- Bagian 6 -

41 34 4
                                    

Disisi lain didalam hutan, Viagra melampiaskan kekesalannya dengan menebas segala macam tanaman yang ia lewati.
Dia merasa bingung dengan perasaannya.
Disatu sisi dia hanya ingin menikah dengan Hyunja, tapi disisi lain dia tidak bisa terus mengabaikan ibunya yang sampai nekat menenggak racun hanya karena dia tidak mau menikah dengan wanita pilihan ibunya, pikiran Viagra benar-benar kacau kali ini.

Sesaat kemudian ia melihat ada rusa yang sedang memakan rumput didepannya dengan jarak yang cukup jauh.
Viagra pun mengambil busur dan anak panahnya, lalu mengarahkan kepada rusa tersebut.

Ia yakin bidikannya kali ini meleset, sebab ia kurang berkonsentrasi, tetapi anehnya rusa itu terkena anak panah, tetapi dari arah lain.
Apakah ada orang lain yang berburu disini, pikir Viagra.
Vigra mendekat kearah rusa yang sudah tumbang tersebut.

"Apa kau akan mengambil hasil buruanku tuan" suara seorang perempuan berhasil mengagetkan Viagra dari belakangnya.

Viagra pun berdiri dan menatap wanita itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Viagra pun berdiri dan menatap wanita itu.
Dia menatapnya dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Wanita dengan pakaian menyerupai para pengawal, dan rambut yang digulung ke atas hingga pangkal kepala.

Dia berjalan mendekatinya. Dengan masih mempertahankan harga dirinya, Viagra berucap.

"Aku bahkan bisa mendapatkan 100 rusa hanya dalam satu hari gadis kecil, tidak ada untungnya bagiku mengambil buruan orang lain, camkan itu !" ucapnya dengan nada angkuh dan dingin.

"Ouh benarkah? bukannya barusan yang ku lihat itu kau gagal memanah, bagaimana bisa mendapatkan 100 jika 1 saja gagal" ucap wanita itu tanpa ada rasa takut sedikitpun.

Emosi Viagra benar-benar memuncak kali ini.

"Hai gadis kecil, asal kau tahu, aku bahkan bisa menebaskan pedangku ke lehermu saat ini juga, jadi berhentilah membuatku merasa marah" ucap Viagra sembari hendak mengeluarkan pedangnya.

"Wah wah wah, tunggu tuan, kenapa kau selalu memanggilku dengan sebutan gadis kecil, aku ini sudah dewasa" protes perempuan itu.

"Dewasa kau bilang, bagian mana yang bisa menunjukkan kedewasaanmu, dadamu saja rata seperti tanah lapang" ucap Viagra dengan senyum mengejeknya.

"Apakah penilaianmu terhadap kedewasaan perempuan itu hanya melalui pemikiran kotormu tuan. Dan aku baru tahu, ternyata penilaianku salah terhadapmu" ucap gadis tersebut seraya menimang mimik wajahnya.

"Apa maksudmu?"tanya Viagra.

Bukannya takut, gadis itu malah semakin mendekat kearah Viagra.

"Aku kira pakaian yang bagus ini, pedang gagah ini, dan wajah tampan ini merupakan kepemilikan dari ksatria, ternyata hanya milik seorang pecundang murahan." ucap gadis itu dengan menekan kata terakhirnya seraya menyentuh pakaian,pedang dan pipi Viagra secara bergantian.

Harusnya saat itu juga Viagra langsung menepis dan murka, tetapi entah kenapa Viagra merasa tertantang dengan gadis berani ini.

Tanpa diduga, Viagra tiba-tiba menarik tubuh gadis itu untuk bersirobok dengan tubuhnya.
Gadis itu tentu terkejut, tetapi masih mencoba menutupinya dengan wajah tenangnya.

Cessation of Love (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang