumnya,. Tetapi tolong jangan diulangi lagi seperti yang tadi, kau bahkan menghajar lelaki itu di hadapan istrinya, didepan anak-anaknya pula, yang bahkan mereka hanya tahu jika ayahnya terluka olehmu Agra," ucap Hyunja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cessation of Love (SUDAH TERBIT)
RomanceCinta tidak bisa dipaksa kapan akan tumbuh, dimana akan mekar dan kepada siapa akan berlabuh. Terkadang yang tidak direncanakan akan terasa indah, tanpa adanya suatu paksaan. Seperti Viagra yang hanya mengharapkan Hyunja, namun hati Hyunja telah ber...