"Hyunja".
Mendengar namanya di panggil, Hyunja segera mencari sumber suara tersebut.
Ternyata suara tersebut berasal dari seseorang yang sangat ia tunggu, Yuandra.
Lelaki tersebut menggunakan pakaian berwarna putih, wajahnya semakin bersinar saat sedang tersenyum.
Ia berada di dalam kamarnya, persis seperti yang pertama kali ia kakukan, dia berdiri di depan jendela.
Hyunja pun berlari untuk mendekati lelaki tersebut.Yuandra pun masuk kedalam kamar Yuandra.
Keduanya saling mendekap dengan erat menyalurkan kerinduan yang selama ini menyiksa Hyunja.
Hyunja menangis dalam dekapan Yuandra, ia menumpahkan semua rasa rindunya kali ini.
Keduanya sama-sama memeluk dengan erat, seakan dalam tubuh mereka telah terpatri sebuah logam yang saling menarik dengan kuat."Kau kemana saja Yuandra, aku merindukanmu" ucap Hyunja masih dengan tangis yang memilukan.
"Aku disini, aku tidak kemana-mana sayang" ucap Yuandra sembari mengecupi kepala Hyunja.
"Aku merindukanmu, aku merindukanmu Yuandra".
"Iya aku tahu, dan kau juga harus tahu, jika aku pastilah lebih merindukanmu Hyunja" ucap Yuandra.
Kini Yuandra mengurai dekapannya.
"Sudah jangan menangis lagi, bukankah aku sudah disini sekarang" ucap Yuandra sembari mengusap sisa air mata sang kekasih.
Hyunja enggan menjawab.
Ia kembali memasrahkan kepalanya pada dada bidang Yuandra."Tolong jangan pergi lagi, aku ingin selalu seperti ini" ucap Hyunja dengan sisa tangisnya.
"Aku akan tetap berada disisimu sayang, dan tidak akan pernah meninggalkanmu" ucap Yuandra kembali mengecup kepala Hyunja.
Kini Yuandra menurunkan pandangannya.
"Apakah dia membuatmu susah?" tanya Yuandra seraya mengusap perut Hyunja yang masih rata.
Hyunja merasa heran, bagaimana Yuandra bisa mengetahui tentang kehamilannya.
Tetapi Hyunja tidak mau memikirkan hal itu, ia kemudian menggeleng.
Kemudian mendongakkan kepalanya untuk menatap Yuandra."Ia hanya selalu merindukan ayahnya, ia selalu ingin dipeluk ayahnya, ingin selalu disayang oleh ayahnya" ucap Hyunja seraya meletakkan telapak tangannya diatas tangan Yuandra.
"Itu bukan keinginan anak kita, tetapi keinginan ibunya" ucap Yuandra seraya mencubit hidung Hyunja.
"Kau ini, masih saja suka mencubit hidungku, jika hidungku mengecil bagaimana?" Hyunja nampak sedikit kesal.
"Nanti kalau mengecil tinggal aku cium seperti ini biar dia bisa muncul lagi" ucap Yuandra bersamaan dengan mengecupi hidung Hyunja berkali-kali.
Keduanya pun terkekeh secara bersamaan.
Kemudian saling menempelkan kening masing-masing.
Saling menatap dan melemparkan senyum untuk saling menikmati keindahan waktu saat ini."Jangan pernah tinggalkan aku lagi Yuandra, aku tidak bisa sendirian, aku ingin selalu bersamamu, sampai kapanpun" ucap Hyunja seraya mengusap kedua pipi Yuandra.
Yuandra kemudian tersenyum.
"Aku berjanji, aku tidak akan meninggalkan dirimu" ucapnya bersamaan dengan mengecup kening Hyunja.
Saat keduanya sedang menikmati pertemuan yang indah, tiba-tiba kamar Hyunja di dobrak dengan keras dari luar, sehingga menimbulkan kerusakan pada pintunya.
"Tangkap bajingan sialan itu!!!" Viagra berucap sembari menunjuk kearah Yuandra.
Beberapa pengawal pun berjalan menuju Yuandra. Mereka mengunci pergerakan dan membawa Yuandra dengan paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cessation of Love (SUDAH TERBIT)
عاطفيةCinta tidak bisa dipaksa kapan akan tumbuh, dimana akan mekar dan kepada siapa akan berlabuh. Terkadang yang tidak direncanakan akan terasa indah, tanpa adanya suatu paksaan. Seperti Viagra yang hanya mengharapkan Hyunja, namun hati Hyunja telah ber...