Kezer itu mendekati Oa dengan ekspresi marah, beberapa orang memperhatikan apa yang akan dilakukan hewan tersebut tanpa ada niatan menolong Oa. Kedua taring muncul, siap mengunyah makan siang. Langkah Oa makin berat saat Kezer tersebut membuka mulut.
“Hei, Rau!”
Langkah gadis bertudung hitam itu begitu ringan, ia mencoba menyadarkan teman perjalanannya. Kemudian, menatap hewan besar yang ia beri nama Rau. “Jangan sakiti Oa, dia temanku. Mengerti?”
Rau menggeram, ia sedikit merendahkan tubuhnya. Oa dan Lliya kebingungan, sampai seorang laki-laki asing menghampiri keduanya. “Hewan ini, mau kalian menungganginya.”
“A-apa?”
Orang asing tersebut mengangguk lantas pergi.
“Kau ....” Oa terkejut saat Lliya naik ke atas punggu Rau. Gadis itu melambai, Oa bisa melihat jika Lliya tersenyum senang.
Yeah, meski harus bertaruh nyawa karena hewan itu, setidaknya Lliya bisa tersenyum. Oa segera menghampiri pedati yang telah ia sewa. Uang yang digunakan Dark Kingdom sama seperti Light Kingdom, sehingga ia tak perlu khawatir menukar mata uang. Akhirnya, ia menaiki pedati diikuti Lliya yang menunggangi Rau.
Keluar dari pelabuhan yang menyuguhi aroma laut, mereka harus menyambangi gerbang utama untuk memasuki Dark Kingdom. Kini, semua itu terganti dengan aroma Death Flower, kuburan di sisi kanan-kiri, dan kabut sepanjang jalan. Sebuah lampu gantung digunakan sebagai penerang, hal itu dilakukan agar tidak menabrak pengguna jalan lainnya karena terhalang kabut.
Beberapa kerez dibedakan dari iris mata yang berbeda, hewan itu mampu berjalan dalam gelap maupun berkabut. Maka dari itu, beberapa kendaraan ditarik hewan tersebut. Meski dipenuhi kabut, sebuah gerbang besar menjulang tinggi terlihat begitu kokoh. Terdapat dua patung sedang memegang pedang, serta ukiran aneh di dinding gerbang.
“Perasaanku saja atau memang tempat ini memiliki hawa tan menyenangkan,” gumam Lliya.
Kabut makin tebal setelah melewati gerbang, langkah Rau serta roda pedati mulai memelan. Irish Kezer seperti lampu yang menyala saat gelap, Oa bahkan tak mampu melihat dengan pasti keberadaan Lliya meski gadis itu berada di belakangnya. Kabut menyusahkan!
Tak lama, mereka berhenti. Oa menyipitkan mata, berusaha melihat apa yang membuat kendaraan tumpangannya berhenti. Kusir pun turun lantas pergi, menghilang di balik kabut. “Ke mana kusir itu?”
Lliya menepuk punggung Rau, hewan itu segera merendahkan tubuhnya. Lliya segera turun, ia mengamati tempat tersebut. Perasaannya mengatakan jika di depan terdapat beberapa orang, seperti orang buta, Lliya berjalan pelan menghampiri kendaraan Oa.
“Oa, kau di sana?”
Mendengar suara Lliya, Oa segera turun. Keduanya melempar pandangan bingung.
“Kenapa pedatimu berhenti? Apa ada sesuatu?” tanya Lliya khawatir.
Oa menggeleng. “Kusir pergi entah ke mana, ia hilang ditelan kabut tebal ini.”
Suasana terasa meremas hati. Terdengar suara burung gagak menggaok, serta lolongan para Kerez. Tak lama, kusir kembali. Pria berumur empat puluh tahun itu memberikan sebuah surat, kemudian meninggalkan keduanya.
“Hei! Pak Kusir!” teriak Lliya, ia merasa aneh dengan tingkah kusir yang senaknya itu.
Oa memegang bahu Lliya, sebenarnya ia juga kebingungan sekarang. Kenapa kusir itu seolah ketakutan? Tak mau memikirkan hal negative, Oa menarik lengan Lliya menembus kabut tebal menuju sesuatu yang tak diketahui di depan sana.
“Berhenti!”
Seorang laki-laki berjubah besar mendatangi keduanya, sekarang keberadaan mereka seperti penyusup. Oa maupun Lliya tidak tahu ekspresi pria asing tersebut dikarenakan tudung yang menutupi seluruh wajah.
“Kalian siapa dan mau apa?”Suara itu membuat langkah keduanya kian memberat. Tak lama terdengar orang menggeret benda. Oa tanpa peduli siapa yang akan dihadapi pun berdiri tepat di depan Lliya. Ia tak akan membiarkan siapa pun menyakiti nonanya. “Apakah kalian penjaga gerbang?”
“Jika kalian berniat buruk, serta berbohong. Jangan harap kembali dalam keadaan utuh!”
Lliya mengeratkan pegangannya pada Oa. ia tidak takut, tetapi waspada pada orang asing. Tingkah Oa membuat ia terkejut, lelaki itu menghampiri dua orang berjubah tanpa takut. Lliya berusaha agar Oa tidak melakukan hal gila, mengingat mereka di wilayah kegelapan. “Jangan memancing keributan!”
“Tidak, Lliya. Mereka hanya harus dihadapi. Tetap tenang, jangan bersikap mencurigakan.” Oa mengusap tangan Lliya untuk meredakan kekhawatiran gadis itu.
Ia pun menghampiri pria pertama yang menghentikan langkahnya. Sebuah surat berisi perintah Lord Kent ia serahkan tanpa mengucapkan sepatah kata. Pria asing di depannya mengambil gulungan kertas tersebut lantas pergi bersama pria yang membawa sabit.
Ternyata kusir itu pergi karena sudah sampai di City Grave. Oa telah mengetahui tempat apa yang saat ini ia pijaki. Wilayah Dark Kingdom diselimuti kegelapan, intensitas cahaya matahari seperti terhalang oleh awan gelap di atas tanah tersebut. Hujan lebih sering turun, meski begitu tak mampu membuat kabut di beberapa wilayah menghilang seutuhnya.
“Oa, di mana kita saat ini?” Lliya datang dengan kebingungan.
“Kita berada di City Grave,” kata Oa memberitahu.
Lliya mengangguk, ia berdeham, “Kota kuburan, benar?”
“Benar. Alasan mengapa kusir tadi pergi karena beberapa penjaga akan menyuruh kusir yang mengantar kembali ke pelabuhan sekiranya penumpang bukanlah warga asli Dark Kingdom.” Oa mendesah lelah. “Kita akan memakan waktu cukup lama di sini, penjaga itu akan mendeteksi keaslian dari surat tersebut. Beberapa pertanyaan juga akan dilayangkan.”
Lliya meringis, perasaanya tak enak. Sejak melewati gerbang tadi ia seperti diperhatikan dari jauh. Entah bagaimana, ia merasa jika para penjaga itu sudah mengintai siapa saja yang datang dari pelabuhan. Dirinya terlalu meremehkan Dark Kingdom.
“Apa kita akan aman? Suara benda digeret tadi seperti tanda bahaya,” ujar Lliya.Oa meringis, ia tahu jika Lliya akan bertanya demikian. Keamanan mereka tidak dijamin saat ini. jika saja para penjaga tak percaya akan keaslian surat tersebut, tamat sudah riwayat keduanya. Seluruh penjaga selalu menggunakan tudung juga membawa sabit besar. Senjata tersebut tentu dibawa untuk menjaga keamanan dan menakuti siapapun yang ingin berbuat jahat.
“Jangan takut, kita hanya perlu bersikap tenang. Di depan sana, meski tidak terlihat … ada banyak orang yang mengantre untuk masuk ke Dark Kingdom. Kita harus sabar menunggu sampai penjaga kembali.”
Dalam diam, Lliya mengangguk. “Tentu.”
Beberapa menit menunggu, keduanya didatangi penjaga. Surat perjalanan tersebut dikembalikan tanpa sepatah kata. Keduanya digiring menuju tempat lain, sebuah Kristal berisi cahaya yang diproduksi oleh Light Kingdom digunakan sebagai penerang dalam kabut tebal. Sementara Rau, hewan itu ditahan untuk tidak mengikuti langkah Lliya dan Oa.
Entah ke mana mereka dibawa, akhirnya berhenti. Namun, sebuah benda tajam menyentuh leher Oa dan Lliya. Tubuh mereka menegang akibat serangan mendadak tersebut. Hingga suara berat dan tegas terdengar. “Katakan sejujurnya, perintah apa yang membuat kalian memiliki surat resmi dari Lord Kent?”
Mati saja aku!
🌷🌷🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
My King [TAMAT]
FantasyCinta membawa malapetaka. Kutukan pun tak dapat dihindari, menjadikan pangeran tertidur seperti Putri Tidur. Sang putri harus berkelana mencari penawar. Harapan selalu tersimpan di hati. Setiap perjalanan membawa banyak pelajaran untuk menjadi pemi...