9. Dead Market

6 4 3
                                    

Setelah berhasil pergi dari pertambangan, Lliya dan Oa melanjutkan perjalan. Mereka harus melewati Dead Market. Masih ada beberapa tempat yang harus dilalui untuk mencapai tempat penyeberangan ke Waste Area.

Menuju Dead Market dari pertambangan harus menyeberangi jembatan. Kali ini, mereka harus berhati-hati agar tak terjatuh ke sungai. Agak mengerikan saat harus melewati jembatan yang terbuat dari tengkorak dan tulang tersebut. Cukup unik, tetapi mengerikan sekaligus.

Oa memastikan alat menyeberang itu tidak rapu atau membahayakan, kemudian ia mempersilakan Lliya lewat. Sebuah papan di atas kepala bertulis ‘Dead Market’ menyambut kedatangan keduanya. Di pasar ini sedikit berbeda, jika terdengar suara antara satu pedagang dengan lainnya. Maka, di tempat ini begitu sepi. tidak ada suara tukar-menukar barang.

“Apakah ini … pasar?” tanya Lliya bingung. Ketika memasuki pasar, telinganya mendengar suara teriakan di penjuru arah. Sekarang, tak ada satu pun sahut-menyahut. Sunggu wilayah yang menarik.

Oa mengangguk. Saat ia melewati tempat ini dulu, dirinya juga kebingungan. Pasar, tetapi tidak bisa disebut jika taka da salah satu unsurnya. Tempat ini terlalu hening, mungkin jika ada suara hanya burung gagak yang menggaok.

Mereka kabur terlalu dini, beberapa toko masih tutup. Bahkan para pedagang baru berdatangan atau sekadar menyiapkan barang dagangan. Terlalu lenggang untuk bisa disebut pasar, Lliya dan Oa mengambil salah satu jalan. Mereka mencari tempat untuk mengistirahatkan diri, tetapi agak mustahil jika ada kedai yang sudah buka.

Lilya bersandar di dinding toko, mereka sudah berjalan hampir tiga puluh menit. Namun, hanya pedagang kaki lima saja yang terlihat. Oa pun membeli beberapa makanan matang, ia berharap setelah menemukan satu toko, mereka bisa beristirahat. Ternyata tidak.

“Bagaimana ini? Kita akan berisrahat di mana?” tanya Lliya kelelahan.

Oa mengulas senyum, setidaknya ia bisa menyembunyikan rasa lelah. “Yah, kita harus mencari lagi. Jika tidak menemukan toko yang buka … kau tak bermasalah untuk makan di luar, kan?”

“Tentu. Ayo, kita cari lagi!”

Memasuki jalan yang lebih sepi, mereka menemukan satu toko. Saat itu juga keduanya tersenyum lebar dan merasa lega. Ketika membuka pintu, suara bel terdengar. Toko itu masih sepi pegunjung, sepertinya hanya mereka yang baru datang sepagi ini.

Keduanya dimanjakan oleh interior berupa kayu yang menghiasi seluruh ruangan. Di sini juga tidak gelap, ada lampu gantung dan masing-masing meja terdapat lampu Kristal, beberapa rak buku, dan tangga. Di lantai dua juga terdapat beberapa kursi serta rak unik yang menyimpan ramuan.

Oa memesan makanan, sedangkan Lliya mencari tempat duduk. Gadis itu memilih di dekat jendela, meski pemandangan kota tidak terlihat jelas, hal seperti jarang ia lalui. Terlalu sibuk dengan urusan menteri, dirinya hampir kesulitan menikmati waktu sendiri.

Pemiliki rambut putih datang, laki-laki itu membawa beberapa makanan. Kini, meja keduanya penuh berbagai macam hidangan. Lliya memilih sup hangat, sedangkan Oa mengisi perut dengan makanan beart. Mereka makan dalam diam.

“Sepertinya kau masih kelelahan,” ujar Oa melihat wajah Lliya.

Gadis itu hanya tersenyum. “Sedikit.”

Perjalanan sehari semalam saja begitu banyak hambatan, meski begitu ada beberapa hal yang dapat dijadikan pelajaran. Rasanya, ekspedisi ini cukup menguras tenaga dan pikiran. Beruntung mereka bisa lepas dari hambatan lantas melanjutkan perjalanan.

Lliya memperhatikan jam pasir. Tinggal dua hari lagi, tetapi dirinya dan Oa masih terjebak di Dark Kingdom. Mencoba untuk berpikir positif, Lliya mengembuskan napas perlahan. Koak burung gagak menghiasi pagi, kegelapan tak lagi sepekat tadi malam.

“Jangan risau, kita akan mendapatkan penawar,” ucap Oa menenangkan. Sedari tadi, ia memperhatikan gadis di hadapannya seperti orang putus asa. Cukup meresahkan saat mereka belum menyambangi Waste Area, bahkan beberapa tempat masih harus dilewati.

“Ya, tentu saja.”

Oa mencoba mencari ide agar Lliya berhenti memikirkan hal negative. Ia bangkit dari duduk lantas pergi ke rak yang menyi,pan tumpukan buku. Tangannya sibuk memilih bacaaan terbaik untuk bisa mengalihkan dunia Lliya.

Sebuah buku berwarna cokelat, sudah lapuk dimakan usia. Namun, memiliki daya tarik tersendiri. Judul buku itu adalah ‘Dark kingdom History’. Oa pun mengambil buku tersebut, dirinya tak mengetahui secara pasti bagaimana wilayah ini. Beberapa cerita bisa saja tidak benar atau berbeda dengan realita mengenai Dark Kingdom.

Saat ia kembali, Lliya tengah melamun sembari menatap keluar jendela. Bau tanah akibat hujan yang turun makin terasa menyenangkan untuk tidur. Sayang sekali mereka tidak memiliki ranjang untuk mengistirahatkan diri. “Lliya.”

Gadis itu menoleh. “Ya, Oa?”

“Ingin kuceritakan mengenai ranah ini?” tawar Oa.

Lliya melirik buku yan disodorkan laki-laki itu. Dirinya cukup menyukai pelajaran sejarah, apalagi mengenai suatu wilayah. “Tentu.”

“Baiklah. Mari kita buka, apa isi buku ini.” Oa membuka lembar pertama. “Dulu, seorang Fallen Angel bernama Karael mengajak penduduk Dark Kingdom memerangi wilayah Light Kingdom. Karael merasa iri dengan kesuburan tanah dan cahaya matahari yang selalu menyinari  Light Kingdom. Akhirnya, kedua wilayah tersebut berperang. Light Kingdom berhasil mempertahankan tanahnya. Sementara, Dark Kingdom harus menerima kekalahan.”

Lliya tersenyum, sejarah ini tak jauh beda dari yang ia dengar di tanah kelahirannya, Light Kingdom. Namun, mendengar cerita dari buku di Dark Kingdom membuat dirinya lebih yakin akan sejarah yang benar.

“Dark Kingdom kalah karena ….”

“Karena kekurangan pasukan serta strategi yang kacau,” sela Oa.

“Ah, begitu. Lanjutkan.”

Oa mengangguk. Syukurlah, gadis ini tidak kepikiran Zeeron lagi.

Jari Oa kembali membuka lembaran buku tersebut, sepertinya ia akan mengetahui lebih lanjut mengenai tanah yang memiliki mineral melimpah ini. Di buku tertulis, jika Dark Kingdom memiliki tanah dengan mineral cukup baik berupa biji alumunium dan besi mampu membuat perkakas, peralatan rumah tangga, peralatan perang, tiang-tiang lampu, bot wings, dan alat tempa.

Namun, kekurangan tanah ini pun ada. Mereka kesulitan menghasilkan bahan pokok. Sehingga, Lord penguasa wilayah ini menerima usulan Lord Light Kingdom untuk melakukan ekspor-impor. Kebutuhan pokok masyarakat Dark Kingdom pun terpenuhi dengan didatangkannya bahan pokok. Selain itu, tulang-tulang Bone Sale dijual dengan harta tinggi di Light Kingdom, penduduk pun tidak kesulitan dalam hal ekonomi meski ada beberapa keluarga yang masih kekurangan.

“Ternyata datang ke wilayahnya secara langsung dan mengetahui beberapa mengenai wilayah ini … cukup menyenangkan,” gumam Lliya.

Oa mengangguk setuju. “Benar, kita seperti menambah ilmu. Sebenarnya tidak harus datang, cukup berteman dengan beberapa orang yang memahami benar soal wilayah yang bersangkutan, pasti kita akan menambah pengetahuan secara tak langsung.”

Seorang pelayan tokoh datang ke meja Lliya dan Oa. “Permisi Nona dan Tuan. Saya dengar kalian butuh penginapan untuk beristirahat?”

“Iya, benar,” jawab keduanya bersamaan.

Pelayan itu tersenyum. “Kalian bisa menginap di kediaman saya.”

🌷🌷🌷

My King [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang