Sudah hampir setengah jam lamanya sejak Yuandra menghampiri Hyunja, namun Hyunja masih enggan untuk membuka matanya dan melepaskan pelukannya.
Ia meminta Yuandra untuk tetap diam seperti ini, sebab dalam mimpi terakhirnya saat ia bertemu dengan Yuandra, ia menyaksikan kejadian yang sangat mengerikan.
Hyunja ingin tetap seperti ini, walau nantinya jika ini hanya mimpi, setidaknya ia bisa merasakan dekapan Yuandra dalam waktu yang lama.
Yuandra sudah berusaha mejelaskan bahwa ini bukan mimpi, tetapi Hyunja tetap menolak untuk menguraikan dekapannya."Hyunja, sayangku. Bisakah kau menatapku sebentar, aku sangat merindukanmu" ucap Yuandra seraya membelai pipi sang kekasih.
Hyunja kembali mengeratkan pejaman pada matanya, sebab sentuhan Yuandra terasa begitu nyata.
Perlahan Hyunja mengangkat tangannya, dan meletakkan telapak tangannya di atas unggung tangan milik Yuandra yang ada di pipinya.
Ia menggenggam tangan itu, tangisnya pecah kali ini. Tetapi ia masih tidak mau membuka matanya."Terakhir kali kau hadir dalam mimpiku, kau mati di hadapanku Yuandra. Aku tidak ingin melihat mimpi itu lagi, jadi aku mohon, biarkan aku tetap memelukmu dalam tidurku" ucap Hyunja di sela tangisnya.
Hati Yuandra begitu perih melihat Hyunja menangis pilu dihadapannya. Ia tidak tahu seberat apa hari-hari yang Hyunja jalani, sampai-sampai Hyunja merasakan trauma seperti saat ini.
"Jika kau masih menganggap ini mimpi, tolong katakan padaku apa yang harus aku lakukan supaya kau percaya bahwa yang dihadapanmu ini adalah nyata" ucap Yuandra seraya mengusap kedua sisi mata Hyunja.
Hyunja hanya menggelengkan kepalanya.
Ia tidak tahu harus menjawab seperti apa sebab ia juga terlalu bingung. Ia berharap ini semua adalah nyata, namun ketakukan pada dirinya membuat ia terlalu ragu untuk membuka mata.Yuandra sedikit menguraikan pelukannya.
Perlahan mengangkat tangannya dan meletakkan diatas hidung Hyunja."Aauuhh sakit" ucap Hyunja seraya mengelusi hidungnya.
Iya, Yuandra baru saja mencubit hidung Hyunja hingga menimbulkan sedikit ruam disana, itu adalah kebiasaan yang sering Yuandra lakukan pada Hyunja.
"Maaf maafkan aku. Habis aku tidak tahu bagaimana cara membuatmu percaya, bahwa ini memanglah bukan mimpi" ucap Yuandra disertai kekehan kecil.
Mau tidak mau Hyunja membuka kedua matanya dan menatap Yuandra.
Betapa terkejutnya Hyunja saat melihat wajah Yuandra.
Bekas memar ada di setiap inci wajahnya, di dekat pelipis pun ada bekas sobekan yang masih meninggalkan luka.
Hyunja menutup mulut dengan kedua tangannya."Ap-apa yang terjadi padamu, Yuandra?" tanya Hyunja seraya meletakkan tangannya di sisi wajah Yuandra.
"Ini hanya sedikit hasil dari perselisihanku dengan Viagra, tetapi semuanya baik-baik saja sekarang, kau tidak perlu khawatir lagi" ucap Yuandra seraya menggenggam tangan Hyunja.
"Viagra, ada apa antara kau dengannya?" tanya Hyunja lagi.
"Ceritanya panjang sayang, intinya ia hanya masih belum bisa menerima jika kau lebih memilih aku daripada dirinya. Tetapi sekarang aku sudah yakin, jika adikku itu mulai mencintai istrinya, Axyera" jelas Yuandra.
"A-adik...? maksudmu?".
"Apakah Axyera atau Viagra tidak memberitahumu?" tanya Yuandra.
"Memberitahu apa, tidak ada yang memberitahukan apapun padaku. Bahkan Viagra dan Axyera juga tidak mengetahui keberadaanmu selama ini. Kau tiba-tiba menghilang, tanpa kabar, tanpa pamit meninggalkanku, dan bahkan kau meninggalkan anakmu disini" tangis Hyunja kembali pecah sembari memegang perutnya.
"Kau sudah berjanji padaku, kalau kau tidak akan pernah pergi tanpa berpamit terlebih dulu padaku. Lalu apa, kau pergi selama ini tanpa memberitahuku Yuandra, kau jahat".
KAMU SEDANG MEMBACA
Cessation of Love (SUDAH TERBIT)
RomanceCinta tidak bisa dipaksa kapan akan tumbuh, dimana akan mekar dan kepada siapa akan berlabuh. Terkadang yang tidak direncanakan akan terasa indah, tanpa adanya suatu paksaan. Seperti Viagra yang hanya mengharapkan Hyunja, namun hati Hyunja telah ber...