- Bagian 3 -

59 40 6
                                    

"I-iya aku hanya pelayannya saja, tidak ada yang istimewa di antara aku dan Pangeran," jawab Hyunja dengan begitu gugup seraya melepaskan jabatan tangan mereka.
Entahlah, mengapa Hyunja lebih memilih merahasiakan tentang hubungannya dengan Viagra kepada Yuandra. Padahal seluruh pengawal istana telah mengetahui tentang hubungan keduanya.

"Kalau begitu, berarti saya masih ada kesempatan untuk bisa mendekati Nona?" tanya Yuandra dengan senyum yang sulit diartikan seraya mendekat kearah Hyunja.

Hari ini hari yang sangat melelahkan, melelahkan bagi hati dan perasaan Hyunja, karena dirinya terus dikejutkan oleh pernyataan dan pertanyaan yang dilontarkan oleh Yuandra, semuanya membuat jantung Hyunja seakan-akan benar ingin keluar dari tempat semula.

"E-eohh apa yang kau bicarakan, kita baru saja bertemu, tetapi kau sudah bertanya begitu," jawab Hyunja.

"Aaa sekarang aku tau, ternyata kau itu penakhluk wanita yang cukup handal, sudah berapa wanita yang masuk kedalam perangkapmu?" tanya Hyunja seraya mendekat pula kearah Yuandra.

"Hanya kepadamu Nona,"jeda Yuandra,
"Lagipula siapa bilang kita baru bertemu Nona, bahkan saat di desa Qursia, Nona cukup lama memandang saya, bukankah benar begitu Nona?" goda Yuandra seraya semakin  mendekatkan tubuhnya pada Hyunja.

Kini Hyunja sudah bisa merasakan deru nafas Yuandra di wajahnya.
Hyunja benar tidak bisa mengelak, tapi sangat tidak mungkin dia berkata jujur, apa yang akan dikatakan pemuda ini, jika dulu dia diam-diam tersenyum kepadanya, mau diletakkan dimana harga diri Hyunja.

"Ak-aku tidak melihatmu waktu itu, aku hanya," ucapan Hyunja terhenti saat dia mendengar namanya di panggil.

"Hyunja, dimana sih kamu?" suara perempuan itu semakin mendekat.

Hyunja seketika mendorong tubuh Yuandra sampai jatuh ke tanah.
Yuandra mengaduh kesakitan dibawah sana.

"Kok malah didorong sih, saya salah apa Nona," ucap Yuandra seraya berdiri dan menggerutu.

" Tidak, kau tidak salah. Aku pergi selamat tinggal," ucap Hyunja seraya berlari menjauh.

Yuandra hanya bisa memperhatikan dari jauh, ternyata dia dicari oleh teman sesama pelayan didalam istana.

"Kau ini kemana saja, aku mencarimu kemana-mana tetapi tidak ketemu. Pangeran mencarimu sejak tadi," ucap Merry seraya merangkul pundak Hyunja untuk berjalan lebih cepat menuju kamar Pangeran.

"Aku tidak kemana-mana, aku hanya berjalan-jalan disekitar sini," jawab Hyunja dengan senyum cengengesannya.

Sebelum Hyunja hilang dari pandangan Yuandra, dia sempat mengarahkan pandangannya guna menatap ke arah Yuandra, dan dia sangat terkejut ketika Yuandra tersenyum manis, dengan mengedipkan sebelah matanya, sembari mengucap,
"Sampai berjumpa lagi Nona manis," tanpa mengeluarkan suara.

Iya seketika pipi Hyunja memerah lagi.

"Kau sakit Hyunja ?" tanya Merry saat melihat wajah Hyunja memerah.

"Eoh tidak tidak, aku tidak sakit, disini sangat panas, jadi aku merasa kepanasan," jawab Hyunja sembari mengipas-ngipas jarinya ke udara.

"Tetaplah tersenyum seperti itu Nona, saya bahagia walau hanya melihat senyummu dari kejauhan," ucap Yuandra sembari menatap lekat pada wanita itu.

         Akhirnya Hyunja sampai didepan kamar Viagra, ia enggak untuk masuk, ia enggan mendengar bentakan-bentakan dari Viagra, walaupun Viagra jarang melakukan kekerasan fisik, tetapi tidak jarang ia akan berteriak dan membanting apapun yang ada disekitarnya saat sedang marah.
Hyunja pun memberanikan diri mengetuk pintu kamar Viagra.

Cessation of Love (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang