23. Alexo Kastor (1)

19 5 4
                                    

Sosok berambut hijau sepundak, sifat ramah, dan menyenangkan. Sungguh, Oa tak pernah berpikir demikian. Rumor mengatakan Alexo adalah orang sadis dan menyeramkan, tetapi di hadapannya tidak seperti kabar burung. Bahkan, pemuda itu menyematkannya dari serangan Tirex Bone. Meski begitu, tidak ada yang mengetahui sifat asli Alexo, Oa pun harus tetap waspada apapun keadaannya.

Alexo membaringkan Lliya di kursi berbahan daun raksasa, jadi tidak akan jatuh ke lantai rumah. setelah itu ia pergi ke dapur yang terbuat dari akar dan batang pohon, kecuali kursi jamur. Di sana, ia membuat minuman dari sari buah dicampur dengan madu. Ketika menoleh, Alexo mendapati tamunya belum duduk, melainkan menatapnya penuh selidik. “Kalian tidak lelah berdiri terus?”

Ren mengembuskan napas, akhirnya ia memilih duduk di kursi daun tak jauh dari Lliya. Sementara, Oa masih mengamati kegiatan Alexo. Pemuda itu terlihat ramah, bahkan membuatkan mereka minuman. Oa terkejut saat Ren dengan santai meminum minuman buatan Alexo.

“Segar! Campuran apa ini?” tanya Ren penasaran.

Oa pasrah saja, ia pun mengambil gelas bambu berisi minuman buatan Alexo. Saat dicoba, rasa dari minuman itu manis dan menyegarkan. Energinya seolah kembali, ia melirik Alexo. Ternyata pemuda itu tengah tersenyum lebar.

“Bagaimana rasanya, Tuan Oa?”

Fallen Angel itu terkejut. “Kau mengetahui namaku dari mana?”

“Tentu saja. Siapa pun yang datang kemari, otomatis namanya akan kuketahui dengan mudah,” jelas Alexo. Tanpa disadari dua tamunya, ia melirik Ren. Ada sesuatu dari orang itu. “Kalian bisa istirahat di sini. Anggap saja seperti rumah sendiri.”

“Kau mau ke mana?” tanya Oa sebelum Alexo beranjak.

Alexo tersenyum kecil. “Tadi kau seperti curiga, apa sekarang keberadaanku sungguh dibutuhkan?”

Oa berdecih, ia mengibaskan tangannya agar Alexo pergi dari ruangan. Setelah kepergian Alexo, Ren ternyata tidak berbaring, melainkan pergi entah ke mana tanpa menjelaskan apapun. Oa pun menyelimuti Lliya dari daun raksasa selembut kain berkualitas tinggi.

Ia pun ikut membaringkan diri di kursi lain, lelah sekali menempuh perjalanan ke sini. Namun, semua itu terbalas oleh tempat damai dan orang baik seperti Alexo. Oa mungkin mulai menaruh percaya karena aura laki-laki itu tak memancarkan permusuhan. Perjalanan ini membawa pelajaran penting, setelah ini ia harus bisa berubah menjadi lebih baik lagi.

“Kapan kau akan bangun, Lliya?”

🌷🌷🌷

Lliya terbangun, ia menatap sekeliling bingung. Tempat ini begitu unik sekaligus aneh. Ia belum pernah melihat bangunan terbuat dari batang pohon, akar, atau jamur sebesar bangku rias di kediamannya. Menoleh ke kiri, ia mendapati Oa tengah tertidur. Laki-laki itu seperti kelelahan, hal terakhir yang Lliya ingat begitu buram. Sepertinya, rasa lelah terlalu mendominasi, sehingga ia lupa kejadian sebelum dirinya tak sadarkan diri.

Tak lama terdengar suara pintu dibuka. Ia melihat seorang laki-laki berambut hijau tengah menatap dirinya dengan senyum ramah. Sosok itu berjalan ke tempat yang menurutnya adalah dapur. Kemudian, membuat segelas minuman aneh dan meletakannya di depan Lliya.

“Selamat datang, Lliya.”

Gadis itu terkejut, ia belum pernah bertemu apalagi memberitahukan namanya. Namun, lelaki itu sudahtahu lebih dulu. “Siapa kau?”

“Darah Campuran.”

Seolah mendapat air di tengah gurun, Lliya begitu bahagia. Ia bahkan tidak sadar sikapnya melonggar, tidak waspada. Air matanya mengalir begitu saja, tidak peduli jika Darah Campuran akan menertawakannya setelah itu. Zee, tunggu kedatanganku.

Alexo menghusap air mata Lliya. “Kau ke sini pasti memiliki tujuan. Katakan saja apa maumu.”

Lliya makin terkejut saat Darah Campuran mengatakan hal demikian. Ia mau berkata jujur, tetapi merasa waspada setelah menyadari dirinya berhadapan dengan Darah Campuran. Akhirnya, ia mengurungkan niat. Beberapa menit terlewat, Alexo masih setia menunggu. Jika lelaki itu berniat jahat, mungkin saja Lliya sudah tinggal nama. Namun, Alexo tak melakukan hal tersebut.

Alexo bersiul, beberapa burung kecil mendatanginya. Bahkan, hewan unik berupa gajah bewarna hijau, rusa, dan serigalan putih. Mereka datang tanpa ia suruh. Alexo melirik Lliya, gadis itu seperti takjub karena para hewan seolah menurut padanya. “Kau bisa mengatakan tujuanmu, atau perlu kuperjelas saja apa yang kau inginkan.”

“Kau tahu tujuanku?”

Anggukan singkat Alexo membuat Lliya terkejut. “Kau mencari penawar untuk kekasihmu, kan?”

“Kau … tahu dari mana?”

Alexo berdiri, kemudian tersenyum tipis. Ia pun keluar ruangan, kemudian mengangkat tangan. Suara bisik terdengar di setelahnya. Alexo pun menatap Lliya, ada raut wajah terkejut dan bingung di sana. “Para tanaman memberitahuku tujuanmu bersama Oa.”

“Jadi kau mengetahuinya dari tumbuhan?” teriak Oa yang sudah terbangun dan melihat Alexo seperti menggunakan kekuatan alam.

“Benar sekali.”

Ren datang membawa beberapa buah, lelaki itu membawa apapun yang dapat dikumpulkan. Ia menatap bingung Lliya, Oa, dan Alexo. Mereka melihat dirinya seperti pencuri, padahal Ren sudah izin terlebih dulu untuk mengambil beberapa buah. “Kenapa kalian melihatku seperti itu?”

“Bisa-bisanya kau mencari keuntungan saat seperti ini?” tunjuk Oa.

Ia tak peduli, kemudian melewati mereka. Sementara, Lliya dan Oa hanya mengembuskan napas. Saat ini tingkat kewaspadaan harus dinaikkan. Alexo bukan hanya mengetahui banyak hal yang belum dijelaskan, tetapi lelaki itu terlalu tenang oleh orang asing yang masuk ke wilayah ini.

“Jadi, kapan kalian akan mengambil penawar?”

Oa dan lliya saling berpandangan. “Secepatnya.”

🌷🌷🌷

My King [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang