- Bagian 8 -

41 33 5
                                    

Cukup lama Yuandra berdiri disana.
Hingga tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara dibelakangnya.

"Apakah kau penjaga kuda yang baru ?".

Yuandra menoleh dan ketika menyadari siapa yang berbicara, ia segera memundurkan badan dan menundukkan kepalanya.

"Iya benar Yang Mulia ratu" jawab Yuandra dengan nada yang sangat sopan.

"Kau sudah diberitahu oleh Endra bukan, bahwa setiap bulan pada pekan ketiga aku akan pergi menggunakan kuda ku" ucap ratu Verindra.

"Sudah Yang Mulia, saya sudah diberitahu oleh paman Endra, dan saya sudah menyiapkan kudanya dari hari kemarin" tutur Yuandra.

"Baiklah, besok bisakah kau ikut dengan beberapa pengawal, menemaniku keluar tanpa terlihat seperti pengawal ?" titah ratu Verindra.

"Tentu saja Yang Mulia, saya akan sangat senang jika bisa mengawal Yang Mulia" ucapnya dengan mengurai senyum diwajahnya.

Entah apa yang membuat hati ratu Verindra menghangat saat melihat senyum Yuandra.
Senyumnya begitu manis, persis dengan seseorang, tetapi ratu Varindra tidak tahu itu senyum siapa.

Yuandra bingung harus bagaimana ketika ratu Varindra tidak bergeming sedikit pun, saat ia memberanikan diri mencoba untuk mengangkat pandangannya ia cukup terkejut saat melihan ratu Varindra tengah tersenyum kepadanya.

Seketika ratu Varindra mengubah raut wajahnya saat Yuandra menyadari jika ia memperhatikannya.

"Baiklah kalau begitu, rombongan akan berangkat pagi buta, kau jangan sampai lupa itu" ucap ratu Varindra dengan segera melangkahkan kakinya menjauh dari Yuandra.

"Baik Yang Mulia" ucap Yuandra dengan sopan.

Sesaat setelah Yuandra membaringkan tubuhnya diperistirahatannya, ia tiba-tiba berucap.

"Sebenarnya apa yang membuat Yang Mulia sampai tersenyum seperti itu kepadaku "? tanya Yuandra pada dirinya sendiri.

"Ah sudahlah aku tidak ingin memikirkannya, sebaiknya aku tidur, karena besok aku harus menemani Yang Mulia untuk pergi" ucap Yuandra beramaan dengan membenarkan posisi tidurnya.

Disisi lain saat Hyunja sudah berniat untuk menghantarkan kantuknya menjemput sang bunga tidur, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.

Tentu saja itu Viagra, sebab tidak mungkin ada yang masuk tanpa permisi seperti itu.

"Hyun, kau belum tidur kan?" tanya Viagra.

"Aku baru akan tidur, apa yang membawamu kemari Agra ?" Hyunja berbalik bertanya.

Viagra berjalan dengan gontai menghampiri Hyunja.

"Aku hanya lelah hari ini, aku ingin tidur disini, bersamamu" ucap Viagra sembari memposisikan tubuhnya disebelah Hyunja.

"Kau tidak usah khawatir, aku hanya ingin tidur sambil memelukmu, aku tidak akan melakukan apapun" Viagra seakan tahu apa yang Hyunja khawatirkan.

"Baiklah, silahkan tidurlah saja kalau begitu" ucap Hyunja seraya menggeser tubuhnya.

Namun dengan cekatan Viagra merengkuh tubuh Hyunja.
Ia menempatkan kepalanya diperpotongan ceruk leher belakang Hyunja.

Tentu saja Hyunja merasa risih dengan posisi mereka.
Tetapi ia percaya kalau Viagra bilang tidak akan melakukan, itu sudah pasti ia tidak akan melakukannya, jadi Hyunja merasa sedikit tenang kali ini.
Dan mereka berdua pun telah mengarungi mimpi masing-masing malam ini.

Pagi yang masih berselimut sedikit gelap pun tiba. Disini Yuandra sekarang, mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukaan saat perjalanan mengiringi ratu Varindra yang hendak bersambang ke desa-desa guna memeriksa para rakyatnya.
Yuandra cukup sigap mempersiapkan semuanya, sebab dia sudah diajarkan oleh paman Endra sebelumnya.

Cessation of Love (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang