Pilihlah salah satu takdirmu.
Semua kertas melayang, mengepung mereka. Beberapa menit akhirnya berjajar rapi siap dipilih. Ketiganya saling melempar pandangan. Semua kertas tertutup, tidak tahu apa isi dibaliknya. Oa pun meminta Ren untuk memilih, meski pemuda itu belum pernah mendapat tantangan seperti ini kecuali dibuat tersesat.
Salah satu kertas disentuh Ren, sedangkan lainnya menghilang tanpa bekas.
Memasuki hutan tak bersuara, maka penjajah harus diam.
ikutilah Kristal cahaya. Namun jangan sampai kegelapan menyertai.
Jauhi suara music pengantar tidur. Semua yang kau cari berada di sini.Mereka mengamati kertas itu, mencoba memecahkan tekai-teki. Bukan disesatkan melainkan diajak bermain oleh penjaga di sini. Padahal Llliya maupun Oa tidak ada niat jahat, tetapi perjalanan mereka kembali terhambat. Jika jawaban tak ditemukan, maka waktu yang tersisa untuk menemukan penawar makin berkurang. Lliya takut jika ia tak tepat waktu menyelamatkan nyawa Zeeron.
“Apakah tempat ini memiliki Kristal?” tanya Oa bingung.
Ren menatap sekeliling hutan. Di tempat seperti ini mana mungkin terdapat Kristal, kecuali sesuatu yang menyerupai benda asli. “Tuan dan Nona membawa lampu Kristal?”
“Ini.” Oa memberikan satu lampu Kristal.
Ren mengamati bentuk benda tersebut, pentagon dengan ujung lancip. “Kita hanya perlu mencari benda yang sama seperti ini.”
Keduanya mengangguk paham. Berjalan menembus kabut tebal disertai lampu Kristal. Mereka berpegangan tangan agar tak tersesat, beberapa kali menemukan benda menyerupai pentagon. Namun, tak pernah bercahaya. Hingga, mereka dihadapkan oleh dua jalur.
Di jalur kanan terdapat nyanyian burung hantu dengan jalan mulus tanpa lubang. Sedangkan, sisi lainnya memiliki bebatuan di sepanjang jalan. Mereka sesekali berdebat untuk menentukan jalan mana yang harus dipilih. Ketika ingin melangkah ke jalur kiri, suara alunan music pengantar tidur terdengar di jalan tersebut.
“Astaga! Apa ini?”
Sekarang music pengantar tidur terdengar di kedua sisi. Beberapa daun berguguran, menutupi jalan rusak. Segerombolan burung hantu muncul dari jalur kiri. Mereka makin bimbang memutuskan untuk memilih jalan mana.
“Hindari music pengantar tidur, ikuti Kristal cahaya, jangan sampai kegelapan menyertai,” gumam Lliya. Ia mengamati kedua jalan tersebut seksama. “Ayo, kita ambil jalur kiri.”
Oa menarik lengan Lliya. “Apa maksudmu? Bukankah jalur tersebut lebih banyak masalah dibanding jalur sebelah kanan?”
“Kau benar, Oa. Namun, lihat dengan benar. Daun-daun berguguran menutupi jalan rusak, ditambah semua burung hantu pergi dari jalur, sedangkan sisi lainnya masih terdengar nyanyian pengantar tidur,” jelas Lliya.
Ren mengangguk setuju oleh alasan Nonanya. “Mungkin kita bisa mengambil jalur kiri.”
Lliya dan Ren berjalan bersama meninggalkan Oa dalam kebingungan. Lelaki itu menggaruk kepalanya lantas menyusul teman perjalanan. Memang benar, mereka tidak terjatuh atau terluka saat daun-daun itu menutupi jalan yang rusak.
Beberapa burung hantu terbang berlawanan, digantikan seekor hewan bercahaya. Oa menyipitkan mata pada bentuk tubuh hewan tersebut. Pentagon, itu adalah petunjuk pertama. Mereka harus mengikuti makhluk kecil tersebut.
Lliya terkejut saat Oa pergi mendahuluinya, ia pikir laki-laki itu marah karena ditinggal. “Kau mau ke mana?”
Ren dan Lliya mengikuti Oa. Mereka mengikuti arah pandang laki-laki tersebut. Ternyata hewan kecil bercahaya di antara kabut tebal. Hewan itu terbang cepat, hingga mereka harus berlari kecil untuk menyusul. Beberapa menit berlalu, makhluk mungil itu menghilang. Sekarang mereka seolah tersesat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My King [TAMAT]
FantasyCinta membawa malapetaka. Kutukan pun tak dapat dihindari, menjadikan pangeran tertidur seperti Putri Tidur. Sang putri harus berkelana mencari penawar. Harapan selalu tersimpan di hati. Setiap perjalanan membawa banyak pelajaran untuk menjadi pemi...