Setelah melewati Bone Sale, keduanya melanjutkan perjalanan. Lampu Kristal kembali dinyalakan, dalam diam Lliya memperhatikan jam pasir. Benda itu membuat jantungnya terasa berdetak dua kali lebih cepat karena nyawa Zeeron berada pada benda tersebut. Tak mau membuat suasana hati dan pikirannya kacau, Lliya memasukkan kembali hourglass ke dalam saku.
“Kita akan ke mana lagi?” tanya Lliya.
Pemuda pemilik sayap putih itu menoleh. “Rock Mining.”
“Tempat itu tidak memiliki kabut setebal City Grave atau tumpukan tulang seperti labirin layaknya Bone Sale. Hanya saja ranah tersebut agak berisik ketika malam,” lanjut Oa.
“Berisik? Maksudmu?” Lliya mengernyit, tak paham. “Apa para hantu bernyanyi di malam hari di tempat itu?”
Gadis itu membuat Oa tertawa. Mana ada hantu menyanyi, makhluk tak kasat mata itu meski sering menganggu pendatang baru, tak mungkin melakukan hal konyol seperti itu. Sepertinya pikiran Lliya terkontaminasi oleh Lienn. “Jangan berpikir macam-macam, Nona. Kau ini.”
Lliya tersenyum malu. Semenjak memasuki wilayah ini, ia seperti dihadapkan sesuatu yang beragam. Cukup menegangkan, tetapi menyenangkan. Mungkin harus diakui jika tempat ini membuat pikirannya terus menerus berpikir negative, selain hawa tak menyenangkan ada juga hantu menyebalkan.
“Ya, mau bagaimana? Selain manusia ternyata ada banyak makhluk tak kasat mata yang menyebalkan,’kan?” gerutu Lliya.
“Benar. Tempat ini bukan sembarang bisa dimasuki. Bagi penduduk Light Kingdom yang berkunjung secara diam-diam seperti ini pasti memiliki banyak hambatan untuk mencapai tujuan. Mungkin karena taka da pengawal khusus Dark Kingdom yang membantu saat perjalanan.”
Lliya mengangguk. “Seperti pemandu wisata, begitu?”
“Benar.”
Tak terasa keduanya berbincang-bincang, akhirnya sampai di Rock Mining. Terdengar suara alat berat di sisi kanan-kiri serta debu beterbangan. Langkah terasa melambat saat debu halus tersebut menyesakkan pernapasan. Oa pun mencari sesuatu di dalam tas, selembar masker ia berikan.
Terlalu asik berbicara membuat Oa lupa akan wilayah ini. “Maaf, seharusnya kita menggunakan masker saat memasuki tempat ini. Di sini begitu banyak debu, harus menggunakan masker.”
Setelah menggunakan masker, mereka kembali berjalan. Kini, bukan lagi kabut yang menghalangi penglihatan, tetapi debu. Mirip berjalan di atas padang pasir, hanya saja di sini gelap gulita. Tanpa disadari, beberapa makhluk malam mulai mengintai.
“Malam makin larut, mengapa suara alat berat terdengar jelas?” tanya Lliya. Jika di Light Kingdom mungkin saja para Fallen Angel sudah tidur. Tidak banyak yang melakukan aktifitas di malam hari. Namun, tempat ini sepertinya aktif saat malam tiba.
Oa menyipitkan mata, rasanya ia kesulitan melihat ke depan. “Kau tahu bukan jika tulang di sini atau pun Light Kingdom hanya bisa digunakan saat malam karena mereka tak bisa bekerja di bawah sinar matahari?”
“Tentu, lantas?”
“Mereka dikendalikan saat malam untuk membantu para pekerja pertambangan. Hal itu dilakukan untuk mempercepat pekerjaan dan menghemat tenaga Fallen Angel. Energy yang digunakan untuk mengendalikan tulang tidak sebesar menggunakan kekuatan. Sebenarnya, Light Kingdom juga melakukan hal yang sama, tetapi tidak seperti tempat ini. Bekerja sampai matahari terbit, saat itulah para tulang akan berhenti serta para pekerja lainnya.”
Lliya mengangguk. Ini seperti ilmu untuknya, ternyata ia belum mengetahui banyak soal wilayah gelap ini. Perjalanan ini memberikan keutungan besar untuk dirinya belajar. Ilmu yang selama ini ia banggakan ternyata tidak ada bandingannya di hadapan Oa. Laki-laki itu berkeliling wilayah untuk mempelajari banyak ramuan, Lliya rasa tiap perjalanan yang dilewati membawa suatu hal baru.
“Kau tahu? Perjalanan ini seperti melatihku untuk mengetahui banyak hal. Mungkin ini adalah latihan sebelum memimpin Light Kingdom,” ujar Lliya sembari tersenyum sendu.
Oa tersenyum sekilas. “Kau benar. Sesuatu yang dilewati pasti membawa hal baru. Jadi, jangan memikirkan sesuatu menyedihkan. Harapan akan terus ada … setelah usaha dilakukan.”
Lliya menangis. Dalam jiwanya, ia berjanji untuk belajar lebih giat lagi sebelum masa kepemimpinan tiba. Akan ada banyak hal yang perlu dipahami, termasuk hal sepele. Ia dan Zeeron akan memimpin Light Kingdom beberapa tahun lagi. Semoga kau selamat, Zee.
Tiba-tiba sekelebat bayangan melewati keduanya. Lampu Kristal jatuh ke tanah, padam. Masing-masing bersiap memegang sejata. Mereka tidak sadar jika telah diikuti atau bahkan diincar. Suara tulang seperti di tempat sebelumnya kembali terdengar, angina kncang pun membuat debu menghalangi penglihatan.
“Apalagi ini,” gumam Lliya.
Lliya memukul angin, tetapi taka da apapun padahal ia yakin ada sesuatu tak jauh darinya. Salah satu Kristal yang menyimpan cahaya matahari pun dibuka. Kini, di tangannya terdapat cahaya seterang matahari saat terbit. Cukup membantu melawan gelap serta debu penghalang. Tak menemukan apapun di hadapannya, ia melangkah ke depan. Mengedarkan pandangannya sambil mengangkat telapak tangan yang bercahaya.
Entah bagaimana, debu dan angin seperti tornado yang mengegelilingi. Sekarang ia terjebak, kesulitan melihat. Cahaya di telapak tangannya mulai redup, tetapi belum padam. Lliya merasakan sesuatu di sisi kiri, ia pun mengibaskan tombak cahaya. Namun, tak ada apapun. Tempat ini seperti mempermainkan dirinya.
“Tunjukkan dirimu!” geram Lliya.
Hanya suara angin serta debu yang beterbangan. Lliya tertegun, ia meninggalkan Oa. Secepat mungkin ia kembali ke tempat tadi. “Oa, di mana kau?”Lliya menyesali perbuatan gegabahnya. Kini, lelaki itu tak ditemukan. Ia juga tak begitu memahami wilayah ini. Hanya Oa yang bisa memandu sampai keluar tanah ini. akhirnya, Lliya terduduk. Tanpa sadar air matanya mengalir.
“Kenapa aku begitu bodoh!” teriaknya.
Tak lama, terdengar suara teriakan tak jauh darinya. Cepat-cepat Lliya menghapus air mata lantas berlari menuju sumber suara. Jantungnya seolah diremas kuat saat Oa mengulurkan tangan---meminta bantuan. Di balik debu beterbangan, Lliya melihat sosok yang menarik Oa.
“Dasar tengkorak jelek!” Namun, Lliya terlambat menyelamatkan laki-laki itu. Oa telah dibawa, tersisa dirinya dalam kegelapan malam.
“Oa!”
🌷🌷🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
My King [TAMAT]
FantasyCinta membawa malapetaka. Kutukan pun tak dapat dihindari, menjadikan pangeran tertidur seperti Putri Tidur. Sang putri harus berkelana mencari penawar. Harapan selalu tersimpan di hati. Setiap perjalanan membawa banyak pelajaran untuk menjadi pemi...