- Bagian 10 -

35 33 4
                                    

Gadis itu kemudian menyambut jabatan tangan Viagra.

"Aku Axyera, kau bisa memanggilku Kyra".

Sekarang batin Viagra yang berucap, Axyera, kenapa namanya sangat tidak asing ditelingaku, tetapi siapa ya, dan dimana aku mendengar namanya?.

"Kau tadi bertanya bukan, mengapa kau sering bertemu denganku didalam hutan bukan, itu karena aku malas berada dirumah, aku tidak betah mendengarkan ibu dan ayahku terus-menerus memintaku untuk menikah dengan orang yang sama sekali tidak aku cintai" tutur Kyra dengan menatap ujung ranting yang terhempas karena terpaan angin.

Sial, Viagra merasa bahwa kisah Kyra adalah cerminan dari kisahnya juga.

"Aku sudah mencintai lelaki lain, tapi sayangnya aku kalah, dia telah mencintai wanita lain, dan aku tidak bisa memaksakan kehendak atas pilihannya" kini nampak raut sedih menyelimuti air muka Kyra.

"Dia temanku, teman dari kita masih berusia 4-5 tahunan, kita berteman cukup lama, hingga usia kita sama-sama remaja, aku tidak tahu pasti, kapan perasaan cinta itu muncul, yang jelas, belum lama ini, sekitar 1 tahun terakhir, ia dengan semangat menceritakan tentang gadis lain, gadis yang ia lihat didalam hutan, gadis yang selalu memenuhi hatinya, jujur aku lelah mendengarkan ia selalu bercerita tentang wanita lain, sedangkan dihadapannya ada wanita yang mencintainya pula" Kyra menceritakannya sembari tersenyum, tetapi Viagra bisa merasakan jika ada perasaan sedih yang sedang coba ia tutupi.

"Kau tidak pernah mengatakan jika kau mencintainya ?" tanya Viagra.

"Tidak, sebab aku tidak ingin merusak pertemananku dengannya, aku takut jika aku mengatakan bahwa aku mencintainya, dia akan pergi menjauh dariku, dan ternyata, tanpa aku katakan bahwa aku mencintainya pun, sekarang ia telah pergi untuk mengejar cintanya" Kyra mendongakkan kepala guna menahan rembesan air mata yang siap untuk menetes.

"Bodoh" tiba-tiba Viagra berucap.

"Apa maksudmu, kau mengatakan aku bodoh ?" Axyera nampak tidak terima dengan ucapan Viagra.

"Iya kau bodoh, harusnya sejak awal kau katakan padanya bahwa kau mencintainya, bisa saja lelakimu itu mempunyai rasa yang sama andai kau mengungkapkannya lebih awal, sebelum dia bertemu dengan wanita lain" Viagra tampak mengadili Axyera.

"Kau fikir bisa semudah itu mengatakannya, sejak aku menyadari bahwa aku mencintainya, aku bahkan tidak sanggup menatap matanya lebih dari 3 detik, itu terlalu berat untuk aku lakukan" ucap Axyera masih dengan menutupi lukanya dengan senyuman.

"Kau tidak perlu memaksakan raut wajahmu, jika kau ingin menangis, menangislah saja, aku tidak akan mengejekmu kali ini" kini perasaan Viagra tergerak, seolah-olah ia harus mencoba untuk bisa memahami gadis kecil ini.

"Aku sudah berjanji kepada diriku sendiri, aku tidak akan menangisinya lagi, sebab aku mencintainya, aku bahagia jika ia bahagia bersama pilihan hatinya" kini Axyera menatap kakinya yang diayunkan ke depan dan ke belakang.

"Lalu hatimu. Kau biarkan hancur begitu saja, tanpa adanya usaha untuk membuatnya kembali" sikap egois Viagra kembali muncul.

"Sejak awal aku tidak pernah memilikinya, jadi aku tidak mempunyai hak untuk merebutnya dari siapapun" tegas Kyra dengan sorot mata menunjukkan keseriusan atas ucapannya.

"Pantas saja laki-laki itu lebih memilih yang lain daripada kau, yang tidak mempunyai rasa perjuangan sama sekali untuk bahagia" kini Viagra menyenderkan tubuhnya pada tepiah rumah pohon tersebut.

"Aku bahagia hanya dengan melihatnya bahagia, itu sudah cukup bag.."

"Bohong" Viagra memutus kalimat Kyra.

Cessation of Love (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang